Mubadalah.id-Manusia merupakan makhluk sosial yang setiap harinya selalu berinteraksi, berkomunikasi serta membangun relasi dan koneksi antar sesama. Oleh karena itu harus mempelajari bagaimana cara membangun relasi dengan baik dan benar. Jalaluddin Rumi memberikan nasehat tentang cara relasi terhadap sesama manusia.
Siapa Jalaluddin Rumi?
Seorang penyair sufi Persia dan ulama besar yang lahir di Balkh, Persia Raya (30 September 1207 – 17 December 1273). Jalaluddin Rumi atau Jalaluddin Muhammad Balkhi. Ia mempunyai nama lengkap Jalaluddin Muhammad bin Muhammad bin Husin Al Khatihbi Al Bakri. Kata Rumi di belakang adalah julukan baginya yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di Konya yang dulu dikenal dengan sebutan Rum.
Jalaluddin Rumi merupakan keturunan Abu Bakar bernama Bahauddin Walad, Ayah Rumi juga seorang cendekia yang saleh, berpandangan ke depan, dan seorang guru yang terkenal di Balkh. Sedangkan ibunya berasal dari keluarga kerajaan Khwarazm.
Selama tujuh abad terakhir, orang-orang Iran, Tajik, Turki, Yunani, Pashtun, orang-orang Islam di Asia Tengah, serta orang-orang Islam di Subbenua India telah menikmati karya-karyanya. Jalaluddin Rumi memiliki kekayaan dalam kalam.
Kumpulan puisi Rumi yang terkenal bernama al-Matsnawi al-Maknawi konon adalah sebuah revolusi terhadap Ilmu Kalam yang kehilangan semangat dan kekuatannya. Isinya juga mengkritik langkah dan arahan filsafat yang cenderung melampaui batas, mengebiri perasaan dan mengkultuskan rasio.
Dunia mengakui, bahwa puisi Rumi memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan para sufi penyair lainnya. Melalui puisi-puisinya Rumi menyampaikan bahwa pemahaman atas dunia hanya mungkin didapat lewat cinta, bukan semata-mata lewat kerja fisik.
Dalam puisinya Rumi juga menyampaikan bahwa Tuhan, sebagai satu-satunya tujuan, tidak ada yang menyamai
7 Nasehat Jalaluddin Rumi Tentang Cara Relasi Terhadap Sesama Manusia
Jalaluddin terkenal karena berbagai puisi yang sangat indah. Salah satu karyanya, yaitu Kitab Masnawi (Mathnawi), yang ia susun di Konya, dianggap sebagai salah satu puisi terbaik dalam bahasa Persia. Bahkan kerap disebut dengan Qur’an dalam bahasa Persia. Terdapat banyak nasehat, petuah bijak ia tuangkan dalam karyanya. Beberapa nasehat Jalaluddin Rumi tentang cara relasi terhadap sesama manusia antara lain:
Pertama, jadilah sungai dalam hal kedermawanan dan menolong orang lain. Sungai? Yup ibarat sungai dengan air jernih yang mengalir memberi manfaat tiada henti. Tanpa mengharapkan imbalan.
Kedua, menjadi matahari dalam hal kasih sayang dan berkah. Lah kok matahari? Alasan rumi adalah karena matahari menyinari tanpa memilih siapa yang akan kena sinar dan kehangatannya. Tidak boleh pamrih kepada siapa saja meski tidak mengucapkan terima kasih
Ketiga, Dalam memaafkan jadilah seperti malam. Bagaikan malam saat kita terlelap sudah tidak mengingat apapun. Melupakan dendam sedikitpun dalam membalas perbuatan mereka.
Keempat, jadilah seperti mayat ketika kamu dalam keadaan marah dan murka. Tersulutnya amarah dan angkara murka, mencoba diam jangan melakukan apapun. Agar tidak menimbulkan kesalahan dan penyesalan yang datang kemudian.
Kelima, menjadi seperti bumi dalam hal kesederhanaan dan kerendahan hati. Rumi memberikan nasehat dalam menempatkan diri di bawah dan meninggikan yang lain dalam relasi itulah bumi. Mencontohkan mengenai kesederhanaan dan kerendahan hati.
Keenam, toleransi dalam hal ini kamu bisa mencontoh laut dalam melakukan relasi. Rumi mengibaratkan laut yang selalu sigap dalam menampung seluruh air sungai dari penjuru muka bumi.
Ketujuh, janganlah melihat keluar. Lihatlah kedalam diri, jadilah engkau apa adanya. Jangan terlalu banyak citra, bermainlah peran sebagai dirimu yang apa adanya.
Menerapkan nasehat dari Jalaluddin Rumi dalam kehidupan sehari-hari, mampu menciptakan kehidupan yang damai antar sesama. Tidak ada yang saling mendominasi dalam sebuah relasi. saling bukan si paling, merangkul dalam keharmonisan. []