• Login
  • Register
Senin, 2 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Sosok Mbah Jum: Sang Penduduk Bumi Yang Mampu Membuat Iri Bidadari Surga

Wajarlah jika bidadari surga akan iri kepada Mbah Jum, karena amal-amalannya di dunia

Kamariah Kamariah
23/02/2024
in Pernak-pernik
0
Mbah Jum

Mbah Jum

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Siapa yang tidak ingin melihat bidadari? Jika ingin melihatnya syaratnya ya masuk surga dulu dan syarat masuk surga ya, meninggal dulu, hehe.

Bagaimana, bener kan? Lalu bagaimana jika artikel kali ini, kami akan menceritakan tentang sosok perempuan penduduk bumi asli, namun mampu membuat para bidadari surga iri kepadanya.

Apakah kamu ingin melihat sosolnya? Simak sampai selesai kisah inspiratif berikut ini. Kisah seorang Mbah Jum: Sang Penduduk Bumi Yang Mampu Membuat Iri Bidadari Surga.

Siapa Sosok Mbah Jum?

Kisah ini dilansir dari Akun Instagram @teladanrasul, yang bersumber dari @irene.radjiman. Sepintas tidak ada yang istimewa dari sosok Mbah Jum ini. Beliau hanyalah seorang penjual tempe yang Allah kasih ujian di matanya. Beliau tidak bisa melihat atau tunanetra.

Seperti yang sudah penulis sebeutkan di atas, nampak tak ada yang istimewa, hanya penjual tempe yang tak bisa melihat dunia sejak lahir.

Baca Juga:

Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

Kemanusiaan sebelum Aksesibilitas: Kita—Difabel

Kopi Kamu: Ruang Kerja Inklusif yang Mempekerjakan Teman Disabilitas

Setiap pagi, beliau akan datang ke pasar di antar oleh cucunya, menjajalkan tempenya seperti pedagang lainnya.

Jika ada yang membeli, beliau selalu berpesan agar mengambil kembaliannya sendiri.

Menjadi Sang Inspirator Sedekah

Yang menjadikan sosok Mbah Jum istimewa adalah di bagian akhir transaksinya di pasar.

Setiap dagangannya habis dan dijemput oleh cucunya, beliau akan meminta cucunya menghitung hasil jualannya. Jika hasilnya lebih dari 50 ribu, maka lebihnya tersebut disedekahkan ke masjid.

Hal ini beliau lakukan, karena modal yang dibutuhkan untuk membuat tempe adalah 20 ribu, maka cukuplah 50 ribu, sebagai penghasilan setiap harinya, adapaun kelebihannya adalah milik Alah, maka harus dikembalikan kepada-Nya.

Karena masjid adalah rumah Allah, maka beliau mengarahkan cucunya agar untungnya tersebut masuk kotak amal masjid.

Bukahkah biasanya kebanyakan manusia akan sangat senang mendapatkan untung yang berlimpah? Hingga lupa ada hak orang lain dalam harta yang ada. Mbah Jum, layak mendapatkan gelar  sang inspirator sedekah.

Tangan yang Penuh Keberkahan

Jam 10 pagi, saat semua dagangannya sudah habis, maka beliau akan pulang bersama sang cucu. Dalam lain kesempatan, beliau juga bertugas sebagai tukang pijit di kampung.

Setiap ada anak yang sakit, demam, flue, atau penyakit lainnya, maka orang tua anak-anak akan berinisitif memijitnya ke rumah Mbah Jum.

Tak ada tarif untuk para pelanggan. Luar biasanya lagi 100% hasil jasa pijitnya disumbangkan ke masjid.

Bagi Mbah Jum, beliau tidak pernah mampu mengobati siapapun. Adapun jika ada anak yang sembuh lewat tangannya, maka sejatinya bukan dirinya yang menyembuhkan, tapi Allah.

Maka Mbah Jum berpendapat bahwa, uang tersebut bukanlah haknya, tapi hak Allah, maka harus dikembalikan ke rumah-Nya (Masjid)

Merupakan Hafidzah 30 Juz

Belum usai kisah istimewanya, ternyata beliau juga merupakan seorang hafidzah 30 juz.

Dalam beberapa artikel termuat bahwa beliau pernah berkata;

“Saya memang tidak bisa melihat sejak lahir, tapi Allah izinkan saya bisa membaca dan menghafal Al-Qur’an, betapa baiknya Allah pada saya.”

Cucunya juga merupakan seorang hafiz dan guru ngaji di kampung tersebut.

Pantas Bidadari Surga Iri Padanya

… Aku (Ummu Salamah )bertanya, “Mengapa wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari?” Beliau menjawab, “Karena salat, puasa, dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuningan, sanggulnya mutiara, dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati. Kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali. Selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali. Ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.’”…

“…Wahai Ummu Salamah, akhlaq yang baik itu akan pergi membawa dua kebaikan, dunia dan akhirat.” (H.R. Ath Thabrani).

Maka wajarlah bidadari surga akan iri kepada Mbah Jum, karena amal-amalannya di dunia. Semoga kita mampu memetik hikmah di dalam kisah beliau. []

 

 

 

Tags: bidadariDisabilitasHikmahMbah JumsurgaTuna Netra
Kamariah

Kamariah

Terkait Posts

Hijab

Makna Hijab dan Jilbab dalam al-Qur’an

1 Juni 2025
Jilbab

Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan

1 Juni 2025
Sukainah

Tren Mode Rambut Sukainah

31 Mei 2025
IUD

Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

31 Mei 2025
Kodrati

Mengenal Perbedaan Laki-laki dan Perempuan secara Kodrati

31 Mei 2025
Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Menilik Peran KUPI Muda dalam Momen Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

30 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jilbab

    Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Hijab dan Jilbab dalam al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kreativitas tanpa Batas: Disabilitas dan Seni

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Makna Hijab dan Jilbab dalam al-Qur’an
  • Ketika Jilbab Menjadi Alat Politik dan Ukuran Kesalehan
  • Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila
  • Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir (Bagian 1)
  • Tren Mode Rambut Sukainah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID