• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Rujukan Hadits

Benarkah Setan Dibelenggu Selama Bulan Ramadhan?

Maka, yang menjadikan setan dibelenggu bukan karena bulan Ramadhan, tetapi dalam bulan ini, orang beriman berusaha keras melakukan berbagai ibadah dan kebajikan

Isti'anah Isti'anah
07/04/2022
in Hadits
0
Setan Dibelenggu

Setan Dibelenggu

236
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Setiap Ramadan tiba, para orangtua atau para sepuh di kampung selalu menyampaikan secara berulang, jika selama Ramadhan para setan dibelenggu oleh Allah swt, agar tidak menganggu umatNya untuk beribadah. Benarkah demikian? Lalu bagaimana setan dibelenggu saat Ramadhan? Sebuah Hadits yang sangat populer diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah :

اِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ اَبْوَابُ الجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ اَبْوَابُ النَّارِ  وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِيْنُ

Apabila bulan Ramadhan telah tiba, maka pintu-pintu surga terbuka, pintu-pintu neraka terkunci, dan para syaitan terbelenggu. (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

Dalam memahami hadits ini harus digunakan pemahaman kontekstual bukan tekstual. Pemahaman secara tekstual akan memberikan makna seolah olah karena bulan Ramadhan itu sendiri maka otomatis pintu-pintu surga terbuka, pintu-pintu neraka tertutup dan para setan dibelenggu selama Ramadhan.

Pemahaman tentang keutamaan ini menafikan berbagai amalan yang dilakukan oleh orang orang yang beriman pada saat bulan Ramadhan, karena hanya melihat dari segi waktu yaitu Ramadhan. Maka tidak otomatis ketika bulan Ramadhan tiba, secara otomatis pula pintu-pintu surga terbuka, pintu-pintu neraka tertutup dan para setan dibelenggu.

Baca Juga:

KB dalam Pandangan Islam

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

Pada bulan Ramadhan tentu kita sangat mengetahui  kenyataan di masyarakat, pencurian malah semakin marak terjadi di bulan Ramadhan, banyak orang yang tetap mencaci maki saat Ramadhan dan perbuatan buruk lainnya yang dilakukan oleh manusia saat Ramadhan.

Jika kita memaknai hadits di atas dengan waktu bulan Ramadhan saja, otomatis ketika datang Ramadhan maka secara otomatis pula tidak ada kejahatan dan keburukan karena setan dibelenggu, namun pada kenyataannya tidaklah demikian, pada bulan Ramadhan masih dapat kita temukan beragam keburukan dan kejahatan dilakukan oleh manusia.

Oleh karenanya menurut seorang pakar hadits terkemuka yaitu Syuhudi Ismail dalam bukunya Hadits Nabi yang Textual dan Kontextual, dalam memahami hadits tentang bulan Ramadhan ini kita harus memahami secara kontekstual. Bulan Ramadhan adalah bulan ibadah dan bulan ampunan, pada bulan ini orang-orang yang beriman berusaha melaksanakan berbagai ibadah antara lain puasa, tadarus al-Qur’an, zikir dan qiyamul lail serta berbagai amal kebajikan lainnya, misalnya bersedekah.

Selain menjalani ibadah-ibadah tersebut, orang-orang beriman juga selalu berusaha untuk jujur, menghindarkan diri dari pertengkaran, berusaha keras untuk tidak melakukan perbuatan maksiat, dengan demikian hampir tidak ada celah waktu yang memberikan peluang bagi setan untuk mengganggu orang-orang yang beriman pada bulan Ramadhan tersebut.

Keadaan semacam itu yaitu orang-orang beriman memenuhi bulan Ramadhan dengan ibadah, dan beramal saleh sehingga menjadikan para setan dibelenggu, dalam arti tidak dapat mengganggu orang-orang beriman yang sedang sibuk beribadah dan berbuat kebajikan. Suasana yang demikian inilah yang menjadikan dengan sendirinya pintu-pintu surga terbuka luas dan pintu-pintu neraka terkunci rapat.

Adapun bagi orang-orang yang tidak melakukan berbagai ibadah dan kebajikan lainnya serta tidak berusaha untuk menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang terlarang, maka walaupun saat ini sedang dalam bulan Ramadhan setan tetap saja mengganggu mereka, sehingga pintu surga tertutup dan pintu neraka terbuka bagi orang yang melalaikan ibadah di bulan Ramadhan.

Maka yang menjadikan setan dibelenggu adalah bukan semata-mata karena bulan Ramadhan, akan tetapi dalam bulan Ramadhan orang-orang yang beriman berusaha keras untuk melakukan berbagai ibadah, dan kebajikan sehingga tidak memberikan celah setan untuk mengganggu ibadah umat muslim. Wallahu a’lam bis Shawab. []

 

Tags: Hikmah RamadanislamKajian RamadanRamadan 1443 HRukun Islam
Isti'anah

Isti'anah

Dosen IAIC Tasikmalaya

Terkait Posts

Menghindari Zina

Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

17 Januari 2024
Laki-laki dan Perempuan Berduaan

Benarkah Ada Setan di Antara Laki-laki dan Perempuan yang Berduaan?

27 Desember 2023
Gagasan Mubadalah

Melacak Gagasan Mubadalah dalam Hadits Telaah Faqihuddin Abdul Kodir

19 Oktober 2023
Al-Sittīn Al-‘Adliyah Nabi Perempuan

Ngaji Al-Sittīn Al-‘Adliyah (6): Ketika Nabi Berdiri Menyambut Kedatangan Perempuan

10 Oktober 2023
Al-Sittīn Al-‘Adliyah Perempuan

Ngaji Al-Sittīn Al-‘Adliyah (5): Mengapa Harus Menghormati Perempuan?

2 Oktober 2023
Al-Sittīn Al-‘Adliyah

Ngaji Al-Sittīn Al-‘Adliyah (4): Antara Idealitas dan Realitas Berinteraksi Sama Istri

25 September 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!
  • KB dalam Pandangan Islam
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version