• Login
  • Register
Senin, 21 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Pada Masa Sejarah Islam Banyak Perempuan Pintar, Cerdas dan Kaya

Dalam sejarah, kita memiliki Khadijah bint Khuwailid r.a. (555-619 M), istri Nabi Muhammad Saw, yang sukses berbisnis, perempuan kaya raya, orang pertama yang masuk Islam, dan menyediakan seluruh hartanya untuk dakwah Nabi Saw

Redaksi Redaksi
06/04/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Perempuan Kaya

Perempuan Kaya

601
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sekalipun banyak perempuan pintar, sukses, dan kaya dari hasil kerja mereka sendiri, tetap saja masih banyak orang yang berpikir, bahwa kapasitas mereka lebih rendah dari laki-laki.

Banyak narasi dibangun dan disebarkan untuk menyatakan bahwa perempuan lebih banyak dikuasai emosi, akalnya rendah, dan agamanya tidak kuat.

Tafsir dan pemaknaan terhadap teks Hadis juga tidak luput dari cara pandang ini. Hal ini tentu saja tidak selaras dengan perspektif mubadalah tidak sesuai dengan fakta, dan bertentangan dengan visi misi Islam itu sendiri. Agama rahmah lil al-‘alamin dan akhlak mulia.

Sejarah

Dalam sejarah, kita memiliki Khadijah bint Khuwailid r.a. (555-619 M), istri Nabi Muhammad Saw, yang sukses berbisnis, perempuan kaya raya, orang pertama yang masuk Islam, dan menyediakan seluruh hartanya untuk dakwah Nabi Saw.

Kemudian ada Asma bint Abi Bakr r.a. (595-692 M) yang memastikan Nabi Saw hijrah ke Madinah aman di jalan dan cukup bekal, dengan menghapus jejak perjalanan dan mensuplai seluruh kebutuhan di perjalanan.

Baca Juga:

Dilema Kepemimpinan Perempuan di Tengah Budaya Patriarki, Masihkah Keniscayaan?

COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan

Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

Mengapa Perempuan Ditenggelamkan dalam Sejarah?

Aisyah bint Abi Bakr ra. (w. 678 M) perempuan pintar, meriwayatkan lebih dari 2000 Hadis, dan sering memberi fatwa secara otoritatif, serta sering berdebat mengalahkan banyak sahabat laki-laki.

Rabi’ah al-Adawiyah (713-801 M), seorang wali Allah Swt., dan banyak dirujuk ulama dalam hal kecintaannya kepada Allah Swt. Sayyidah Nafisah bint al-Hasan (763-817 M) guru Imam Syafi’i (767-820 M).

Karimah al-Marwaziyyah (w.1070 M) yang bertanggungjawab dan yang paling sukses menyebarkan naskah Shahih Bukhari yang paling valid dan otoritatif. Dan masih banyak lagi yang lain.

Nusantara

Dalam panggung sejarah politik Nusantara, kita mengenal Sultanah Tajul Alam Safiatuddin Johan Berdaulat (1641-1674 M). Lalu Ratu Sinuhun Palembang (w.1642 M) dan Ratu Aisyah We Tenri Olle Ternate (1855-1910 M).

Dalam karier intelektual, ada Fatimah al-Banjari, Tengku Fakinah, Nyai Siti Walidah, Rohana Kudus, dan Rasuna Said. Kemudian ada Rahmah El Yunusiyah, Nyai Khoiriyah Hasyim, Zakiyah Darajat, dan banyak lagi yang lain.

Di tengah data dan fakta ini masih banyak orang yang mengatakan bahwa pada dasarnya otak perempuan itu lemah. Jika ada yang kuat, itu sedikit dan pengecualian.

Abu Syuqqah memandang hal ini justru sebaliknya. Bahwa data yang sedikit itu hebat karena muncul pada kondisi sosial yang merendahkan perempuan, menghalangi mereka dengan berbagai beban.

Bahkan tidak memberikan fasilitas, bahkan menghalangi mereka untuk bisa mengakses fasilitas publik dan bisa ikut tampil di ranah publik.

Menurut Abu Syuqqah, kesuksesan itu sering kali juga diukur dengan menggunakan standar laki-laki. Jika menggunakan standar hidup dan pengalaman perempuan, bisa jadi perempuan akan lebih banyak yang sukses, baik secara spiritual, intelektual, maupun sosial.*

*Sumber: tulisan Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku Perempuan (Bukan) Sumber Fitnah.

Tags: cerdasislamkayamasapadaperempuanPintarsejarah
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Lingkungan Sosial

Membentuk Karakter Anak Lewat Lingkungan Sosial

19 Juli 2025
Nabi Muhammad Saw dalam Mendidik

Meneladani Nabi Muhammad Saw dalam Mendidik Anak Perempuan

19 Juli 2025
Fondasi Mental Anak

Jangan Biarkan Fondasi Mental Anak Jadi Rapuh

19 Juli 2025
Karakter Anak yang

Pentingnya Membentuk Karakter Anak Sejak Dini: IQ, EQ, dan SQ

19 Juli 2025
Nabi Saw

Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

18 Juli 2025
rajulah al-‘Arab

Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

18 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Karakter Anak yang

    Pentingnya Membentuk Karakter Anak Sejak Dini: IQ, EQ, dan SQ

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Dukung Anak Miliki Cita-cita Tinggi!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nikah atau Mapan Dulu? Menimbang Realita, Harapan, dan Tekanan Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Awanillah Amva: Wisuda Bukan Akhir, Tapi Awal Kiprah Mahasantri di Tengah Masyarakat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menguatkan Peran Ibu Nyai Pesantren dengan Penulisan Ulang Sejarah Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Dr. Faqih: Ma’had Aly Kebon Jambu akan Menjadi Pusat Fiqh Al-Usrah Dunia
  • Nyai Awanillah Amva: Wisuda Bukan Akhir, Tapi Awal Kiprah Mahasantri di Tengah Masyarakat
  • Nikah atau Mapan Dulu? Menimbang Realita, Harapan, dan Tekanan Sosial
  • Menguatkan Peran Ibu Nyai Pesantren dengan Penulisan Ulang Sejarah Ulama Perempuan
  • Membentuk Karakter Anak Lewat Lingkungan Sosial

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID