• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Geetha, Bukti Perempuan Nggak Hanya Berkutat di Sumur, Dapur dan Kasur!

Melarang perempuan untuk menempati posisi strategis, sama halnya menghambat terlahirnya Geetha-Geetha selanjutnya, maka perlakukan perempuan layaknya manusia yang setara dengan laki-laki

Hoerunnisa Hoerunnisa
13/08/2021
in Film
0
Perempuan

Perempuan

308
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Weekend bagiku adalah hari santai sedunia, karena di hari itu aku bisa rebahan dengan gembira tanpa beban kerjaan, tugas kuliah ataupun kesibukan lain yang mengikat. Biasanya aku menikmati hari santai ini dengan menonton film sepanjang hari. Bagiku menonton juga proses pembelajaran, karena dalam proses tersebut, banyak manfaat yang bisa kita ambil.

Seorang temanku merekomendasikan salah satu film, yang katanya wajib banget aku lihat. Setelah aku tonton “waw ini film memang wajib ditonton oleh semua perempuan sih, keren banget enggak ada tandingannya!” dengan menonton film ini, aku cukup termotivasi bahwa menjadi empowerd woman yang senantiasa menyebarkan kebaikan dan manfaat untuk orang lain.

Ya, Raatchasi (2019) judulnya, film tersebut diproduksi di Kollywood yang merupakan saingan dari Bollywood, yang berbasis di negara bagian Tamil Nadu. Film ini disutradarai dan ditulis oleh Sy Gowthamtaj pada tahun 2019 telah memiliki tempat dihati masyarakat, hal ini terbukti dari beberapa penghargaan di India dan negara lainnya.

Saya sebut film ini sebagai film pendidikan, kenapa? Karena pembahasannya berkutat pada dunia pendidikan, dari mulai tempat sekolah, tata kelola pendidikan, metode pembelajaran sampai pada strategi pengembangan minat dan bakat siswa.

Ceritanya dimulai dari seorang perempuan yang bernama Geethaa Rani yang datang dari kota untuk menjadi kepala sekolah di salah satu sekolah negeri di desa pelosok.  Hari pertama masuk sekolah, semua dari mulai guru, struktural sekolah, bahkan siswanya sekalipun meremehkan kemampuan Geetha, dengan alasan karena dia seorang perempuan.

Baca Juga:

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Sejak menginjakkan kaki di depan sekolah, Geetha melihat pemandangan yang begitu tidak menyenangkan, dari mulai pagar yang rusak, bangunan sekolah yang kumuh, siswa-siswi yang berkeliaran, guru yang tidak serius mengajar, dan struktur sekolah yang tidak kompeten, bahkan anggaran keuangan yang tidak jelas juga. Wah PR Geetha banyak sekali ya!

Untung Geetha adalah seorang perempuan cerdas, pekerja keras, kuat dan tidak mudah menyerah, sehingga bisa memudahkannya dalam menyelesaikan semua masalah itu satu persatu. Di hari pertama saja Geetha sudah melakukan beberapa perubahan terhadap sekolah tersebut, keren sekali!

Karena Geetha seorang perempuan dengan potensi mumpuni, untuk merubah sekolah tersebut Geetha menyusun strategi yang ditulisnya di papan tulis dengan apik dan melihat permasalahan serta solusi dari berbagai sudut pandang yaitu murid, struktur sekolah, guru dan orang tua murid. Karena baginya mereka adalah satu kesatuan yang mempengaruhi tumbuh dan majunya sekolah tersebut.

Di hari pertama, Geetha  mengumpulkan seluruh murid di lapangan sekolah dan memberikan banyak sekali petuah. Karena secara kebiasaan murid di sekolah tersebut cenderung tidak serius belajar, ini terlihat jelas pada saat jam pelajaran banyak murid yang kabur, berkeliaran di lapangan, merokok, berkelahi dan bahkan hanya nongkrong di warung.

Geetha memotivasi siswa untuk serius belajar dan menggunakan waktu sebaik mungkin, bukan hanya itu Geetha juga menyediakan hari liburnya untuk belajar bareng dengan semua murid untuk menggali segala potensi diri setiap muridnya. Ternyata banyak dari mereka yang benar-benar memiliki bakat, tetapi malu dan tidak percaya diri karena sebelumnya tidak ada ruang ekspresi bagi mereka.

Di hari selanjutnya, Geetha membenahi cara mengajar guru, yang dimana hampir semua guru cenderung tidak memikirkan pemahaman dan cara penyampaian materi pada murid, bahkan ada guru yang hanya sibuk bermain Handphone. Geetha menekan semua guru untuk benar-benar bisa memahami materi pembelajaran serta menerapkan metode belajar yang lebih interaktif dengan siswa.

Geetha berhasil melakukan itu! Mulai dari sana guru-guru rajin memahami materi dan mengajar dengan cara yang menyenangkan dan interaktif, yang dimana hal tersebut mempengaruhi pada tingkat pemahaman dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Di hari selanjutnya, Geetha benar-benar merenovasi hampir semua bangun sekolah lho! Kini sekolah tersebut benar-benar sekolah dengan wajah baru di setiap sudutnya. Langit yang cerah tampak serasi dengan warna dinding sekolahnya, bukan hanya itu setiap lukisannya pun ikut melengkapi.

Hari selanjutnya, Geetha memecat wakil kepala sekolah, karena menurutnya dia tidak serius dan secara kinerja kerjanya pun sangat buruk. Datang ke sekolah seenaknya, sampai di sekolah numpang duduk manis sambil selap selip dana sekolah ke sakunya. Walaupun wakil kepala sekolah tersebut menerimanya, tetapi berujung pada balas dendam.

Kemudian, di hari berikut Geetha mengadakan pertemuan dengan orang tua murid. Dalam pertemuan tersebut Geetha mengajak setiap orang tua untuk sama-sama memajukan sekolah tersebut dengan cara selalu mendorong dan memotivasi anaknya untuk semangat belajar.

Keren bukan Geetha? Dari segala pencapaiannya membuat Pamalingam seorang kepala sekolah swasta yang cukup terkenal dan elite daerah sana merasa tertandingi oleh sekolah negeri tersebut. Pamalingam sangat ketakutan soal suatu saat nanti sekolah swasta tersebut melampau sekolahnya.

Eh ternyata firasatnya betul, sekolah negeri tersebut mengalahkan keunggulan sekolahnya, dari mulai fasilitas, guru serta prestasi muridnya. Hal tersebut membuat Pamalingam murka, dan ingin sekali menghancurkan Geetha seorang perempuan yang merubah sekolah negeri tersebut menjadi sekolah dengan segudang prestasi.

Segala cara dilakukan oleh Pamalingam, dari mulai kerja sama dengan mantan wakil kepala sekolah negeri itu, mengancam Geetha, memberi Geetha uang, mengirim preman sampai memfitnah Geetha hingga  ia diseret polisi. Tetapi Geetha lewati semua itu dengan gembira dan tenang, kok bisa ya? Karena semua orang sudah merasakan kebaikannya, maka banyak sekali yang membelanya, apa lagi pada saat Geetha di kantor polisi, dan enggak habis pikir dia masih menyempatkan baca buku dan tetap tenang.

Geetha adalah bukti, bahwa perempuan enggak  hanya bisa berkutat dalam dunia dapur, kasur dan sumur, dia bisa terbang sebebas-bebasnya untuk senantiasa menyebarkan kebaikan dan manfaat demi terciptanya masyarakat yang adil, contohnya adil di dunia pendidikan yang dilakukan oleh Geetha.

Geetha juga adalah bukti, bahwa perempuan bisa menjadi pemimpin yang cerdas dan keren yang belum tentu sebagian laki-laki bisa melakukannya. Melarang perempuan untuk menempati posisi strategis, sama halnya menghambat terlahirnya Geetha-Geetha selanjutnya, maka perlakukan perempuan layaknya manusia yang setara dengan laki-laki. []

Tags: FilmFilm IndiaGendergurukeadilanKesetaraanpemimpin perempuanpendidikanPeran Perempuanperempuan
Hoerunnisa

Hoerunnisa

Perempuan asal garut selatan dan sekarang tergabung dalam komunitas Puan menulis

Terkait Posts

Film Pendek Memanusiakan Difabel

Film Pendek Memanusiakan Difabel: Sudahkah Inklusif?

7 Mei 2025
Film Aku Jati Aku Asperger

Komunikasi Empati dalam Film Aku Jati Aku Asperger

5 Mei 2025
Film Pengepungan di Bukit Duri

Film Pengepungan di Bukit Duri: Bagaimana Sistem Pendidikan Kita?

3 Mei 2025
Otoritas Agama

Penyalahgunaan Otoritas Agama dalam Film dan Drama

25 April 2025
Film Indonesia

Film Indonesia Menjadi Potret Wajah Bangsa dalam Menjaga Tradisi Lokal

17 April 2025
Film Bida'ah

Film Bida’ah: Ketika Perempuan Terjebak Dalam Dogmatisme Agama

14 April 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!
  • KB dalam Pandangan Islam
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version