• Login
  • Register
Sabtu, 3 Juni 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Yuk, Wujudkan Kesantunan Berkomentar di Media Sosial!

Kehidupan media sosial hari ini terasa ‘keras’ karena jempol netizen yang lihai dalam berkomentar. Siapa saja bisa menjadi pelaku dan korban karena komunikasi agresif tidak pandang bulu, umur, harta pun tahta

Fatimah Yusuf Fatimah Yusuf
16/10/2021
in Personal
1
Media Sosial

Media Sosial

525
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Saya masih ingat betapa tidak nyamannya menjadi terpinggirkan. Beberapa waktu lalu di sebuah grup WhatsApp, saya mendapati bahwa bahkan orang terdekat sekalipun bisa menyerang tanpa ampun. Jika penyerangan hanya sekali, maka lumayan mudah untuk ditoleransi. Namun, lain cerita bila hal tersebut kembali dan terus terjadi.

Warna interaksi di media sosial berupa agresi kian marak. Laporan dari Digital Civility Index (DCI) yang pernah rilis menyatakan tingkat kesopanan warganet Indonesia berada di peringkat terbawah se-Asia Tenggara. Seorang pengamat media sosial, Ismail Fahmi, kemudian mengemukakan pendapatnya bahwa masyarakat internet dapat lebih bebas berpendapat karena polarisasi.

Terbentuknya polarisasi disebabkan oleh paparan informasi selama berinternet hanya dari satu arah atau perspektif. Kehadiran media sosial tidak akan membuka wawasan masyarakat sebab diskusi sehat dan santun tidak memperoleh ruang (Wahid dan Fahmi, 2016). Pihak yang melakukan agresi merasa pantas melukai orang lain atas klaim kebenaran yang hanya sepihak.

Komunikasi agresif (verbal aggressiveness) menurut Infante dan Wigley (1986), merupakan komunikasi yang disampaikan seseorang dengan cara menyerang konsep diri orang lain. Tujuannya, agar pihak yang diserang merasakan sakit secara psikologis melalui pesan-pesan verbal. Hal itu dilakukan secara sengaja karena didasari oleh kebencian dan berada pada tataran individu.

Kumpulan individu yang melek internet atau netizen, menginterpretasi kenyataan untuk selanjutnya mengekspresikannya di media sosial. Komunikasi agresif ini bersifat destruktif atau merusak hubungan antarmanusia.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Maria Ulfah Santoso, Perempuan Yang Ikut Berkontribusi Lahirnya Pancasila
  • Hari Lahir Pancasila, dan Sekian Tantangan yang Kita Hadapi
  • Dunia Konsumsi: Tantangan Beragama dalam Ruang Digital
  • Kepemimpinan Perempuan Dalam Islam

Baca Juga:

Maria Ulfah Santoso, Perempuan Yang Ikut Berkontribusi Lahirnya Pancasila

Hari Lahir Pancasila, dan Sekian Tantangan yang Kita Hadapi

Dunia Konsumsi: Tantangan Beragama dalam Ruang Digital

Kepemimpinan Perempuan Dalam Islam

Kehidupan media sosial hari ini terasa ‘keras’ karena jempol netizen yang lihai dalam berkomentar. Siapa saja bisa menjadi pelaku dan korban karena komunikasi agresif tidak pandang bulu, umur, harta pun tahta. Di berbagai platform media sosial, selalu ada individu-individu yang merasa superior untuk beragresi.

Pada umumnya, agresi verbal tidak jauh berbeda dengan agresi fisik. Keduanya sama-sama dilakukan untuk menghina, mengolok-olok dan merendahkan orang lain (Hample, 2008). Sifat destruktif dari komunikasi ini membawa dampak pada terganggunya kesehatan mental. Untuk kasus yang ekstrem, bunuh diri bisa menjadi risiko yang tidak terelakkan.

Walaupun kita tidak bisa mengontrol perilaku orang lain, tetapi tentu saja, setiap orang harus mengupayakan iklim bersosial yang aman dan menentramkan bagi diri sendiri maupun bagi individu lainnya.

Kesantunan berkomentar menjadi ‘rem’ yang perlu ada untuk mengendalikan insting agresi kita yang menghancurkan. Menurut Heri Kusmanto, ada 6 macam strategi kesantunan positif yang dapat dicontoh dalam bermedia sosial. Berikut uraiannya.

  1. Memperhatikan Keinginan Mitra Tutur

Salah satu cara memperbaiki kualitas komunikasi di media sosial adalah memperhatikan keinginan mitra tutur. Upaya ini dilakukan untuk mengembangkan karakter peduli terhadap sesama manusia. Dengan peduli, kita akan menjadi pengguna media sosial yang bijaksana dan akhirnya akan tercipta literasi media dengan basis literasi humanitas.

Contoh perhatian yang bisa diberikan kepada mitra tutur, yakni; menanyakan kabar, mendoakan kesehatan, mendukung kesuksesan, dan berempati pada pengalaman mitra tutur.

  1. Menunjukkan Rasa Percaya Diri

Terkadang, kita juga tidak sadar bila kata-kata yang diketik oleh jempol bisa membuat orang lain kehilangan semangat dan rasa percaya diri. Kita luput mengakui dan menghargai usaha mereka.

Perlunya memberikan komentar yang bermakna percaya diri adalah agar mitra tutur lebih termotivasi ketika melakukan aktivitasnya. Penutur yang mengapresiasi usaha dan mitra tutur yang diapresiasi usahanya, sama-sama mendapatkan semangat. Maka, semoga tuturan ini tidak lazim lagi disepelekan.

  1. Menggunakan Penanda Identitas dalam Berkomentar

Tujuan dari penggunaan penanda identitas yaitu untuk membangun kedekatan antara penutur dengan mitra tutur. Penanda yang biasa digunakan seperti bentuk sapaan, dialek, dan jargon. Dalam aktivitas komunikasi, penanda identitas sebagai strategi untuk memberikan penghargaan dan kesan lebih santun terhadap mitra tutur. Selain itu, strategi ini dapat mewujudkan keakraban dalam berkomunikasi.

  1. Memberikan Pertanyaan yang Tidak Menjebak

Realitas media sosial masa kini merupakan realitas orang-orang yang tidak mampu berhati-hati ketika mengajukan pertanyaan. Seorang figur yang memberi pernyataan atau melakukan sesuatu kerap diserang oleh netizen dengan pertanyaan yang tidak relevan. Banyak yang hanya mengandalkan prasangka sebagai jembatan komunikasi. Akibatnya, terbentuklah mental menuduh, memfitnah, dan menghukum orang lain.

Untuk itu, poin berikutnya yang harus diperhatikan adalah dengan memberikan pertanyaan yang tidak menjebak mitra tutur. Maksud dari memberikan pertanyaan yaitu untuk mendapatkan penjelasan atau klarifikasi mengenai suatu hal kepada yang bersangkutan. Ketika meminta klarifikasi, penutur pun perlu menyertakan bukti-bukti yang akurat.

  1. Melibatkan Mitra Tutur dalam Aktivitas Tuturan

Pelibatan mitra tutur merupakan strategi yang memiliki manfaat yang sama seperti menggunakan penanda identitas; membangun kedekatan di antara penutur dan mitra tutur.

Penggunaan kata kita sebagai bentuk kesantunan yang melibatkan mitra tutur dalam komunikasi yang berlangsung. Mitra tutur tentu merasa senang dan diperhitungkan keberadaannya. Dari sini dapat dipahami bahwa komunikasi yang berlangsung adalah komunikasi dua arah, antara penutur dan mitra tutur. Bukan sebaliknya, komunikasi tunggal atau yang berperan sebagai subjek hanya satu orang.

  1. Mengintensifkan Perhatian kepada Mitra Tutur

Strategi kesantunan terakhir yang dapat diwujudkan yaitu memberikan perhatian yang intensif kepada mitra tutur. Siapa pun pasti ingin diberi perhatian yang sungguh-sungguh tidak hanya sekali atau dua kali. Praktik strategi ini yaitu dengan memberi dukungan kepada mitra tutur terkait sesuatu yang dikerjakannya.

Setelah mengenali berbagai strategi kesantunan tersebut, semoga kita bisa merealisasikan komentar yang sehat dan nyaman bagi semua orang. Mudah-mudahan kita mampu mendahulukan akal dan hati nurani daripada dua ibu jari. []

Tags: IndonesiaKesantunankomunikasimedia sosialWarganet
Fatimah Yusuf

Fatimah Yusuf

Perempuan yang biasa dipanggil Ima atau Imon, suka membaca buku dan sesekali meresensi. Tertarik mendengar lagu indie yang memuat lirik-lirik kontemplasi. Saat ini menjadi anggota Puan Menulis.

Terkait Posts

Korban Kekerasan Seksual

Laki-laki Bisa Menjadi Korban Kekerasan Seksual

1 Juni 2023
Nilai Perempuan

Bergantung pada Status, Nilai Perempuan Lebih dari Itu Part II

31 Mei 2023
Bidadari Surga

Bolehkah Kita Semua Memimpikan Bidadari Surga?

30 Mei 2023
Women's March Jakarta

Women’s March Jakarta 2023: Sudahi Bungkam, Lawan!

30 Mei 2023
Nilai Perempuan

Bergantung pada Status, Nilai Perempuan Lebih dari Itu Part I

27 Mei 2023
Fenomena Fast Beauty

Perempuan dan Masalah Lingkungan dari Fenomena Fast Beauty

26 Mei 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Maria Ulfah Santoso

    Maria Ulfah Santoso, Perempuan Yang Ikut Berkontribusi Lahirnya Pancasila

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Childfree sebagai Pilihan Hidup

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewi Suhita, Ratu Majapahit : Sosok di Balik Tegarnya Karakter Alina Suhita

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Unearthing Muarajambi Temples: Menyingkap Kemegahan Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mendengarkan Suara Perempuan Korban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Prinsip Kesetaraan Dalam Islam
  • Peran Putri Owutango dalam Perkembangan Islam di Gorontalo
  • Keadilan Bagi Perempuan Harus Didasarkan Pada Hak Asasi Manusia
  • Menilik Relasi Gender dalam Agama Budha
  • Mendengarkan Suara Perempuan Korban

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist