• Login
  • Register
Rabu, 23 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Mengaji Kitab Ushrufiyyah: Teladan Sahabat Ali Mencintai Kaum Nasrani

Penghormatan atas kelompok yang berbeda dengan kita, memang sesuatu yang mungkin tidak semua orang mau melakukannya. Namun kisah ini cukup menjadi teladan bagi kita

Khoniq Nur Afiah Khoniq Nur Afiah
12/06/2023
in Hikmah
0
Teladan Sahabat Ali

Teladan Sahabat Ali

789
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Bersinggungan dengan perbedaan seringkali menjadi sesuatu yang aneh. Padahal, perbedaan dalam berbagai hal adalah bagian dari kekayaan yang perlu kita ketahui. Yakni sebagai bahan pengetahuan yang selanjutnya menjadi bekal untuk menjalani kehidupan yang luas.

Kisah-kisah sederhana yang semacam ini justru sebenarnya memiliki makna dan pesan yang luar biasa bagi umat, khususnya hari ini. Di mana hari ini kebencian begitu mudah sekali lahir, dan menyebar kemana-mana dalam hitungan detik. Hal tersebut yang mendorong penulis untuk menuliskan kisah sederhana yang cukup bermakna.

Kisah ini sebenarnya ada dalam sebuah kitab Ushrufiyyah yang sering menjadi kajian di pesantren-pesantren pada umumnya. Kisah tentang teladan sahabat Ali yang kesiangan salat subuh hanya karena menunggu kakek Nasrani. Tepatnya, kisah ini ada di dalam kitab Ushfuriyyah karya Imam Ushfury.

Pada suatu hari, Sahabat Ali akan menjalankan salat subuh berjamaah di masjid. Perjalanannya mendekati masjid, ia bertemu dengan seorang kakek yang arahnya sama-sama menuju masjid. Sebagai upaya untuk menghormati orang tua, sahabat Ali berjalan di belakang, dan tidak berani mendahului seorang kakek tersebut. Kakek itu berjalan sangat pelan, hingga matahari sudah mulai muncul dan kegelapan langit mulai menjadi terang.

Respon Nabi, dan Perintah Malaikat Jibril

Singkat cerita, sesampainya di masjid, ternyata sang kakek tidak memasuki masjid, karena dia adalah seorang Nasrani. Namun, sahabat Ali masih melihat Rasulullah dalam keadaan rukuk, dan Ali pun bergegas mengikutinya. Setelah selesai salat subuh, sahabat Ali segera mengikuti dan bertemu Rasul. sahabat Ali bertanya “Mengapa Rasul memperpanjang rukuk, padahal engkau tidak pernah melakukan itu?”

Baca Juga:

Dilema Kepemimpinan Perempuan di Tengah Budaya Patriarki, Masihkah Keniscayaan?

Mengapa Perempuan Ditenggelamkan dalam Sejarah?

Mengapa Sejarah Ulama, Guru, dan Cendekiawan Perempuan Sengaja Dihapus Sejarah?

Ketika Zakat Profesi Dipotong Otomatis, Apakah Ini Sudah Adil?

Rasul menjawab “Saat saya rukuk, membaca doa rukuk, dan mengangkat kepalaku, Jibril menahan diriku untuk I’tidal dengan sayapnya. Setelah Jibril mengangkat sayapnya, baru diriku bisa melanjutkan untuk bangun dari rukuk dan melakukan I’tidal.”

Ali kemudian bertanya kembali “Mengapa Jibril melakukan itu?” dan Rasul menjawab “aku juga tidak bertanya kepada Jibril mengapa demikian”.

Tiba-tiba Jibril datang dan berkata “Aku diperintahkan oleh Allah untuk menahan punggungmu, sebab Ali akan berjamaah. Namun ia tidak ingin mendahului seorang kakek yang sedang berjalan di depannya”.

Kisah ini menjadi penguat sekaligus validasi atas pentingnya menjaga hubungan dengan kaum Nasrani. Atau orang lain yang berbeda agama dengan kita. Penghormatan yang serius juga sangat tercermin dalam diri teladan sahabat Ali terhadap kakek yang beragama Nasrani.

Penghormatan atas kelompok yang berbeda dengan kita memang sesuatu yang mungkin tidak semua orang mau melakukannya. Namun kisah ini cukup menjadi teladan bagi kita.

Cinta, dan Penghormatan terhadap Perbedaan

Pembentukan cinta terhadap kelompok yang berbeda dengan kita memang membutuhkan proses. Namun salah satu yang dapat mendukung timbulnya hal tersebut adalah kesadaran atas persamaan yang dimiliki. Sejauh ini, perbedaan selalu menjadi sesuatu yang lebih menonjol, dan tampaknya itu memiliki dampak yang kurang baik dalam proses tumbuhnya rasa kasih sayang kepada kelompok lain.

Sikap yang terlalu tertutup dengan perbedaan juga memberikan efek terhadap meningkatnya perasaan arogansi. Perasaan tersebut tentu tidak diajarkan dalam agama, sehingga memiliki keterbukaan guna mengetahui berbagai hal yang ada di luar kelompok kita juga penting kita lakukan. Yakni untuk mengendalikan perasaan benar sendiri atau arogansi. Dalam penjelasan yang lebih panjang, arogansi ini juga berdampak pada respon kaku yang seseorang miliki atas suatu persoalan.

Martya Sen dalam bukunya “multi identitas” menyebutkan bahwa yang paling berbahaya dari seseorang adalah merasa nyaman terkungkung dalam kepala sendiri. Sen menjelaskan bahwa dalam diri seseorang memiliki identitas yang kompleks, misalnya identitas saya sebagai perempuan, anak, mahasiswa, santri, dan suku Jawa.

Hal tersebut sangat mungkin seseorang memiliki, yakni perbedaan dengan yang lain. Artinya, penjelasan Sen ini perlu kita ketengahkan untuk memaknai bahwa kita perlu merespon perbedaan dengan lebih cair. Sebab, dengan kecairan ini mungkin mampu mengantarkan pada kemampuan terbiasa, dan mudah menerima perbedaan. Sekian.  []

Tags: Akhlak Sahabat NabiAli bin Abi ThalibHikmahislamKaum Nasranisahabat nabisejarahSunah Nabi
Khoniq Nur Afiah

Khoniq Nur Afiah

Santri di Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek R2. Tertarik dengan isu-isu perempuan dan milenial.

Terkait Posts

Hak-hak Anak

Menghargai Hak-hak Anak

23 Juli 2025
Keadilan

Standar Keadilan Menurut Dr. Nur Rofiah, Bil. Uzm

23 Juli 2025
Nafkah Suami

Suami dan Istri Sama-sama Bisa Memberikan Nafkah Keluarga

22 Juli 2025
Saling Mengenal

Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Saling Mengenal, Bukan Saling Merendahkan

22 Juli 2025
sharing properti keluarga

Menguatkan Praktik Sharing Properti Keluarga di Tengah Budaya Patriarki

22 Juli 2025
properti keluarga

Ketika Properti Keluarga Menjadi Sumber Ketidakadilan

22 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sibling Rivalry

    Fenomena Sibling Rivalry dalam Rumah: Saudara Kandung, Tapi Rasa Rival?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Saling Mengenal, Bukan Saling Merendahkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menguatkan Praktik Sharing Properti Keluarga di Tengah Budaya Patriarki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menuju Pesantren Inklusif: Sebuah Oto-kritik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Perlindungan Anak Harus Dimulai dari Kesadaran Gender?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menghargai Hak-hak Anak
  • Menemukan Makna Cinta yang Mubadalah dari Film Sore: Istri dari Masa Depan
  • Standar Keadilan Menurut Dr. Nur Rofiah, Bil. Uzm
  • Mengapa Perlindungan Anak Harus Dimulai dari Kesadaran Gender?
  • Suami dan Istri Sama-sama Bisa Memberikan Nafkah Keluarga

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID