• Login
  • Register
Sabtu, 30 September 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Power Ranger Merah Muda dan Ekspektasi Feminitas Sejak Kecil

Masithoh Azzahro Lutfiasari Masithoh Azzahro Lutfiasari
18/07/2020
in Personal
0
Ilustrasi Oleh Nurul Bahrul Ulum

Ilustrasi Oleh Nurul Bahrul Ulum

52
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Sudah lama tidak menonton televisi, saya baru mengetahui bahwa serial Power Rangers ditayangkan kembali oleh salah satu saluran televisi Indonesia beberapa hari yang lalu. Gara-gara iklan tersebut, saya jadi mengingat-ingat bagaimana teman-teman perempuan saya waktu kecil dulu selalu berebut ingin menjadi Power Ranger merah muda ketika kami bermain perang-perangan.

Saya sendiri lebih sering memilih menjadi Ranger biru atau Ranger kuning, semata-mata karena malas berpartisipasi dalam drama perebutan yang justru menghabiskan waktu bermain kami tersebut. Tak jarang, hari sudah telanjur terlalu sore saat Ranger merah muda akhirnya terpilih, sehingga kami harus segera pulang jika tidak ingin kena omel ayah dan ibu sebab adzan Maghrib sebentar lagi berkumandang.

Alasan teman-teman perempuan saya begitu serius memperebutkan peran Ranger merah muda adalah karena pemeran pink Ranger selalu ‘lebih cantik’ daripada yellow Ranger, khususnya dalam versi Amerika. Ranger merah muda selalu digambarkan mempunyai sifat yang lebih feminin, dan tak jarang menjadi eye candy di antara para Ranger laki-laki. Jarang ada yang mau dengan sukarela memilih peran Ranger kuning (ketika saya memilih menjadi blue Ranger) karena dia selalu digambarkan lebih tidak feminin.

Sejarah asosiasi warna merah muda dengan femininitas

Pada tahun 2018, portal berita CNN menayangkan artikel yang berjudul The Complicated Gender History of Pink, yang menjelaskan bahwa sebelum abad ke-19, warna merah muda sebetulnya tidak diasosiasikan dengan femininitas ataupun perempuan.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Insecurity Laki-laki dan Strategi Ketahanan Mental Keluarga
  • Tidak Ada Keutamaan Dalam Perkawinan Poligami
  • Muhammad Abduh: Jika Nafsun Wahidah adalah Adam, Maka Adam yang Mana?
  • Tidak Ada Tafsir Al-Qur’an tentang Poligami

Baca Juga:

Insecurity Laki-laki dan Strategi Ketahanan Mental Keluarga

Tidak Ada Keutamaan Dalam Perkawinan Poligami

Muhammad Abduh: Jika Nafsun Wahidah adalah Adam, Maka Adam yang Mana?

Tidak Ada Tafsir Al-Qur’an tentang Poligami

Justru warna merah muda sempat dianggap menampilkan kesan lebih kuat sehingga pernah diasosiasikan dengan anak laki-laki, menurut sebuah artikel populer yang terbit di tahun 1918 yang dikutip oleh CNN. Masa pun bergulir hingga pada era 1920-an, seorang milyuner asal Amerika Serikat, Henry Huntington mempublikasikan dua lukisan abad ke-18 yang dia koleksi.

Salah satu lukisan yang berjudul “The Blue Boy” menampilkan gambar seorang anak laki-laki mengenakan baju biru, sedangkan lukisan yang lain yang berjudul “Pinkie” menampilkan gambar seorang anak perempuan berpakaian serba merah muda. Menilik sejarah bagaimana warna merah muda dikaitkan dengan femininitas tersebut, jelas tidak terdapat fakta ilmiah yang bisa dijadikan landasan atas asosiasi warna ini.

Pink Power Ranger dan konsep cantik yang lebih disukai

Berawal dari sebuah karya seni yang kemudian diinterpretasikan oleh banyak orang, bergulirlah konstruksi sosial mengenai warna merah muda tersebut. Budaya populer melestarikan dan merayakan konstruksi sosial ini, melalui pink Power Ranger contohnya.

Ranger merah muda hampir selalu diperankan oleh perempuan berambut pirang sebahu atau sepinggang dan sering memakai pakaian atau aksesoris warna pink dalam kesehariannya ketika sedang tidak menjadi Ranger.

Sementara itu, Ranger kuning diperankan oleh aktor dengan penampilan yang lebih bervariasi – terkadang aktor keturunan Afrika, terkadang keturunan Asia. Pemilihan pemeran ini sangat berpengaruh pada konsep “cantik” yang diyakini oleh teman-teman kecil saya.

Ketika suatu ketika pemeran Ranger pink bukanlah perempuan berambut panjang atau berambut pirang dan berkulit putih (Kaukasia), teman-teman saya akan berkomentar, “Lho, pink Ranger-nya kok jelek? Enggak suka, ah! Enggak cocok! Dia harusnya jadi Ranger kuning aja!”

Sembari mengingat-ingat kenangan masa kecil di atas, saya tersadar betapa pengalaman tersebut menunjukkan bahwa perempuan memang sudah dikonstruksi sedemikian rupa sejak kecil untuk lebih mengunggulkan femininitas, yang dilambangkan dengan warna pink atau merah muda.

Bersamaan dengan warna ini, ada simbol-simbol lain yang kemudian dipahami sebagai penanda kecantikan yang unggul, sekaligus femininitas yang lebih mudah dimengerti; rambut panjang, rambut pirang, dan kulit putih (Kaukasia). Ketika ada alternatif yang disuguhkan yang tidak memiliki penanda-penanda tersebut, benak anak-anak yang masih sederhana tidak mau atau kesulitan menerimanya.

Apabila konstruksi sosial tersebut tidak dipertanyakan dan ditantang, anak-anak akan kekurangan keragaman representasi dalam masyarakat, dalam hal ini kecantikan dan femininitas yang dapat diterima. Hal ini bisa jadi mempersulit anak-anak untuk untuk menerima keragaman yang setara ketika dewasa nanti.

Skenario terburuknya mungkin akan berujung pada sikap seksis dan misoginis, kecenderungan untuk mempraktekkan body-shaming, atau bahkan perilaku rasis. Resiko-resiko tersebut bukannya tidak dapat dikoreksi pada usia dewasa, namun mencegahnya terjadi sedari dini dengan menghadirkan representasi yang inklusif dalam tontonan, bacaan, atau sumber budaya populer lainnya untuk anak-anak tentu akan jauh lebih baik. []

Masithoh Azzahro Lutfiasari

Masithoh Azzahro Lutfiasari

Terkait Posts

Nafsun wahidah

Muhammad Abduh: Jika Nafsun Wahidah adalah Adam, Maka Adam yang Mana?

30 September 2023
Tadarus

Refleksi Tadarus Subuh: Banyak Perempuan Masa Nabi Saw Ikut Bela Negara

29 September 2023
Ning Sheila Hasina

Melawan Catcalling dengan Elegansi ala Ning Sheila Hasina

29 September 2023
tabarruj

Misrepresentasi Tafsir Ayat Tabarruj di Media Sosial

26 September 2023
Lagu Teman temanku Udah Nikah Aku Masih Nonton SpongeBob

Melihat Relasi Pertemanan dalam Lagu “Teman-temanku Udah Nikah Aku Masih Nonton SpongeBob”

26 September 2023
Perempuan Haid

Benarkah Perempuan Haid itu Kotor dan Najis?

24 September 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Al-Qur'an Poligami

    Al-Qur’an Menegaskan Monogami bukan Poligami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dalil Tentang Larangan Berbuat Kerusakan di Muka Bumi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jiwa yang (Seharusnya) Bersedih: Laki-laki yang Tak Boleh Menangis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membincang Misi Sosial Profetik Nabi Muhammad SAW

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ashoka Indonesia Kembali Mengadakan Mitigasi Krisis Iklim Melalui SICI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Insecurity Laki-laki dan Strategi Ketahanan Mental Keluarga
  • Tidak Ada Keutamaan Dalam Perkawinan Poligami
  • Muhammad Abduh: Jika Nafsun Wahidah adalah Adam, Maka Adam yang Mana?
  • Tidak Ada Tafsir Al-Qur’an tentang Poligami
  • Membincang Misi Sosial Profetik Nabi Muhammad SAW

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist