Mubadalah.id – Masih berlangsung agenda Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II yang dilaksanakan sejak 24-26 November 2022 di Pondok Pesantren Hasyim Asy’ari Bangsri Jepara.
Selain karena telah menerapkan perspektif Mubadalah di lingkungan pesantren, Pondok Pesantren Hasyim Asy’ari terpilih menjadi tuan rumah KUPI II juga karena Jepara merupakan salah satu kota di Indonesia yang sangat khas dengan jejak kepemimpinan perempuan pada masanya seperti Ratu Shima, Ratu Kalinyamat, dan RA Kartini.
Oleh sebab itu, salah satu agenda yang berlangsung pada hari pertama adalah kunjungan jejak kepemimpinan perempuan untuk 250 peserta KUPI II ke beberapa destinasi di Jepara. Seperti Makam Mbah Amin Sholeh Suromoyo, Museum Kartini, Makam Ratu Kalinyamat dan Sunan Hadirin. Kemudian ke Pantai Bandengan dengan menggunakan 5 armada bus pariwisata secara gratis tanpa pungutan biaya.
Makam KH. Amin Sholeh Suromoyo
Makam Mbah Amin atau KH. Amin Sholeh menjadi destinasi pertama pada city tour ini adalah untuk bertawasul pada sosok pendiri Pondok Pesantren Hasyim Asy’ari yang saat ini tengah menjadi tuan rumah KUPI II.
Lokasi makam tidak terlalu jauh dari lingkungan Pondok Pesantren Hasyim Asy’ari, sehingga peserta yang sempat tertinggal bis masih dapat menyusul untuk mengikuti city tour.
Dengan bertawasul, membaca tahlil dan berziarah pada KH. Amin Sholeh, peserta KUPI dapat mengetahui sejarah dari Pondok Pesantren Hasyim Asy’ari yang telah berdiri sejak tahun 1956. Saat ini pimpinan secara kolektif oleh para dzuriyyah dari KH. Amin Sholeh antara lain KH. Nuruddin Amin, S.Ag, Hj. Hindun Annisah, MA. H. Zainal Umam, Lc. dan Ikfina Maufuriyah, SS.
Museum Kartini
Tak lama setelah berziarah ke Makam KH. Amin Sholeh, rombongan melanjutkan perjalanan jejak kepemimpinan perempuan ke Museum Kartini yang berlokasi di Jl. Kartini, Panggang I, Panggang, Kec. Jepara, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah 59411.
Museum Kartini terletak di bagian utara alun-alun Jepara yang terkelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara. Yakni untuk mengabadikan dan memperkenalkan pada masyarakat umum jasa-jasa perjuangan RA. Kartini khususnya di bidang pendidikan.
Pada museum ini, peserta KUPI dapat melihat peninggalan-peninggalan RA. Kartini pada tiga buah gedung yang di bangun dengan luas 5.210 meter persegi dengan bangunan. Jika kita lihat dari atas (menggunakan drone) berbentuk huruf K, T, dan N yang merupakan kependekan dari nama Kartini.
Pada gedung-gedung tersebut, selain melihat foto-foto, perjalanan, cerita hidup, dan tulisan-tulisan RA Kartini semasa hidup, peserta KUPI II juga dapat melihat peninggalan Ki Sosro Kartono serta benda-benda bersejarah khas Jepara seperti ikat tenun, anyaman bambu, dan rotan.
Terakhir, peserta KUPI II juga dapat melihat fosil tulang ikan raksasa yang diberi anam Ikan Joko Tua yaitu ikan paus belalai yang ditemukan di perairan Kepulauan Karimunjawa.
Makam Ratu Kalinyamat dan Sunan Hadirin
Destinasi city tour jejak kepemimpinan perempuan selanjutnya adalah Makam Ratu Kalinyamat dan Sunan Hadirin yang berlokasi di Mantingan, Kec. Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah 59421. Makam ini menjadi destinasi city tour KUPI II karena Ratu Kalinyamat merupakan salah satu pemimpin perempuan yang sangat disegani pada masanya.
Nama aslinya adalah Retna Kencana. Namun Ratu Kalinyamat memiliki beberapa nama khusus seperti Ratu Pajajaran dan gelar Senhora Rainha de Japora poderosa e rica. Nama itu bermakna ratu penguasa yang kaya raya dari Jepara.
Saat di Makam Ratu Kalinyamat, peserta KUPI II dapat melihat silsilah Ratu Kalinyamat. Di mana ayahnya adalah Sultan Trenggana, yang merupakan keturunan Brawijaya V. Atau raja terakhir Majapahit dari Raden Fattah (Raja Demak Pertama).
Menikah dengan Sultan Hadirin yang saat itu menjadi Bupati di wilayah Kalinyamat. Akhirnya ketika terjadi perebutan kekuasaan akibat permasalahan politik yang menghabiskan nyawa suaminya, Ratu Kalinyamat pun dinobatkan sebagai penguasa Jepara menggantikan suaminya.
Pada masa kepemimpinan Ratu Kalinyamat di abad ke-16, Jepara berhasil berada di puncak kejayaan karena menjadikan Jepara sebagai poros maritim Nusantara terbesar di Asia Tenggara melalui berbagai strategi seperti ekonomi, sosial, politik, keamanan, dan diplomasi.
Pantai Bandengan
Destinasi terakhir dari city tour KUPI II ditutup dengan bermain air laut dan pasir di bibir Pantai Bandengan. Sebelum akhirnya peserta kembali ke Pondok Pesantren Hasyim Asy’ari untuk menghadiri pembukaan KUPI II pada malam hari. []