• Login
  • Register
Rabu, 4 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Buya Husein

Takut akan Cahaya

Agama datang untuk membebaskan penderitaan manusia, menyerukan perdamaian, menjalin kasih, persaudaraan dan membawakan cahaya di tengah-tengah kegelapan dunia.

KH. Husein Muhammad KH. Husein Muhammad
27/05/2023
in Kolom Buya Husein
0
784
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – “Cahaya itu selalu menyakitkan bagi orang yang biasa hidup dalam kegelapan.”

Dulu. Saat aku masih aktif di Komnas Perempuan sebagai anggota Komisioner, aku sering nongkrong di TIM bersama teman.

Suatu hari dalam sebuah obrolan santai sambil ngopi, aku bicara tentang kemandegan kebudayaan kaum muslimin. Bahkan bukan hanya mandeg dan berhenti, malahan ada kecenderungan kuat untuk mengajak kembali ke zaman berabad lampau di Arabia yang diyakini ideal. Ada proses reproduksi kebudayaan itu, edealisasi dan sakralisasi atasnya.

Teman itu bertanya: “agama itu sebenarnya untuk apa sih kang?”. Dan bagaimana seharusnya kita mengikuti Nabi”?.

Kemudian, aku menjawab sebisanya. Agama datang untuk membebaskan penderitaan manusia, menyerukan perdamaian, menjalin kasih, persaudaraan dan membawakan cahaya di tengah-tengah kegelapan dunia. Kegelapan itu adalah kebodohan, kezaliman dan penindasan. Cahaya itu ilmu pengetahuan, keadilan dan cinta. Al-Qur’an mengatakan tentang soal ini :

Baca Juga:

Mitos Israel di Atas Penderitaan Warga Palestina

Pesan Mubadalah dari Keluarga Ibrahim As

Nilai Ekonomi dan Sosial dalam Ibadah Kurban

Islam adalah Agama Kasih: Refleksi dari Buku Toleransi dalam Islam

الر ۚ كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَىٰ صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ

Artinya : Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (QS. Ibrahim : 1)

Penuh Kasih

Tuhan mengutus para nabi dan rasul untuk menawarkan dan menjelaskan tujuan-tujuan tersebut melalui beragam cara yang penuh kasih, santun, tak emosional, tak marah-marah.

Meski untuk melaksanakan tugas itu mereka menghadapi perlawanan keras dari komunitas audiennya. Tetapi mereka tak surut dan terus melangkah dengan tenang. Dan mereka berhasil. Cahaya Ketuhanan berpendar di seluruh bumi manusia.

Nah, sampai pada cerita ini, kawan itu menimpali sambil mengutip kata bijak dari seorang perempuan. Aku lupa namanya. Mercury?. (Merie Curie)

“Cahaya itu selalu menyakitkan bagi orang yang biasa hidup dalam kegelapan.”

Kemudian, aku terperangah. “Ini kata-kata yang indah sekali,” kataku.

Ini mengingatkan aku pada kisah  Alegori Goa, karya Plato dalam “Republik”.

Kemudian, bagaimana cara kita mengikuti Nabi itu?. Oh iya. Aku bilang singkat : “Mengikuti Nabi adalah mengikuti Cita-cita nya. Ya cita-cita agama itu tadi.” []

Tags: Cahayaislamkedamaianpersaudaraantakut
KH. Husein Muhammad

KH. Husein Muhammad

KH Husein Muhammad adalah kyai yang aktif memperjuangkan keadilan gender dalam perspektif Islam dan salah satu pengasuh PP Dar al Tauhid Arjawinangun Cirebon.

Terkait Posts

Idulfitri

Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

31 Maret 2025
Tahun Baru 2025

Do’a Tahun Baru 2025

31 Desember 2024
Rabi'ah Al-'Adawiyah

Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

24 Desember 2024
Imam Al-Ghazali

Kritik Imam Al-Ghazali Atas Realitas Zamannya

20 September 2024
Idul Adha

Khutbah Idul Adha: Pesan-pesan Kemanusiaan Nabi

16 Juni 2024
Trilogi

Trilogi Islam

4 April 2024
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Haji Pengabdi Setan

    Ali Mustafa Yaqub: Haji Pengabdi Setan dan Ujian Keimanan Kita

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tafsir Perintah Menutup Aurat dalam al-A’raf Ayat 31

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nilai Ekonomi dan Sosial dalam Ibadah Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membaca Novel Jodoh Pasti Bertemu dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyoal Jilbab dan Hijab: Antara Etika Sosial dan Simbol Kesalehan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Dari Brain Rot ke Brain Refresh, Pentingnya Menjaga Kesehatan Akal
  • Ragam Pendapat Ahli Fiqh tentang Aurat Perempuan
  • Mitos Israel di Atas Penderitaan Warga Palestina
  • Resident Playbook dan Pentingnya Perspektif Empati dalam Dunia Obgyn
  • Pesan Mubadalah dari Keluarga Ibrahim As

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID