• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Perempuan Pesantren: Penjaga Tradisi dan Pembawa Pembaruan

Perempuan pesantren memiliki peran yang sangat vital, baik sebagai penjaga tradisi maupun sebagai agen pembaruan

Muhammad Syihabuddin Muhammad Syihabuddin
31/07/2024
in Personal
0
Perempuan Pesantren

Perempuan Pesantren

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam lanskap pendidikan Islam di Indonesia, pesantren telah lama menjadi pusat pengembangan ilmu dan moralitas. Namun, peran perempuan dalam pesantren sering kali kurang kita angkat ke permukaan.

Padahal, perempuan pesantren memiliki peran yang sangat vital, baik sebagai penjaga tradisi maupun sebagai agen pembaruan. Artikel ini akan mengulas bagaimana mereka mampu menjaga warisan tradisi sekaligus membawa angin segar dalam dinamika pendidikan Islam di Indonesia.

Perempuan Sang Penjaga Tradisi

Perempuan pesantren sering kali kita anggap sebagai penjaga tradisi, terutama dalam hal pengajaran dan pemeliharaan nilai-nilai Islam. Mereka berperan penting dalam mentransmisikan ilmu agama dari generasi ke generasi.

Pengajaran Al-Quran, fiqh, tafsir, dan ilmu-ilmu agama lainnya banyak dilakukan oleh perempuan di lingkungan pesantren. Hal ini memastikan bahwa ajaran-ajaran Islam yang murni dan autentik tetap terjaga dan kita teruskan.

Selain itu, para perempuan ini juga sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat tradisional, seperti pengajian, dzikir bersama, dan perayaan hari-hari besar Islam. Mereka menjadi pilar yang memastikan bahwa tradisi-tradisi ini tetap hidup dan dipraktikkan oleh masyarakat sekitar pesantren. Dengan begitu, nilai-nilai Islam yang terkandung dalam tradisi tersebut terus terwariskan kepada generasi muda.

Baca Juga:

Menyemai Kasih Melalui Kitab Hadis Karya Kang Faqih

Filosofi Santri sebagai Pewaris Ulama: Implementasi Nilai Islam dalam Kehidupan Sosial

Ulama Perempuan sebagai Puser Bumi

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

Perempuan Sang Pembawa Pembaruan

Di sisi lain, para perempuan ini juga memainkan peran penting sebagai pembawa pembaruan dalam dunia pendidikan Islam. Salah satu contohnya adalah melalui inovasi dalam metode pengajaran.

Banyak perempuan di pesantren yang mengadopsi metode-metode modern dalam pengajaran, seperti penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mendukung proses belajar mengajar. Dengan demikian, pendidikan di pesantren menjadi lebih dinamis dan relevan dengan perkembangan zaman.

Selain itu, perempuan pesantren juga aktif dalam isu-isu sosial dan pemberdayaan. Mereka tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga keterampilan hidup yang berguna bagi santri perempuan untuk menghadapi tantangan dunia luar.

Program-program pemberdayaan ekonomi, pelatihan keterampilan, dan seminar-seminar tentang hak-hak perempuan sering diadakan di pesantren. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan di pesantren tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga berperan dalam memajukan dan memberdayakan komunitasnya.

Secercah Tantangan dan Harapan

Meskipun peran perempuan di pesantren sangat penting, mereka masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah stereotip gender yang masih kuat dalam masyarakat. Perempuan sering kali kita anggap hanya cocok untuk peran-peran domestik dan kurang diberi kesempatan untuk berkontribusi dalam bidang-bidang lain.

Namun, banyak para perempuan yang berhasil mematahkan stereotip ini dan menunjukkan bahwa mereka mampu menjadi pemimpin dan inovator.

Selain itu, akses terhadap pendidikan dan sumber daya juga menjadi tantangan tersendiri. Beberapa pesantren masih kurang memiliki fasilitas yang memadai untuk mendukung pembelajaran yang optimal. Oleh karena itu, perlu ada dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, untuk meningkatkan kualitas pendidikan di pesantren, khususnya bagi perempuan.

Perempuan di pesantren memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga tradisi dan membawa pembaruan dalam dunia pendidikan Islam di Indonesia. Mereka tidak hanya mentransmisikan ilmu-ilmu agama dan nilai-nilai Islam, tetapi juga berinovasi dalam metode pengajaran dan pemberdayaan sosial.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, mereka terus berjuang untuk memajukan komunitasnya dan membuktikan bahwa mereka adalah penjaga tradisi yang handal sekaligus agen pembaruan yang inspiratif.

Dengan dukungan yang tepat, para perempuan ini dapat terus berkontribusi secara signifikan dalam pembangunan bangsa. Baik dari segi pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Peran mereka yang unik dan multifaset layak untuk kita akui dan kita hargai. Mengingat mereka adalah pilar penting dalam menjaga warisan keilmuan Islam dan mampu beradaptasi sesuai dengan kebutuhan zaman. []

Tags: Perempuan PesantrenPerempuan UlamaPondok PesantrenSantriSantriwati
Muhammad Syihabuddin

Muhammad Syihabuddin

Santri dan Pembelajar Instagram: @syihabzen

Terkait Posts

Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Second Choice

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

30 Juni 2025
Tradisi Ngamplop

Tradisi Ngamplop dalam Pernikahan: Jangan Sampai Menjadi Beban Sosial

29 Juni 2025
Humor Seksis

Tawa yang Menyakiti; Diskriminasi Gender Di Balik Humor Seksis

26 Juni 2025
Kekerasan Seksual

Kekerasan Seksual Bisa Dicegah Kalau Islam dan Freud Ngobrol Bareng

26 Juni 2025
Menemani Laki-laki dari Nol

Bagaimana Mubadalah Memandang Fenomena Perempuan yang Menemani Laki-laki dari Nol?

25 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID