Mubadalah.id – Para ahli sejarah Nabi Muhammad Saw menulis performan fisik Nabi yang indah itu dengan detail. Salah satunya mengungkapkan seperti ini:
Paras mukanya manis dan tampan. Perawakannya sedang, tidak terlalu tinggi, tetapi tidak pula pendek (Laisa bi al-thawil al-dzahib wa la bi al-qashir al-bain). Bentuk kepalanya besar, berambut hitam kelam antara keriting dan lurus. Rambutnya tebal memanjang sampai ke pundak (Kana Yadhrib Sya’rahu ila al-Mankibain).
Dahinya lebar dan rata (wasi’ al-jabin), di atas alis mata yang lengkung, tebal dan bertaut. Sepasang matanya lebar dan hitam, di tepi putih matanya ada garis-garis tipis kemerah-merahan. Di pelupuk matanya tampak bayang-bayang hitam (eye shadow/ak-hal al-ainain wa Laisa bi ak-hal).
Kemudian, tatapan matanya tajam (Adaj al-Ainain), dengan bulu mata yang hitam-pekat. Hidungnya halus dan merata, (Thawil Qashbah al-Unf) dengan barisan gigi yang bercelah-celah (Mufallaj al-Asnan). Cambangannya lebar (Ahdab al-Asyfar), lehernya jenjang, bersih dan indah (Kana Unuqu Ibriq Fiqdhah).
Lalu, dadanya lebar dengan kedua bahu yang bidang (‘Azhim al-Mankibain). Warna kulitnya terang dan jernih, dengan dua telapak tangan dan kakinya yang tebal. Tubuhnya selalu menebarkan wangi (Thayyib al-Raa-ihah wa al-‘Araq). Siapa yang memandangnya akan terpikat, siapa yang sering bersamanya akan makin cinta.
Senandung Puisi
Bahkan, Hasan bin Tsabit, penyair Nabi meringkas keindahan fisik Nabi dalam senadung puisi pujian kepada Nabi:
Tak pernah ada mata yang melihat Manusia setampanmu
Tak ada perempuan yang melahirkan Manusia seelok rupamu
Engkau diciptakan bersih dari segala noda
Seakan-akan engkau menciptakan dirimu
Sebagaimana kehendakmu?
Kehadiran sang Paripurna sesungguhnya telah dinanti-nanti oleh dunia kemanusiaan dengan seluruh kerinduan. Bangsa-bangsa di dunia telah lama hidup dalam kebingungan, bagai menyusuri lorong-lorong gelap dan senyap.
Kemudian, mereka menanti munculnya cahaya, dan cahaya itu telah dikabarkan oleh wahyu Tuhan yang diturunkan kepada nabi dari nazaret, Isa Ibn Maryam, dengan nama “Ahmad”.
Maka ketika Muhammad lahir, dunia bersuka cita. Bahkan kegembiraan atas kelahiran sang Nabi itu juga ikut para Malaikat di langit rasakan. []