• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Manusia sebagai Khalifah Fil Ardh dalam Perspektif Lingkungan

Agama Islam, perempuan, dan lingkungan menjadi hal yang sangat berkaitan untuk menciptakan keseimbangan alam, dan manusia

Layyin Lala Layyin Lala
05/07/2023
in Publik, Rekomendasi
0
Manusia sebagai Khalifah fil Ardh

Manusia sebagai Khalifah fil Ardh

1.9k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Tujuan utama penciptaan manusia menurut Al-Qur’an adalah dijadikannya manusia sebagai khalifah fil ardh atau pemimpin di muka bumi. Saya pernah bertanya kepada diri saya sendiri, pemimpin yang bagaimana? Apakah pemimpin yang kita lihat sehari-hari seperti di kantor pemerintahan? Ataukah pemimpin yang tergambar pada zaman Rasulullah seperti pemimpin suku atau pemimpin perang?

Jawaban saya mulai terjawab ketika saya menyimak penjelasan Ibu Nyai Nur Rofi’ah Bil.Uzm saat Musyawarah Keagamaan KUPI 2 di Pondok Pesantren Hasyim Asy’ari Bangsri, Jepara, beberapa bulan yang lalu.

Islam dan Khalifah fil Ardh

Saya masih ingat sekali ketika beliau menjelaskan bahwa maksud dari khalifah fil ardh merupakan representasi manusia menjadi wakil Tuhan di muka bumi yang bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan bagi umat manusia lainnya. Beliau menyebutkan bahwa manusia sebagai khalifah fil ardh tidak hanya berlaku untuk kaum laki-laki saja, namun juga berlaku untuk kaum perempuan.

Seperti yang kita tahu, gambaran pemimpin di masyarakat kita masih mendominasi bahwa laki-laki adalah pemimpin. Beberapa steorotip yang beredar, laki-laki lebih layak untuk kita jadikan pemimpin daripada perempuan.

Di sisi lain, steorotip seperti perempuan dianggap kaum yang lemah dan kurang logika menjadi salah satu alasan mengapa mereka tidak layak kita jadikan pemimpin. Padahal, baik laki-laki maupun perempuan memiliki kedudukan yang setara. Tidak ada perbedaan di antara keduanya.

Baca Juga:

Refleksi Surah Al-Ankabut Ayat 60: Menepis Kekhawatiran Rezeki

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

Hal-hal yang Tak Kita Hargai, Sampai Hidup Mengajarkan dengan Cara yang Menyakitkan

Saya juga bertanya pada diri saya sendiri, apa saja yang perlu manusia lakukan sebagai khalifah fil ardh? Tentu kalau kita mau menggarisbawahi kunci jawaban yang telah Bu Nyai Nur Rofiah sebutkan adalah menciptakan kemaslahatan untuk umat manusia. Pertanyaannya, maslahat yang seperti apa? Maslahat yang membawa manfaat dan dampak positif bagi umat manusia lainnya.

Peran Manusia Mewujudkan Lingkungan yang Layak

Jika kita menggunakan perspektif lingkungan, maka yang dimaksud maslahat di sini ialah bagaimana peran manusia mewujudkan lingkungan yang layak untuk dimanfaatkan oleh manusia. Allah telah menciptakan alam dan seisinya untuk manusia manfaatkan dalam bertahan hidup.

Selain itu, manusia sebagai khalifah fil ardh dibekali oleh akal dan pikiran untuk mengelola alam agar mendapatkan kebermanfaatan. Sebagai wakil Tuhan di muka bumi, sudah seharusnya manusia mengelola dan menjaga alam dengan hati-hati dan berkelanjutan.

Bukan malah merusak, mengeksploitasi, dan memusnahkan apa yang telah Tuhan berikan untuk manusia. Manusia baik laki-laki ataupun perempuan memiliki peran yang sama untuk menjaga dan mengelola alam dengan bertanggungjawab untuk mencapai kebermanfaatan.

Eco-Feminism: Perempuan dan Lingkungan

Alam dalam sehari-harinya memberikan manusia banyak hal untuk mempertahankan hidupnya. Di daerah pesisir dan pantai, alam begitu banyak memberikan hasil ikan laut, kerang-kerangan, hingga garam-garaman. Lalu di daerah dataran rendah, alam begitu banyak memberi tanaman-tanaman perkebunan, seperti jagung, padi, hingga umbi-umbian.

Sementara itu di daerah dataran tinggi, alam memberikan sumber air bersih dan hasil tanaman perkebunan seperti sayur-sayuran. Di sisi lain, alam menyediakan hewan-hewan ternak yang memberikan daging, susu, hingga telur-telurnya. Semuanya saling berkaitan dan saling bertautan untuk menghidupi manusia. Tanpa adanya alam, manusia akan kesulitan untuk bertahan hidup.

Sifat alam yang selalu memberi kepada manusia sangat relevan dengan sifat-sifat perempuan yang mengasihi putra-putrinya. Di mana perempuan memiliki andil besar dalam berbagai hal dalam menjaga bumi.

Perempuan memiliki sifat feminim seperti layaknya semesta yang lebih banyak memberi daripada menerima, yang lebih banyak daripada merusak, dan memiliki nilai kasih yang tidak terbatas. Para perempuan memiliki andil besar untuk mewujudkan keadilan ekologis.

Eco-Feminism memandang perempuan sebagai dampak utama akibat kerusakan alam dan perubahan iklim. Sebagian perempuan merasakan kesulitan untuk mendapatkan sumber daya alam, mengelola sawah atau ladang, mengambil hasil hutan, dan kehilangan mata pencaharian akibat rusaknya alam dan lingkungan.

Hal ini membuat perempuan kerap kali mendapatkan kekerasan dalam rumah tangga karena tidak dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga. Selain itu, perempuan yang kehilangan mata pencaharian harus meluangkan waktu yang lebih lama untuk mencari potensi sumber daya alam yang lain.

Tak kita pungkiri juga bahwa anak-anak menjadi korban selanjutnya. Anak-anak yang membantu para perempuan mencari sumber daya alam kerap kali mengorbankan waktu belajar dan bersekolah. Adanya ancaman hewan liar yang dapat membahayakan anak-anak dan perempuan menjadi tantangan terbesar bagi mereka untuk mempertahankan hidup.

Peran perempuan Sebagai Kunci Kelestarian Lingkungan

Perempuan menjadi kunci utama untuk membuat keputusan, mengatur, dan mengelola sumber daya alam disekitarnya. Dalam ranah rumah tangga, perempuan memiliki kuasa untuk mengelola dapur, memanfaatkan sampah dapur, dan membimbing keluarga dalam mengonsumsi sumber daya alam.

Dalam ranah pertanian, petani perempuan memiliki kuasa untuk memutuskan bagaimana mengelola sumber daya alam yang tepat, seperti menentukan kapan bibit tanaman ini dapat ditanam, disemai, disiram, dan dipanen? Para petani perempuan memiliki pengaruh yang besar terhadap hasil pertanian.

Di sisi lain, para masyarakat perempuan adat sangat bertanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga, biasanya mereka akan mencari sumber daya alam seperti kapas untuk ditenun dan dibuatkan pakaian, berburu kayu bakar untuk memasak, hingga kebutuhan makanan sehari-hari. Dari sinilah mengapa kita penting untuk menyadari bahwa peran perempuan sangat penting bagi kelestarian lingkungan.

Pesan-Pesan Kolaboratif Untuk Menciptakan Keseimbangan Alam dan Manusia

Agama Islam, perempuan, dan lingkungan menjadi hal yang sangat berkaitan untuk menciptakan keseimbangan alam, dan manusia. Islam menjadi agama yang ramah terhadap perempuan dan lingkungan.

Selain itu, Islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai sustainable living dalam lingkungan. Begitu pula pada perempuan, Islam menjadi agama yang memanusiakan perempuan dan mengangkat derajat perempuan.

Kolaborasi dalam nilai-nilai Islam, perempuan, dan lingkungan jika terus kita gaungkan akan menghasilkan ekosistem lingkungan yang berkepanjangan, dan dapat bermanfaat bagi umat manusia lainnya. Hal inilah yang dapat mencapai keseimbangan alam dan manusia.

Apabila hubungan antara alam lingkungan dan manusia seimbang, maka tidak akan terjadi permasalahan lingkungan (krisis iklim, kelangkaan pangan, hingga bencana alam) serta permasalahan sosial dalam sehari-hari (kemiskinan, kekerasan, hingga masalah kesehatan). Maka, dapat disimpulkan bahwa mencapai keseimbangan lingkungan dan manusia adalah tujuan tertinggi manusia sebagai khalifah fil ardh dalam perspektif lingkungan. []

Tags: bumiKhalifah fil ArdhmanusiaPerspektif LingkunganSemesta
Layyin Lala

Layyin Lala

Khadimah Eco-Peace Indonesia and Currently Student of Brawijaya University.

Terkait Posts

Jam Masuk Sekolah

Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

7 Juni 2025
Iduladha

Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban

7 Juni 2025
Masyarakat Adat

Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

7 Juni 2025
Toleransi di Bali

Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

7 Juni 2025
Siti Hajar

Spirit Siti Hajar dalam Merawat Kehidupan: Membaca Perjuangan Perempuan Lewat Kacamata Dr. Nur Rofiah

7 Juni 2025
Relasi Kuasa

Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

7 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Jalan Tengah untuk Abah dan Azizah
  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT
  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID