• Login
  • Register
Sabtu, 7 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Pelestarian Tanah dan Pemanfaatan Lahan Dalam Perspektif Islam

Banyaknya populasi manusia dan meningkatnya kebutuhan manusia secara ekstrem (sandang, papan, dan pangan) menjadi penyebab tanah memiliki tekanan yang sangat besar

Layyin Lala Layyin Lala
11/01/2023
in Publik
0
Pemanfaatan Lahan dalam perspektif Islam

Pemanfaatan Lahan dalam perspektif Islam

995
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Tanah menjadi sumberdaya alam yang dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dalam sehari-hari, tanah memiliki peran yang sangat strategis yang memiliki fungsi produksi (menumbuhkan tanaman, buah-buahan, obat-obatan alami, menyediakan sumber daya alam bagi manusia). Fungsi kelestarian (menjaga kualitas air tanah dan kelestarian lingkungan hidup) hingga fungsi ruang hidup bagi makhluk hidup (menyediakan lahan sebagai tempat tinggal).

Tanah dalam perspektif Islam

Namun, seiring berjalannya waktu tanah menjadi sumber daya yang sangat terbatas. Banyaknya populasi manusia dan meningkatnya kebutuhan manusia secara ekstrem (sandang, papan, dan pangan) menjadi penyebab tanah memiliki tekanan yang sangat besar.

Sementara itu pemanfaatan lahan dalam perspektif Islam, ada anjuran untuk terkelola secara baik. Sehingga dapat menghasilkan sumber daya alam (fungsi produksi). Terlebih tanah kosong, Islam menganjurkan manusia agar mengelola tanah dan tidak membiarkan tanah menjadi terbengkalai.

Mengapa demikian? Tanah menjadi media bagi manusia untuk memenuhi hidup. Dengan memanfaatkan fungsi produksinya, maka tanah dapat menghasilkan sumber daya alam yang dapat kita manfaatkan untuk bertahan dan melanjutkan hidup. Penjelasan tanah dalam perspektif Islam tercantum dalam Al-Qur’an Surah Hud ayat 61 yang berarti

“…Dia (Allah) telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya.” Ayat ini memiliki makna implisit bahwa manusia sebagai khalifah di bumi diberikan akal dan pikiran untuk dapat menguasai dan memakmurkan bumi bagi manusia yang lainnya.

Baca Juga:

Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

Ibadah Kurban dan Hakikat Ketaatan dalam Islam

Mitos Israel di Atas Penderitaan Warga Palestina

Pesan Mubadalah dari Keluarga Ibrahim As

Pemanfaatan lahan dalam perspektif Islam dapat kita tinjau dari hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan At-Tirmidzi yang berbunyi, Dari Sa’id ibn Zaid ra dari Nabi SAW beliau bersabda : “Barangsiapa menghidupkan tanah yang mati maka ia berhak memilikinya, dan bagi orang yang dzalim tidak memiliki hak untuk itu.”

Anjuran Menghidupkan Lahan yang Mati

Dalam hadis tersebut memiliki dua makna yang berlawanan, yaitu makna anjuran dan makna ancaman. Pada makna anjuran, manusia dianjurkan untuk menghidupkan lahan yang mati dan memaksimalkan potensi dari lahan yang hidup.

Apabila hal tersebut dapat kita laksanakan oleh siapa saja, maka orang ituberhak atas lahan tersebut. Hal ini menjadi sebuah berkah bagi pengelola lahan karena selain mendapatkan hak atas tanah. Seluruh tanaman yang kita tanam akan senantiasa berdzikir kepada Allah .

Namun sebaliknya, pada makna ancaman penjelasannya bahwa orang-orang yang tidak mempedulikan lahan yang kosong/mati/tidak produktif (tidak memanfaatkan lahan kosong tersebut dengan ditanami tanaman). Maka, dapat kita katakan orang tersebut termasuk orang-orang yang dzalim dan tidak memiliki hak satupun dalam menikmati hasil lahan baik secara fisik (hasil panennya) maupun secara berkah (dari dzikiran atas tanaman-tanaman yang ditanam)

Mengapa tanah dapat tercemar?

Tanah dapat tercemar dari banyak alasan. Pengelolaan masalah lingkungan yang buruk, penggunaan bahan kimia industri yang tidak tepat, dan bahkan cuaca buruk dapat mempercepat proses pencemaran tanah. Akibatnya, penyebab pencemaran tanah harus teratasi dengan semua cara yang tersedia.

Salah satu penyebab terjadinya pencemaran tanah adalah penggunaan bahan kimia berlebihan untuk kegiatan pertanian. Polusi ini dapat terjadi dari alat-alat pertanian, pupuk, dan pestisida yang petani gunakan untuk meningkatkan hasil panen mereka.

Jika alat-alat ini tidak tergunakan secara tepat atau jika pupuk dan pestisida yang berlebihan kita gunakan, maka zat kimia tersebut akan tercemar tanah. Akibatnya, tanah tersebut tidak dapat kita gunakan dengan baik dan tanaman tidak akan dapat tumbuh dengan benar.

Pencemaran tanah juga dapat disebabkan oleh pengelolaan yang buruk dari limbah industri. Air yang tercemar dengan sisa industri atau limbah domestik, dapat mengendapkan partikel-partikel berbahaya ke tanah. Selain itu, produk radioaktif dan sisa laboratorium kimia juga bisa mencemari tanah. Pencemaran ini sering bertahan lama dan tidak mudah kita bersihkan.

Tidak hanya itu, cuaca buruk juga bisa menyebabkan pencemaran tanah. Air yang mengalir dari puncak gunung dan lembah yang tidak teralirkan secara benar dapat menyebarkan partikel kimia berbahaya ke tanah. Pasir dan debu dari badai juga dapat menempel partikel-partikel pencemar di tanah.

Sebagai kesimpulan, penyebab pencemaran tanah bisa bervariasi. Oleh karena itu, semua penyebab ini perlu kita tangani dengan benar dan secara bertanggung jawab agar tanah tidak tercemar. Pengoperasian dan perawatan yang tepat dari alat-alat kimia, limbah industri, dan aliran air juga perlu kita lakukan untuk menangani bahaya pencemaran tanah. Akibatnya, kita dapat menikmati tanah yang bersih dan sehat.

Bagaimana cara memanfaatkan tanah agar produktif?

Ada beberapa cara yang dapat kita gunakan untuk mengelola tanah sesuai dengan perspektif Islam, yaitu :

  1. Lakukanlah penggaraman yang tepat. Penggaraman dapat membantu meningkatkan tingkat produktivitas tanah dan meningkatkan ketersediaan unsur-unsur hara bagi tanaman.
  2. Lakukanlah tanam terpadu. Menanam tanaman yang beragam pada tanah yang sama dapat mencegah tanaman mendapatkan serangan penyakit.
  3. Pastikan tanah ditambahkan pupuk sesuai dengan jenis tanah yang Anda miliki untuk memastikan tanah tetap berproduksi.
  4. Buatlah sistem drainase yang tepat untuk mencegah tanah dari kemasaman.
  5. Pakailah teknik lahan basah untuk mengaktifkan hutan pisang dan menstabilkan air di area lahan Anda.
  6. Lakukanlah pengolahan panen yang tepat untuk memastikan tanah tidak dalam kondisi suburnya.
  7. Buatlah sistem irigasi yang teliti jika Anda memiliki lahan yang terbuka.
  8. Pertahankan sistem ekologi tanah dengan memberikan habitat bagi organisme tanah yang bermanfaat.

Tanah dalam perspektif Islam adalah milik Allah SWT, yang harus kita hormati dan kita jaga agar dapat kita pertahankan kelestariannya. Harapannya kita dapat berbuat adil, dalam hal penggunaan tanah termasuk pengelolaannya dan pembagiannya.

Kita juga dianjurkan untuk berbuat baik untuk lingkungan sekitar dan memelihara alam untuk kebaikan semua. Pelestarian tanah ini harus kita lakukan agar generasi yang akan datang dapat menikmati lingkungan yang selaras dengan agama dan tradisi yang melingkupinya. (berbarengan)

Tags: Fikih LingkunganislamLahanLingkunganPelestarian Tanah
Layyin Lala

Layyin Lala

Khadimah Eco-Peace Indonesia and Currently Student of Brawijaya University.

Terkait Posts

Pembagian Daging Kurban

3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban

6 Juni 2025
Raja Ampat

Tambang Nikel Ancam Kelestarian Alam Raja Ampat

5 Juni 2025
Ibadah Kurban

Ibadah Kurban dan Hakikat Ketaatan dalam Islam

4 Juni 2025
Mitos Israel

Mitos Israel di Atas Penderitaan Warga Palestina

4 Juni 2025
Trans Jogja

Trans Jogja Ramah Difabel, Insya Allah!

3 Juni 2025
Perbedaan Feminisme

Perbedaan Feminisme Liberal dan Feminisme Marxis

2 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Berkurban

    Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memaknai Istilah “Kurban Perasaan” Pada Hari Raya Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Khutbah Iduladha: Teladan Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Nabi Ismail tentang Tauhid dan Pengorbanan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban
  • Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha
  • Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang
  • Makna Wuquf di Arafah
  • Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID