Mubadalah.id – Belakangan ini istilah high value woman semakin sering terdengar seiring meningkatkanya kesadaran para perempuan terhadap berbagai isu yang berkaitan tentang relationship. Kehidupan yang semakin keras seolah menghendaki agar para perempuan juga turut meningkatkan kapasitas dan kualitas diri.
Bagai gayung bersambut, perlahan semakin banyak perempuan yang berlomba-lomba ingin menjadi high value woman. Meski demikian, beberapa perempuan justru semakin berkecil hati karena merasa diri tak ada berarti apa-apa. Lalu, haruskah perempuan sempurna?
Istilah ‘High value woman’ berasal dari bahasa inggris yang bermakna perempuan bernilai tinggi. Dengan adanya istilah high value woman ini maksudnyaagar perempuan tidak lagi hanya dianggap sebagai makhluk yang lemah, atau manusia yang labil dan tidak berprinsip.
Menjadi high value woman tidaklah sama dengan menjadi superwoman, sehingga dia tetaplah manusia biasa yang tak perlu menjadi sempurna. Seperti yang kita tahu bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah semata, segala makhluk di muka bumi ini pastilah punya kekurangan, termasuk manusia.
Namun, perempuan dengan segala kekurangannya kerapkali menerima tuntutan menjadi sempurna melalui berbagai peran yang dititikberatkan padanya. Menjadi high value woman adalah tentang bagaimana menyikapi hidup dengan penuh percaya diri dan rasa bahagia meskipun tetap dengan kekurangan yang ada.
Mencintai diri sendiri
Tak sedikit kita jumpai, masih banyak perempuan yang merasa diri dia tak bernilai, tak bermakna apa-apa, terutama mereka yang baru putus cinta. High value woman adalah perempuan yang mampu mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain. Bagaimana seorang bisa menjadi high value woman jika dia tak menghargai diri sendiri?
Dengan mencintai diri sendiri akan timbul rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Berawal dari mencintai diri sendiri, mereka akan berusaha merawat pemberianNya dengan sebaik mungkin, mulai dari menjaga kesehatan dengan pola makan yang sehat dan teratur, olahraga dan istirahat yang cukup, meninggalkan segala hal buruk bagi tubuh.
Antara lain, seperti merokok dan konsumsi minuman keras, sampai hal detail seperti memilih produk perawatan tubuh yang terbebas dari bahaya efek samping tertentu. High value woman memiliki keyakinan bahwa ketika dia mampu menghargai diri sendiri, maka orang lain pun turut menghargai dirinya.
Senantiasa belajar banyak hal
High value woman selalu ingin belajar banyak hal dalam hidupnya dan mengaggap bahwa pengetahuan adalah senjata ampuh dalam menjalani kehidupan. Semangat belajar tersebut menjadikan mereka berwawasan luas dan mampu memaknai hidupnya dengan lebih berwarna.
Mereka mempelajari banyak hal untuk diri sendiri bukan untuk bersaing dengan orang lain maupun dengan laki-laki. Sebab mereka tahu pentingnya meng-upgrade diri untuk kehidupan. Tak heran, beberapa perempuan berhasil tumbuh dengan begitu multitalenta.
Berani keluar dari toxic relationship
Di kehidupan yang semakin keras ini tentunya semakin banyak pula toxic relationship. Hubungan yang toxic kerapkali tidak memberikan rasa nyaman yang hanya berujung pada sakit hati dan menyalahkan diri sendiri.
High value woman mampu merasa nyaman meskipun sendirian, tidak takut keluar atau meninggalkan hubungan tak sehat yang sedang ia jalani. Daripada bersama dengan orang yang toxic, mereka lebih memilih menikmati hidup dengan diri dia sendiri.
Merdeka atas diri sendiri
Ada banyak peraturan tak berdasar di dunia ini yang manusia buat hanya untuk menilai seorang perempuan. High value woman tahu apa yang terbaik untuk diri sendiri. Karena dia lah yang mengenal diri sendiri lebih baik daripada orang lain.
Seperti yang kita tahu bahwa beberapa standar hidup yang kerapkali menimbulkan streotip negatif masih tumbuh subur dalam masyarakat. Misalnya keharusan perempuan menikah sebelum umur 30 tahun, atau domestikasi peran perempuan yang tak boleh bekerja akibat dominasi budaya patriarki.
High value woman berani mengambil keputusan meskipun bertentangan dengan anggapan tak berdasar tersebut dengan tetap menghargai dan tidak merendahkan opini orang lain. Mereka tak bergantung atas penilaian dan validasi orang lain. Namun mampu bertanggung jawab tuntas atas hidupnya sebab pilihan hidup yang mereka pilih bukanlah berdasarkan paksaan dan pengaruh orang lain.
Pada intinya, high value woman tetaplah manusia biasa yang yang jelas tidak dan tak boleh dituntut sempurna. Memiliki standar tinggi bukan berarti mereka adalah wanita yang sempurna. Mereka sadar akan kekurangan, tapi mau menerima dan memperbaiki.
Mereka punya emosi sebagaimana layaknya perempuan, sehingga wajar jika kadangkala bingung, takut, cemas, sedih, dll. Semua perempuan bernilai selama diri mereka sendiri mampu menjaga nilai-nilai yang ada dalam dirinya.