• Login
  • Register
Jumat, 6 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Ketika Supir Bicara Perempuan

Mubadalah Mubadalah
14/09/2016
in Kolom
0
supir

supir

78
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Perjalanan yang tak bisa dilupakan tatkala duduk disamping supir di sebuah angkot.

“Ibu kerja dimana?”, katanya membuka percakapan.

“Di Pesantren”, jawabku.

Dalam beberapa menit kami terlibat obrolan kecil yang menarik, sampai pada sebuah percakapan:

“Bener gak warung-warung kecil di pinggir jalan itu kerap dimanfaatkan sebagai rumah bordil bang?, tanyaku.

Baca Juga:

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

Memaknai Aurat Perempuan secara Utuh

Luka Cinta di Dinding Rumah: Tafsir Feminis-Spiritual atas Tubuh yang Terlupakan

Mengapa dan Untuk Apa Perempuan Memakai Jilbab?

“Hehe maaf ya, memang betul bu, termasuk saya juga sering mampir”.

“Loh apa enaknya bang, bukankah itu nanti menjadi sumber penyakit?”.

“Waah… bagi kami, itu justru menawarkan solusi yang simpel ketika kami para supir jauh dari istri. Dengan jajan tersebut kami mendapatkan berbagai keuntungan. Kita bisa memilih selera yang kita inginkan. Yang cantik, yang item-manis, langsing hingga yang sintal ada bu. Umurpun kita bisa pilih, 20an tahun, 30an bahkan yang ABG sekalipun seperti 14an tahun, dan biarkan istri yang tua disimpan di rumah”, katanya tergelak-gelak.

“Dari sisi budget bu juga murah. Dibanding menikah lagi yang jelas nanti mahal ongkosnya karena harus kasih makan setiap bulan, belum lagi beli rumah dan biaya-biaya lainnya. Enaknya lagi, make yang di rumah bordil tidak bikin bosan karena bisa gonti-ganti semau kita”, tambahnya dengan ringan dan penuh gelak tawa.

Aku sendiri getir dan masygul mendengar kalimat-kalimatnya dalam memandang perempuan yang seperti tanpa salah dan dosa. Ia menganggap perempuan sebagai benda-benda untuk memuaskan nafsunya belaka. Tanpa memandangnya sebagai manusia yang berperasaan. Terutama pada istrinya yang berada di rumah.

Realitas tersebut mencerminkan masih banyak suami yang tidak memahami perkawinan sebagai ikatan bersama yang kuat (mitsaqan ghalizhan) untuk mewujudkan segala kebaikan bersama.

Ini masih terkait dengan posisi perempuan yang masih subordinatif dan pelengkap semata di mata banyak laki-laki akibat kuatnya budaya patriakhi. Sebutan jajan misalnya bagi transaksi laki-laki untuk memperoleh jasa PSK. Ini karena perempuan dipandang sebagai sebagai barang jajanan yang dapat dibeli dengan uang untuk memuaskan selera pembeli laki-laki. Pandangan ini mencerminkan reduksi terhadap harkat perempuan.

Tentu saja pandangan ini bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam yang diajarkan Nabi Muhammad Saw. Ikatan pernikahan tidak hanya menuntut komitmen kesetiaan antara suami dan istri, tetapi juga tuntutan untuk selalu berpikir dan berbuat baik, yang satu kepada yang lain. “Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik kepada keluarganya”, kata Nabi Saw.

Kalimat Nabi Saw ini ditujukan pada laki-laki agar berbuat baik kepada istrinya.

Ditambah lagi dengan hadis yang sangat terkenal mengenai hak ibu yang tiga kali lebih besar dari hak bapak. Ini semua menandakan betapa perempuan, yang dalam realitasnya masih dipandang sebagai benda dan barang, harus diperlakukan secara terhormat sebagai manusia. Terutama ketika sebagai istri dari seorang laki-laki, atau ibu dari anak-anaknya.

Andai saja sang supir itu mau merasakan apa yang dirasakan para perempuan yang menjadi istri di rumah, mungkin dia mau berbalik berkomitmen untuk mewujudkan kebahagiaan bersama di dalam rumah. Apalagi jika ia mau mendengar nasehat Nabi Muhammad Saw yang begitu memuliakan perempuan. Semoga dia mau insyaf.

Penulis: Ny. Hj. Afwah Mumtazah. Pengasuh PP Kempek, Cirebon dan Rektor ISIF Cirebon.

Tags: perempuansopir bicara perempuan
Mubadalah

Mubadalah

Portal Informasi Popular tentang relasi antara perempuan dan laki-laki yang mengarah pada kebahagiaan dan kesalingan dalam perspektif Islam.

Terkait Posts

Pembagian Daging Kurban

3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban

6 Juni 2025
Narasi Hajar

Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

6 Juni 2025
Berkurban

Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang

6 Juni 2025
Raja Ampat

Tambang Nikel Ancam Kelestarian Alam Raja Ampat

5 Juni 2025
Kekerasan Seksual

Perspektif Heterarki: Solusi Konseptual Problem Maraknya Kasus Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan Agama  

5 Juni 2025
Ibadah Kurban

Ibadah Kurban dan Hakikat Ketaatan dalam Islam

4 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Berkurban

    Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tambang Nikel Ancam Kelestarian Alam Raja Ampat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban
  • Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha
  • Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang
  • Makna Wuquf di Arafah
  • Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID