• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

4 Faktor Terbesar Penyebab Perceraian

Anjuran-anjuran untuk yang penting segera menikah dan “menyerahkan sisanya kepada Allah” tidak boleh kita pahami secara serampangan untuk melegalkan sikap nekat. Menikah membutuhkan kalkulasi, termasuk soal ekonomi

Febrian Eka Ramadhan Febrian Eka Ramadhan
31/08/2022
in Keluarga
0
Penyebab Perceraian

Penyebab Perceraian

517
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Perceraian merupakan salah satu alasan terputusnya hubungan pernikahan. Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) terdapat setidaknya 13 faktor penyebab perceraian. Faktor-faktor tersebut ialah zina, mabuk, madat, judi, meninggalkan salah satu pihak, dihukum pidana atau penjara, poligami, kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT, cacat badan, perselisihan dan pertengkaran terus-menerus, kawin paksa, murtad, dan ekonomi.

Menurut data yang terhimpun dalam Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama MA (Ditjen Badilag MA), empat faktor paling besar yang menjadi penyebab perceraian pada tahun 2021 adalah, pertama, perselisihan dan pertengkaran sebesar 36% (176.683 kasus). Kedua, faktor ekonomi sebesar 14% (71.194 kasus).

Contohnya adalah tidak memberi nafkah, tidak punya pekerjaan, dan tidak punya penghasilan. Ketiga, meninggalkan kediaman tempat bersama sebesar 7% atau 34.671 kasus. Keempat, kekerasan dalam rumah tangga sebesar 0,6% atau sebanyak 3.271 kasus. Sedangkan sisanya adalah penyebab lain sebanyak 198.951 kasus.

Mencegah Perceraian

Meskipun perceraian memang dibolehkan ketika masalah yang pasangan suami istri hadapi sudah tidak dapat kompromi lagi, dan perceraian adalah jalan terbaik bagi keduanya. Tetapi perceraian tetap saja sedikit banyak akan membawa kerugian kepada kedua belah pihak, si suami dan si istri.

Terutama apabila pasangan suami istri tersebut sudah memiliki anak. Efek perceraian orang tua akan memengaruhi kehidupan anak, apalagi jika perceraian orang tua tersebut karena hubungan buruk yang terjadi di antara mereka.

Baca Juga:

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

Bagaimana Akhlak Karimah dalam Memilih dan Melamar Pasangan Pernikahan?

Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)

Dekonstruksi Pandangan Subordinatif terhadap Istri dalam Rumah Tangga

Oleh karena itu, setiap insan wajib memiliki kesadaran terhadap konsekuensi dari menikah. Menikah adalah ibadah yang menuntut tanggung jawab yang besar bagi pelakunya. Dengan demikian, seharusnya, setiap orang yang ingin menikah mesti membekali diri dengan berbagai persiapan.

Bekal ilmu pengetahuan terkait pernikahan, seperti hak dan kewajiban suami maupun istri, aturan atau norma dan tata cara pergaulan yang baik dengan pasangan, harus dimiliki. Selain itu, kesiapan mental dan faktor finansial jugalah wajib terpenuhi. Melihat data yang menunjukkan empat faktor terbesar penyebab perceraian di atas, rasanya cukup banyak yang belum memenuhi kriteria kesiapan untuk menikah.

Faktor Penyebab Perceraian

Faktor pertama, perceraian akibat perselisihan dan pertengkaran, seharusnya dapat kita hindari. Apabila para suami ataupun istri sudah memiliki kesiapan mental, kematangan dalam berpikir, dan mampu menerapkan cara-cara penyelesaian konflik dalam rumah tangga.

Beberapa tips yang dapat pasangan suami istri lakukan untuk mencegah terjadinya perselisihan dan pertengkaran ialah dengan, pertama, bersikap terbuka. Mengungkapkan suatu problem yang kita rasakan secara jujur dan apa adanya kepada pasangan adalah kuncinya.

Dengan sikap terbuka dan menyampaikan berbagai hal yang mengganjal kepada pasangan akan membuat kedua belah pihak saling memahami. Sehingga pada akhirnya dapat terjadi kesepakatan untuk mencari jalan keluar bersama terhadap suatu masalah yang kita hadapi.

Selain itu hindari sikap menyalahkan pasangan dan cobalah untuk mendengarkan apa-apa yang pasangan sampaikan dengan sungguh-sungguh. Kedua hal itu akan membuat pasangan merasa dihargai—dan perasaan tersebut merupakan kunci untuk menyemai sikap saling respek.

Untuk faktor penyebab terbesar kedua dari perceraian, yaitu perihal ekonomi, menuntut kesadaran dan tanggung jawab terhadap kewajiban dan peran. Suami, yang pada umumnya merupakan pencari nafkah, seharusnya menyadari sepenuhnya hal tersebut. Laki-laki seharusnya berusaha untuk menstabilkan finansial sebelum hendak menikahi perempuan, supaya kezaliman dalam wujud ekonomi tidak merugikan pihak perempuan.

Menikah Membutuhkan Pertimbangan Matang

Anjuran-anjuran untuk yang penting segera menikah dan “menyerahkan sisanya kepada Allah” tidak boleh kita pahami secara serampangan untuk melegalkan sikap nekat. Menikah membutuhkan kalkulasi, termasuk soal ekonomi. Memiliki pekerjaan yang matang dan menyiapkan skenario sumber penghasilan wajib ada dalam diri pencari nafkah.

Sedangkan faktor terbesar ketiga penyebab perceraian, yakni meninggalkan tempat tinggal bersama, dapat kita cegah. Apabila ada kesepakatan bersama antara pasangan suami istri terhadap tempat tinggalnya kelak atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang matang dan adil.

Terakhir, faktor terbesar keempat penyebab perceraian, yaitu kekerasan dalam rumah tangga, merupakan masalah yang kompleks. Solusi penyelesaiannya pun membutuhkan banyak hal dan keterlibatan banyak pihak (bukan saja pasangannya), seperti pemerintah, lembaga masyarakat, lingkungan sosial, dan keluarga.

Faktor-faktor penting penunjang pernikahan yang baik seperti kematangan mental, finansial, kognitif, dan juga tentu saja pengetahuan akan keadilan gender adalah indikator yang harus kita capai untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. []

Tags: istriKDRTkeluargaKesalinganperceraianperkawinansuami
Febrian Eka Ramadhan

Febrian Eka Ramadhan

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta. Aktif di Komunitas Literasi Masjid Jendral Sudirman Yogyakarta. Bisa dihubungi lewat Instagram @febbrooo

Terkait Posts

Najwa Shihab dan Ibrahim

Najwa Shihab dan Ibrahim: Teladan Kesetaraan dalam Pernikahan

26 Mei 2025
Program KB

KB: Ikhtiar Manusia, Tawakal kepada Allah

23 Mei 2025
Alat KB

Dalil Agama Soal Kebolehan Alat KB

22 Mei 2025
Kekerasan Seksual Sedarah

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

19 Mei 2025
Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Pendidikan Seks

Pendidikan Seks bagi Remaja adalah Niscaya, Bagaimana Mubadalah Bicara?

14 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Masyarakat Adat

    Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID