Mubadalah.id – Jika merujuk pandangan KH. Husein Muhammad tentang eksistensi Gus Dur, maka Gus Dur dapat dimaknai secara beragam dan kontroversial, baik ketika ia masih hidup hadir di muka bumi maupun sesudah ia berpulang dan tak kembali.
Gus Dur banyak yang mengagumi, mencintai, dan menghormati oleh manusia. Darinya, mereka memperoleh inspirasi dari gagasan-gagasannya untuk menjalani hidup dengan penuh gairah.
Dalam bahasa santri, “Mereka memperoleh berkah atau barokah Gus Dur.”
Tetapi, dalam waktu yang sama, ia juga mendapatkan tuduhan sesat, hina, mendapatkan caci-maki, dan menganggapnya sebagai kafir dan musyrik oleh orang-orang yang tak mengerti.
Di Purwakarta, saat berceramah di forum lintas iman, Gus Dur diserbu oleh segerombolan orang yang mengaku sebagai pembela Islam. Mereka ingin melukainya.
Alhamdulillah, Gus Dur selamat. Rumahnya pernah mendapatkan teror orang tak ia kenal. Entah sudah berapa kali.
Mengenai peristiwa ini, ia tak pernah bercerita kepada siapa pun. Gus Dur mungkin hanya bilang, “Ah, biarkan saja, tidak apa-apa. Semoga Allah memberi mereka pengetahuan dan petunjuk.”
Gus Dur tak pernah membalas cacian dengan cacian atau cara-cara lain yang melukai hati.
Suatu saat, ia mengatakan, “Al-insan adaa-u maa jahilu (Manusia memusuhi apa yang tak ia ketahui). Mereka memusuhiku karena mereka tidak mengerti.”
Sabda Nabi Muhammad Saw
Hal itu mengingatkan kita pada sabda Nabi Muhammad Saw ketika beliau kerap terlukai, tersakiti, dan dikejar-kejar oleh segerombolan anak muda sambil dilempari batu. Hingga beliau harus ke luar kampungnya sendiri, Makkah, menuju Thaif, sebuah kota dan pusat musim panas yang letaknya di luar Makkah.
Beliau masuk ke kebun orang Yahudi dan duduk di bawah pohon kurma. Melihat kekasih Allah Swt itu orang-orang perlakukan sedemikian rupa, Malaikat Jibril menawarkan bantuannya.
“Jika engkau berkenan, wahai Kekasih, aku akan menjungkirbalikkan bumi dan menimpakan dua gunung ini ke atas punggung orang-orang yang melukaimu,” ucap Malaikat Jibril.
Tetapi, apa jawab Nabi Muhammad Saw.? Beliau bersabda, “Oh, tidak. Jangan! Sesungguhnya, mereka adalah orang-orang yang belum mengerti saja. Wahai Tuhan, berilah mereka petunjuk. Semoga kelak dari mereka lahir orangorang yang meng-Esa-kan-Mu.” []