• Login
  • Register
Sabtu, 30 September 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Perlukah Merayakan Valentine Day?

Reni Sujinah Reni Sujinah
21/02/2020
in Pernak-pernik
0
Valentine Day

Valentine

27
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mengingat bulan ini Februari, dan ketika saya pergi ke beberapa mall di kota yang saat ini kutinggali, terpajang pernak pernik gambar dan hiasan love, cupit, coklat dan bunga. Tau kan cupit, dewa cinta yang biasa digambarkan seperti anak kecil yang membawa panah itu. Saya semakin tergerak untuk sedikit menuliskan tentang valentine day yang biasa dirayakan pada pertengahan februari ini. Sore itu saya pergi ke sebuah coffeshop dan pelayan menawari ”mba mau promo valentinenya tidak”. Seolah menarik sekali untuk dikaji, sebuah hari yang bisa dijadikan trik marketing dalam beberapa pebisnis. Apasih valentine day itu? Sejarah awalnya gimana? Hukum merayakannya apa? Kok bisa banyak yang merayakan? Banyak sekali pertanyaan yang muncul ketika mendengan valentine day.

Pada jaman kekaisaran Romawi kuno, 14 Februari diperingati sebagai hari pernikahan Dewa Zeus dan Dewi Hera. Karena Dewa Zeus dan Dewi ini Kakak Beradik maka masyarakat menganggap ini tidak baik, tetapi karena sudah keputusan maka tetap harus dirayakan. Perayaannya dimulai pada tanggal 14 Februari, fungsinya untuk mensucikan kota dari roh jahat, menjaga kesehatan dan mencegah kemandulan. Festival Lupercalia mereka biasa menyebutnya. Perayaan dilakukan dengan ritual penguburan dua ekor kambing dan seekor anjing. Peringatan Lupercaria hingga saat ini masih diperingati oleh Negara Inggris dan Perancis, mereka memperingatinya dengan cara mencari pasangan melalui undian, yang biasa disebut Love Lotre. Hal ini menurut saya sangat merugikan pihak perempuan, karena dijadikan seperti barang yang begitu saja dijadikan pilihan tanpa harus memilih.

Nah kalo perayaan Valentine merugikan seperti di Inggris dan Prancis pada jaman dulu jangan ditiru yaa. Hal yang merugikan tidak akan membawa kabaikan, baik itu yang dirugikan perempuan atau laki-laki. Tetap saja keduanya manusia, dan manusia harus diperlakukan seperti manusia pada umumnya, pastinya tidak boleh diperlakukan secara kriminal.

Valentine sendiri diambil dari nama pendeta yaitu Saint Valentine, beliau ini seorang pendeta di Roma pada saat kekaisaran Claudius. Kaisar pada saat itu sangat berambisi untuk memiliki pasukan militer yang besar dan kuat, tetapi rakyat lelakinya tidak mendukung penuh karena harus berpisah dengan istrinya saat berjuang di medan pertempuran. Seperti sedang gegabah, Kaisar membuat keputusan larangan menikah pada rakyatnya, tetapi ada 1 pendeta yang tidak sepakat yaitu Saint Valentine, dia melakukan pemerkatan secara diam-diam kepada rakyat yang ingin menikah, lambat laun waktu hal itu terbongkar dan Kaisar memerikan hukuman mati pada Saint Valentine. Dan hukuman itu terjadi pada tanggal 14 Februari.

Menurut Andy Kelly, seorang ahli bahasa Inggris dari University of California, Los Angeles, memberikan pengertian Valentine dengan mengatakan, “Itu adalah hari di mana semua burung memilih pasangannya dalam setahun,” kata Kelly. “Tak lama setelahnya, dalam satu generasi, orang-orang mengambil ide untuk merayakan Valentine sebagai hari kasih sayang.”

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Fiqh: Metode Pemilihan Ragam Pandangan
  • Kaidah Fiqh dapat Menjadi Rujukan dalam Membaca Realitas
  • Pengalaman Perempuan Pada Masa Nabi Saw Menjadi Kajian Ilmu Fiqh Khusus
  • Mengembalikan Khittah Cinta

Baca Juga:

Fiqh: Metode Pemilihan Ragam Pandangan

Kaidah Fiqh dapat Menjadi Rujukan dalam Membaca Realitas

Pengalaman Perempuan Pada Masa Nabi Saw Menjadi Kajian Ilmu Fiqh Khusus

Mengembalikan Khittah Cinta

Valentine yang menjadi referensi Chaucer mungkin adalah Santo Valentine dari Genoa yang meninggal pada 3 Mei. Tetapi orang-orang pada saat itu tidak begitu akrab dengan sosok itu. Mereka lebih akrab dengan kisah Valentine dari Roma dan Terni yang dieksekusi pada 14 Februari yang lantas dikaitkan dengan cinta.

Seiring berjalannya waktu, Valentine dirayakan sebagai hari kasih sayang. Mirisnya, banyak orang yang tidak tahu menau sejarah Valentine, tetapi mereka ikut serta merayakan hari kasih sayang ini. Di Indonesia sendiri, biasanya pasangan remaja bertukar bunga dan coklat sebagai bentuk kasih sayang di hari Valentine.

Menurut saya, sah sah saja seseorang merayakan hari kasih sayang, selama masih dengan cara baik-baik yang tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Menunjukkan kasih sayang kita kepada orang lain memang bisa dilakukan setiap waktu, dengan cara memberi hadiah atau kejutan untuk orang tersayang. Dengan begitu kita bisa menyenangkan orang lain.

Ada beberapa tips merayakan hari kasih sayang agar tidak menjerumuskan kita pada hal negatif, yaitu; pertama, Merayakan dengan cara baik-baik dan tidak melakukan kekerasan atau pun hal yang dilarang agama seperti: seks bebas atau mabuk-mabukan; Kedua, tidak mengarahkan kepada kecintaan yang mengundang syahwat, seperti yang Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin katakan mengapa Valentine haram, karena mengantarkan kepada kecintaan birahi; dan Ketiga, tetap dalam kekonsistenan mengimani ajaran agama masing-masing, dalam artian tidak merayakan Valentine karena ingin disebut nasrani.

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (Al-Mumtahanah: 8).

Dari ayat diatas dapat kita ambil pelajarannya yang terkandung di dalamnya, kita harus berbuat adil dan tidak mendzalimi siapapun, meskipun berbeda agama, jika mereka tidak memerangi kita, maka kita pun harus berbuat baik. Kita tidak boleh melarang mereka (orang non muslim) untuk merayakan hari kasih sayang, tetapi jika mereka merayakannya dengan merugikan kita maka kita harus melarang mereka melakukan itu.[]

Tags: fiqhfiqh mubadalahilmu fiqhValentineValentine Day
Reni Sujinah

Reni Sujinah

Terkait Posts

Poligami al-Qur'an

Tidak Ada Anjuran Poligami Dalam Al-Qur’an

30 September 2023
Poligami

Tidak Ada Keutamaan Dalam Perkawinan Poligami

30 September 2023
Poligami

Tidak Ada Tafsir Al-Qur’an tentang Poligami

30 September 2023
Al-Qur'an Poligami

Al-Qur’an Menegaskan Monogami bukan Poligami

30 September 2023
Nabi Muhammad Saw

Nabi Muhammad Saw: Sosok Sang Pemimpin Besar

29 September 2023
Jiwa yang Bersedih

Jiwa yang (Seharusnya) Bersedih: Laki-laki yang Tak Boleh Menangis

29 September 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Al-Qur'an Poligami

    Al-Qur’an Menegaskan Monogami bukan Poligami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dalil Tentang Larangan Berbuat Kerusakan di Muka Bumi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jiwa yang (Seharusnya) Bersedih: Laki-laki yang Tak Boleh Menangis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membincang Misi Sosial Profetik Nabi Muhammad SAW

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ashoka Indonesia Kembali Mengadakan Mitigasi Krisis Iklim Melalui SICI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Tidak Ada Anjuran Poligami Dalam Al-Qur’an
  • Insecurity Laki-laki dan Strategi Ketahanan Mental Keluarga
  • Tidak Ada Keutamaan Dalam Perkawinan Poligami
  • Muhammad Abduh: Jika Nafsun Wahidah adalah Adam, Maka Adam yang Mana?
  • Tidak Ada Tafsir Al-Qur’an tentang Poligami

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist