• Login
  • Register
Jumat, 25 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Pentingnya Berempati Kepada Orang yang Mengalami Masalah

Rasa empati Nabi Saw ini ditunjukan dengan merasa kasihan kepada lelaki ini. Lalu ketika ada kiriman kurma yang datang ke rumah, Nabi Saw langsung mencari laki-laki tersebut dan menyerahkan kurma tersebut kepadanya

Redaksi Redaksi
20/02/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
berempati kepada orang

berempati kepada orang

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam beberapa catatan hadis, Nabi Muhammad Saw meminta umat Islam untuk berempati kepada orang-orang yang sedang mengalami masalah, seperti sakit, atau miskin.

Ada salah satu kisah yang cukup populer adalah kisah jenaka tentang empati Nabi Saw kepada sahabat yang Miskin.

Rasa empati Nabi Saw kepada Sahabat yang Miskin ini seperti yang dikisahkan oleh Sahabat Abu Hurairah ra, dan dicatat dalam Sahih Bukhari (no. hadits: 1970). Suatu saat, para sahabat sedang reriungan bersama Rasulullah Saw. Tiba-tiba datang seorang laki-laki yang tergopoh-gopoh seperti orang ketakutan.

“Ya Rasulullah, aku binasa, aku binasa, aku binasa,” begitu suara nyaring laki-laki tersebut mengagetkan banyak para sahabat sambil ndeprok di hadapan Nabi Saw.

“Emang kenapa sampai binasa segala?,” tanya dengan penuh rasa empati Nabi Saw.

Baca Juga:

Pentingnya Perspektif Keadilan Gender dalam Memahami Tafsir

Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

“Aku berpuasa, tetapi di siang hari berhubungan intim dengan istriku,” jawab lelaki tersebut.

“Oh, gitu, ya tinggal kamu merdekakan seorang budak saja. Itulah kafarat (denda) yang disyariatkan bagi orang yang berpuasa dan berhubungan intim di siang hari. Kamu punya budak kan? Atau bisa beli budak lalu kamu merdekakan dia?,” tanya Nabi Saw.

“Tidak. Aku tidak punya budak dan tidak punya uang untuk itu,” jawab lelaki tersebut.

“Kalau begitu, sebagai gantinya, kamu harus berpuasa qadha dua bulan berturut-turut. Masih mampu kan?,” jawab Nabi Saw.

“Lah, aku tidak mampu berpuasa sebanyak itu wahai Rasul,” jawab lelaki tersebut sambil berpikir wong satu bulan saja cukup susah, apalagi sampai dua bulan.

“Kalau begitu, sebagai gantinya, kamu bersedekah makanan kepada enam puluh orang miskin di Madinah ini. Bisa kan?,” tanya Nabi Saw.

“Tidak bisa. Aku tidak punya uang atau makanan untuk itu wahai Rasul,” jawab lelaki itu.

Rasa Empati Nabi Saw

Rasa empati Nabi Saw ini ditunjukan dengan merasa kasihan kepada lelaki ini. Lalu ketika ada kiriman kurma yang datang ke rumah, Nabi Saw langsung mencari laki-laki tersebut dan menyerahkan kurma tersebut kepadanya.

“Sedekahkan kurma ini sebagai kafarat apa yang telah kamu lakukan itu,” kata Nabi Saw.

“Apakah aku harus sedekahkan kurma ini kepada orang yang lebih miskin dariku wahai Rasul?,” tanya lelaki tersebut.

“Iya dong,” jawab Nabi Saw.

“Demi Allah, di kota Madinah ini, tidak ada satupun orang yang lebih miskin dariku, wahai Rasul,” ungkap lelaki tersebut.

Nabi Saw tertawa mendengar jawabannya, sambil berkata: “Ya sudah, sedekahkan kurma ini untuk keluargamu sendiri.” []

Tags: BerempatikepadamasalahMengalamiorangpentingnya
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Perempuan Kuat

Tangan Kuat Perempuan dalam Dunia Kerja

25 Juli 2025
Kasih Sayang

Mengasuh Anak dengan Penuh Kasih Sayang

24 Juli 2025
Kekerasan Anak

Mengasuh Anak dengan Kasih Sayang, Bukan Kekerasan

24 Juli 2025
Masa Depan Anak Bangsa

Menjaga Anak, Menjaga Masa Depan Bangsa

24 Juli 2025
Perlindungan Anak

Perlindungan Anak Sejak dalam Kandungan

24 Juli 2025
Hak-hak Anak

Menghargai Hak-hak Anak

23 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Anak

    Mengasuh Anak dengan Kasih Sayang, Bukan Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengasuh Anak dengan Penuh Kasih Sayang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perjalanan Penerimaan dari Film Sore: Istri Masa Depan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menjaga Anak, Menjaga Masa Depan Bangsa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Suluk Damai di Negeri Bhineka melalui Peran LKLB dalam Merawat Toleransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ulama Perempuan Serukan Pelestarian Alam dan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan
  • Sah Tapi Nggak Terdaftar, Nikah Sirri dan Drama Legalitasnya
  • Tangan Kuat Perempuan dalam Dunia Kerja
  • Anak Bukan Milik Orang Tua
  • Mengasuh Anak dengan Penuh Kasih Sayang

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID