• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Bagaimana Sesungguhnya Sifat dan Perilaku Nabi Saw itu?

Anas bin Malik, sahabat Nabi yang saban hari di rumah dan melayani beliau selama sepuluh tahun memberikan kesaksiannya tentang sifat dan pribadi Nabi yang mulia itu

KH. Husein Muhammad KH. Husein Muhammad
06/11/2021
in Hikmah
0
Biografi Jamal Al-Banna dan Gagasan Fiqh Baru

Biografi Jamal Al-Banna dan Gagasan Fiqh Baru

92
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Hampir saban hari kita melihat, mendengar dan menyaksikan baik di medsos maupun di ruang publik, banyak orang menghambur-hamburkan kata-kata kasar, kemarahan, menghina, mencaci dan sejenisnya. Bahkan sebagian mereka ada yang gemar mengadu domba dan menuduh sesat atau kafir orang lain sesama muslim/mukmin.

Orang-orang itu mengaku umat/pengikut setia Nabi Muhammad Saw. Malahan mereka selalu mengajak atau menyerukan masyarakat untuk mengikuti dan meneladani Nabi secara “kaffah”.  “Orang Islam yang tidak mengikuti Nabi adalah sesat atau kafir”, ucap sebagian mereka. Banyak orang yang terpengaruh dan percaya pada ucapan atau orasi mereka yang sering berapi-api itu.

Bagaimana sesungguhnya sifat dan perilaku Nabi Saw itu? Apakah beliau memang suka mengucapkan kata-kata kasar, buruk dan gemar menyakiti hati orang?

Al-Quran menginformasikan kepada kita tentang sifat dan kepribadian Nabi. Salah satunya melalui ayat ini :

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

Baca Juga:

Kisah Rumi, Aktivis, dan Suara Keledai

Hari Kemenangan dan 11 Bulan Kemudian

Doa Rasulullah dan Ulama Salih di Akhir Ramadan

Lailatul Qadar, sebagai Momentum Muhasabah Diri

“Maka berkat anugerah kasih Allah  kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Andaikata saja kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri darimu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka pasrahkan semuanya kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang pasrah kepada-Nya”.(Q.S. Ali Imran, 159).

Anas bin Malik, sahabat Nabi yang saban hari di rumah dan melayani beliau selama sepuluh tahun memberikan kesaksiannya tentang sifat dan pribadi Nabi yang mulia itu :

عن أنس رضي الله عنه  خدمتُ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم عشرَ سنين ، فما سبَّني سبَّةً قط ، وَلاَ ضَرَبَنِي ضَرْبَةً، وَلاَ انْتَهَرَنِي، وَلَا عبَسٌ فِي وَجْهِي، وَلَا أَمَرَنِي بِأَمْرٍ فَتَوَانَيْتُ فِيهِ فَعَاتَبَنِي عَلَيهِ، فَإِنْ عَاتَبَنِي أَحَدٌ مِنْ أَهْلِهِ قَالَ : دَعُوهُ ، فَلَوْ قُدِّرَ شَيءٌ كَانَ.

“Aku membantu Nabi selama sepuluh tahun. Beliau tidak pernah sekalipun berkata-kata kasar, tidak pernah menyakitiku, tidak pernah membentakku, tidak pernah menunjukkan wajah masam di depanku, dan bila menyuruh aku melakukan sesuatu lalu aku terlambat, beliau tidak pernah memarahiku. Bahkan bila ada salah seorang keluarganya memarahiku, beliau mencegahnya sambil mengatakan : “Biarkan saja, tidak apa-apa. Bila Allah menghendaki sesuatu, itu pasti akan terjadi”.

Suatu hari ada orang dari desa yang buang air di mesjid Nabi. Para sahabat yang melihatnya memarahi dan mau memukulnya. Tapi Nabi melarang : “Jangan lakukan itu. Ambil air saja lalu kalian siram air kencingnya”.

Suatu saat beberapa sahabat Nabi mendesak beliau agar berdoa bagi kebinasaan/kehancuran orang-orang kafir-musyrik. Nabi mengatakan :

أنى لم ابعث لعانا ولكنى بعثت داعيا ورحمة . رواه مسلم

“Aku diutus Tuhan tidak untuk mencelakakan/mengutuk orang, melainkan untuk mengajak dan mengasihi”. (Hadits Imam Muslim).

Pada saat yang lain Nabi Saw  mengatakan :

ليس المؤمن بالطعان ولا اللعان ولا الفاحش ولا البذيء . رواه الترمذي والحاكم

” Orang yang suka mencela, yang suka mengutuk, yang suka berkata-kata kotor/kasar, bukanlah orang mukmin (yang baik)”.

وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا  اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا

“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata”. (Q.S. Al-Ahzab, 58).

Nah jika begitu betapa jauh bedanya antara mereka yang mengaku pengikut setia Nabi itu dan Nabi Saw yang diikutinya. Seorang sahabat menyanggah : “bukan jauh bedanya, tapi jelas bertentangan bro!”.

Baiklah. Semoga Allah memberi mereka petunjuk, karena mereka sesungguhnya tidak mengerti. []

Tags: HikmahNabi Muhammad SAWSejarah Islamsifat nabi
KH. Husein Muhammad

KH. Husein Muhammad

KH Husein Muhammad adalah kyai yang aktif memperjuangkan keadilan gender dalam perspektif Islam dan salah satu pengasuh PP Dar al Tauhid Arjawinangun Cirebon.

Terkait Posts

KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Kritik Asma Barlas

Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

5 Juni 2025
Aurat

Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

5 Juni 2025
Batas Aurat Perempuan

Dalil Batas Aurat Perempuan

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT
  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID