• Login
  • Register
Sabtu, 25 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Ajaran Stoisisme Memperkukuh Hablum Minannas dan Hablum Minal Alam

Mazhab stoisisme mengingatkan kita untuk selalu menjaga hubungan sosial (hablum minannas) dengan menjaga kerukunan dan silaturahmi

Ni'am Khurotul Asna Ni'am Khurotul Asna
16/06/2022
in Publik
0
Ajaran Stoisisme

Ajaran Stoisisme

190
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ajaran stoisisme merupakan salah satu aliran filsafat yang mengajarkan bagaimana kita sebagai manusia mampu mengelola, beradaptasi dari mental dan emosi dengan lebih tangguh dan bijak menjalani hidup.

Segala nilai dan konsep dari mazhab stoisisme dinilai cukup relevan dan begitu eksis dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari di zaman serba modern ini untuk berbagai kalangan umur dan tentunya tidak bertentangan dengan norma, nilai agama, dan paham yang telah mapan menjalar di komunitas.

Meskipun aliran filsafat ajaran stoisisme ini terbilang sangat tua karena didirikan di awal abad ke-3 SM oleh Zeno dan dikembangkan oleh filsuf stoa lain seperti Marcus Aurelius, Epictetus, dan Seneca. Kita dengan mudahnya dapat memahami ajaran stoisisme ini dengan mudah dan santai karena sangat realistis dengan kehidupan.

Tidak dipungkiri setiap orang pasti berpengalaman kaitannya dengan mental dan emosi ketika berhubungan sosial dengan orang lain dan dampak yang dijalani dari perilaku sehari-harinya dengan alam.

Ajaran stoisisme mengajarkan kepada kita untuk “hidup selaras dengan alam” (in accordance with nature). Artinya, bukan hanya tentang cara, solusi atau dampak menghadapi perubahan lingkungan hidup saja. Tetapi kita diajak untuk lebih menyadari bahwa kita hidup dengan menggunakan nalar secara beriringan dalam meraih kebahagiaan saat hidup bersosial, menerima keberadaan dan nasib kita sebagai bagian dari semesta, serta mau beradaptasi dengan apa yang terjadi dengan alam sejauh yang dapat kita kontrol tapi tidak untuk merubahnya.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Ngaji Rumi: Patah Hati Dengan Dunia, Puasa Sebagai Obatnya
  • Mati Mencari Nafkah untuk Keluarga, Lebih Baik daripada Mati Berjihad
  • Patah Hati? Begini 7 Cara Stoikisme dalam Menyikapinya, Yuk Simak!
  • Kemanusiaan Perempuan
    • Ajaran Stoisisme dalam Hablum Minannas
    • Ajaran Stoisisme dalam Hablum Minal Alam

Baca Juga:

Ngaji Rumi: Patah Hati Dengan Dunia, Puasa Sebagai Obatnya

Mati Mencari Nafkah untuk Keluarga, Lebih Baik daripada Mati Berjihad

Patah Hati? Begini 7 Cara Stoikisme dalam Menyikapinya, Yuk Simak!

Kemanusiaan Perempuan

Ajaran Stoisisme dalam Hablum Minannas

Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam berhubungan baik dengan pamannya Abu Thalib yang non muslim. Tak pernah sekalipun berperilaku tak pantas, Nabi sendiri selalu bersikap hormat padanya. Begitu juga sebaliknya, Abu Thalib pun berperilaku baik pada nabi, beliau kerap mendukung dan memberi perlindungan pada nabi semampunya.

Dari sikap Nabi dan pamannya, kita dapat belajar bahwa kita harus belajar untuk tetap berperilaku baik pada orang lain dan jangan sampai mengisolasi diri. Mazhab stoisisme mengingatkan kita untuk selalu menjaga hubungan sosial (hablum minannas) dengan menjaga kerukunan dan silaturahmi.

Terkadang beberapa pengalaman berhubungan kepada orang lain membuat kita terprovokasi sehingga memancing emosi negatif muncul dan berdampak negatif pada hubungan sosial kita.

Kembali pada hidup selaras dengan alam, bagaimana kita menggunakan nalar kita untuk berpikir apa penyebab ketika mudah terpancing dari perilaku dan penilaian orang lain. Kita perlu menyadari bahwa diri sendiri yang bertanggung jawab jika merasa tersinggung, marah, dan bukan orang lain. Pun menyadari dengan kerendahan hati dan tidak sempurnanya kita juga dapat menjadi penyeimbang.

Orang Jepang terkenal dengan kebiasaan hidupnya yang baik dengan menciptakan ikigai (alasan menemukan makna hidup), salah satunya dengan selalu tersenyum dan bersikap ramah pada orang lain, tidak mengisolasi diri sampai hari tua tapi menciptakan koneksi pada dunia mereka sendiri menjadi salah satu tips berumur panjang dan berdampak baik pada kesehatan.

Meskipun beberapa permasalahan hubungan sosial yang ada seperti relasi pertemanan palsu yang malah terbentuk akhirnya berdampak buruk dan dapat kita hindari dengan menjaga kualitas bersosial kita dengan lingkungan sekitar yang lebih baik. Maka, ajaran stoisisme memperkukuh hablum minannas, dan kita bisa mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Ajaran Stoisisme dalam Hablum Minal Alam

Hidup berhubungan dengan alam menjadi ikhtiar yang tak lepas dari makhluk hidup untuk tetap bertahan. Maka dari itu, adanya keterkaitan dan kesinambungan erat menjadi daur yang terus berulang demi keberlangsungan hari demi hari. Konsep hidup selaras dengan alam dari ajaran stoisisme menuntut kita menyadari adanya keterkaitan (interconnectedness) di kehidupan ini.

Semua peristiwa yang ada dalam dunia ini adalah hasil rantai peristiwa yang panjang. Seperti kemunculan Covid-19 yang sampai saat ini melanda dunia, banyak sekali pendapat ahli yang mengemukakan asal muasal penyebab tapi kita tak jarang terjebak dengan kebenarannya. Virus yang terus bermutasi muncul dari keterkaitan asal dengan virus sebelumnya. Maka sadar akan keterkaitan segala hal di alam ini membantu kita mengerti dan lebih menerima mengapa pandemi bisa terjadi.

Fenomena yang tak kalah mencengangkan juga hadir dari berita kerusakan iklim yang bertebaran mengabarkan dampak buruk bisa kapan saja terjadi menerpa kita dan lagi-lagi berasal dari mata rantai peristiwa yang sedang dan telah terjadi. Maka alih-alih merenunginya, ajaran stoisisme mengajarkan kita untuk tidak hanya meratapi segala peristiwa tapi mencari solusi yang bisa kita lakukan untuk mengurangi dan mencegah segala hal buruk akan terjadi pada diri.

Begitu banyak rentetan peristiwa yang terjadi, ajaran stoisisme menganggap bahwa pandemi dan peristiwa alam lainnya adalah hal yang terjadi di luar kendali manusia. Perspektif stoa mengatakan peristiwa alam adalah hal yang netral terjadi dan menjadi bagian dari kehidupan dan sejarah manusia.

Maka, konsep memahami hidup selaras dengan alam menyadarkan kita bahwa sebagai makhluk hidup bernalar adalah keharusan kita belajar untuk menerima apa yang sedang terjadi, dalam halnya nasib karena segala kejadian merupakan rentetan dari perlakuan kita dan kejadian sebelumnya hingga akhirnya mendorong untuk menyesuaikan diri dengan kenyataan yang ada. []

 

 

 

 

 

Tags: FilosofifilsafatFilsufkehidupankemanusiaanStoisisme
Ni'am Khurotul Asna

Ni'am Khurotul Asna

Ni'am Khurotul Asna. Mahasiswa pendidikan UIN SATU Tulungagung. Gadis kelahiran Sumsel ini suka mendengarkan dan menulis.

Terkait Posts

kitab Sittin al-‘Adliyah

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan

25 Maret 2023
Zakat bagi Korban

Pentingnya Zakat bagi Perempuan Korban Kekerasan Seksual

25 Maret 2023
Puasa dan Intoleransi

Puasa dan Intoleransi: Betapa Kita Telah Zalim Pada Sesama

25 Maret 2023
Perceraian di Luar Pengadilan

Bagaimana Menghentikan Perceraian di Luar Pengadilan?

23 Maret 2023
Perayaan Nyepi

Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023

22 Maret 2023
Travel Haji dan Umroh

Bagaimana Menghindari Penipuan Biro Travel Umroh dan Haji?

20 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Puasa dan Intoleransi

    Puasa dan Intoleransi: Betapa Kita Telah Zalim Pada Sesama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jangan Pernah Menyalahkan Agama Seseorang yang Berbeda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nabi Muhammad Saw Berpesan Jika Berdakwah Sampaikan Dengan Tutur Kata Lembut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Zakat bagi Perempuan Korban Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Nabi Saw Melarang Umatnya Merendahkan Perempuan
  • 3 Tips Jika Target Ibadah Ramadan Berhenti di Tengah Jalan
  • Kebebasan Dalam Konstitusi NKRI
  • Wahai Ayah dan Ibu, Jadilah Sahabat Bagi Anakmu!
  • Nabi Muhammad Saw Berpesan Jika Berdakwah Sampaikan Dengan Tutur Kata Lembut

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist