• Login
  • Register
Sabtu, 30 September 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Benarkah Anak Laki-laki Lebih Unggul daripada Perempuan?

Nabi Saw sangat dikenal menyayangi anak-anak, baik laki-laki dan terlebih perempuan. Nabi Saw mempertontonkan kasih sayang pada anak-anak ini di hadapan para sahabat, sebagai teladan dan pelajaran

Faqih Abdul Kodir Faqih Abdul Kodir
09/10/2022
in Keluarga
0
Benarkah Anak Laki-laki Lebih Unggul daripada Perempuan?

Benarkah Anak Laki-laki Lebih Unggul daripada Perempuan?

481
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Jika merujuk pada norma-norma dasar dalam Islam, benarkah anak laki-laki lebih unggul daripada anak perempuan? Tentu saja jawabannya sangat tegas: tidak. Justru sebaliknya, Islam hadir dengan teologi yang revolusioner yang mensejajarkan kemanusiaan laki-laki dan perempuan. Islam mengkritik tradisi jahiliah yang membenci anak perempuan (QS. An-Nahl, 16: 58), bahkan beberapa di antara mereka ada yang menguburnya hidup-hidup (QS. At-Takwir, 81: 8).

Daftar Isi

  • Bukti Islam Tidak Menganggap Anak Laki-laki Lebih Baik dari Anak Perempuan
  • Baca Juga:
  • Insecurity Laki-laki dan Strategi Ketahanan Mental Keluarga
  • Film Air Mata di Ujung Sajadah: Dilema Ibu Kandung dan Ibu Asuh, Siapa yang Lebih Berhak?
  • Maulid Nabi: Meneladani Rasulullah saw; Upaya Menegakkan Misi Utama Kenabian
  • Kawin Tangkap Adat Sumba dalam Lensa Keislaman

Bukti Islam Tidak Menganggap Anak Laki-laki Lebih Baik dari Anak Perempuan

Untuk menetralisir tradisi jahiliyah yang cukup mengakar ini, Nabi Muhammad Saw menyampaikan berbagai pernyataan, membuat tradisi baru, dan mendekatkan diri pada bayi-bayi perempuan, dengan memangku dan menggendong mereka. “Janganlah membenci anak-anak perempuan, karena mereka sesungguhnya adalah yang akan membahagiakan dan sangat berharga”, katan Nabi Saw dalam Musnad Ahmad (no. 17647).

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ وَضَمَّ أَصَابِعَهُ (صحيح مسلم، رقم: 6864).

Dari Anas bin Malik ra berkata: Rasulullah Saw bersabad: “Barangsiapa yang mengasuh dua anak perempuan sampai mereka dewasa, maka aku dan dia kelak di hari kiamat (seperti ini)”. Sambil Nabi Saw mendekatkan jari-jari tangan baginda. (Sahih Muslim, no. 6864).

Ketika anak perempuan lahir, kata sebuah riwayat, akan disambut para malaikat dengan penuh doa kedamaian, sayap-sayap mereka ikut mendekapnya, dan mendoakan bagi yang akan mengurusnya untuk bisa tertolong hidupnya sampai ke hari kiamat (Mu’jam Shaghir li Thabrani, juz 1, hal. 61, no. 70).

Baca Juga:

Insecurity Laki-laki dan Strategi Ketahanan Mental Keluarga

Film Air Mata di Ujung Sajadah: Dilema Ibu Kandung dan Ibu Asuh, Siapa yang Lebih Berhak?

Maulid Nabi: Meneladani Rasulullah saw; Upaya Menegakkan Misi Utama Kenabian

Kawin Tangkap Adat Sumba dalam Lensa Keislaman

Jika orang-orang jahiliyah hanya membuat syukuran bagi bayi laki-laki dengan menyembelih dua ekor kambing, Islam justru mensunnahkannya sebagai ‘aqiqah untuk bayi laki-laki dan bayi perempuan. Bahkan, dalam riwayat Imam Malik, tradisi baru Islam tentang ‘aqiqah ini adalah sama. Untuk bayi laki-laki maupun bayi perempuan, masing-masing cukup satu kambing. (Muwaththa’ Malik, no. 1076).

Nabi Saw juga, berbeda dari tradisi jahiliah, menyembelih ‘aqiqah untuk cucu laki-laki, Hasan ra dan Husein ra, masing-masing hanya satu ekor kambing (Sunan Turmudzi, no. 1596; Sunan Abu Dawud, no. 2483; Sunan Nasa’i, no. 4230; dan Muwaththa’ Malik, no. 1075).

Nabi Saw sangat dikenal menyayangi anak-anak, baik laki-laki dan terlebih perempuan. Nabi Saw mempertontonkan kasih sayang pada anak-anak ini di hadapan para sahabat, sebagai teladan dan pelajaran. Nabi Saw mempercepat shalat ketika mendengar tangis bayi di jama’ah perempuan, agar si bayi segera memperoleh ketenangan (Sahih Bukhari, no. 712). Nabi Saw juga memuji seorang ibu yang membelah satu kurma menjadi dua untuk kedua putrinya (Musnad Ahmad, no. 22603).

Cucu Nabi Saw yang perempuan, bernama Umamah bint Abu al-‘Ash ra, putri dari Zainab bint Rasulullah Saw juga sering diasuh Nabi Saw. Dia sering diajak main, dipangku, digendong, bahkan dibawa ke masjid untuk shalat.

Beberapa catatan hadits menyebutkan bahwa Nabi Saw pernah shalat dengan tetap menggendong Umamah bint Abu al-‘Ash ra. Ketika beliau sujud, Umamah diletakkan terlebih dahulu, dan ketika mau berdiri digendong lagi (Sahih Bukhari, no. 515; Sahih Muslilm, no. 1240; Sunan Abu Dawud, no. 918; Muwaththa’ Malik, no. 415; dan Musnad Ahmad, no. 22960).

Dalam tulisan Ishmatuddin Karkar, al-Mar’ah fi al-‘Ahd an-Nabawi (hal. 224-226), Nabi Saw sering dititipi balita perempuan anak dari beberapa sahabat. Seperti As’ad bin Zurarah ra, dia pernah membawa balita perempuannya bernama Zainab dan menitipkanya ke pangkuan Nabi Saw. Terkadang juga, dia titipkan dua saudarinya yang masih kecil. Nabi Saw, kemudian, mengasuh mereka, mengajak mereka bermain, dan memakaikan kalung kepada mereka.

Balita lain, bernama Jamrah bint Abdullah at-Tamimiyah al-Yarbu’iyah ra, pernah dibawa ayahnya ke hadapan Nabi Saw. Ayahnya memohon kepada Nabi Saw untuk mendoakannya. Nabi Saw merengkuh sang balita, mendudukkannya ke pangkuan, lalu mendoakan untuk keberkahan dan kebaikannya.

Sahabat lain, Sahal bin Rafi’ ra, juga pernah bercerita tentang hal serupa. Dia membawa anaknya yang perempuan kepada Nabi Saw untuk didoakan. Nabi Saw kemudian meletakkan telapak tangan beliau ke atas kepala anak perempuan tersebut sambil berdoa untuknya. “Demi Allah, telapak tangan Nabi Saw yang adem itu terasa tidak hanya di kepalaku, tetapi sampai merasuk ke  jantungku”, kata si anak perempuan itu.

Demikian benarkah anak laki-laki lebih unggul daripada perempuan? Semoga bermanfaat.

Semua pernyataan dan teladan Nabi Saw ini untuk mengikis tradisi jahiliah, yang memandang anak laki-laki lebih baik dari anak perempuan. Tradisi buruk ini bisa jadi masih mengakar pada beberapa orang sekarang. Na’udzubillah. Sesuatu yang  justru sejak awal Islam, oleh Allah Swt melalui al-Qur’an dan teladan Nabi Muhammad Saw, ingin dihapuskan. Karena di mata Islam, bayi laki-laki dan bayi perempuan adalah sama-sama bermartabat sebagai manusia yang mulia.  Wallah a’lam.

Tags: Anak laki-lakiAnak PerempuanHaditskeadilankeluargaKesalinganKesetaraanSunah Nabi
Faqih Abdul Kodir

Faqih Abdul Kodir

Faqih Abdul Kodir, biasa disapa Kang Faqih adalah alumni PP Dar al-Tauhid Arjawinangun, salah satu wakil ketua Yayasan Fahmina, dosen di IAIN Syekh Nurjati Cirebon dan ISIF Cirebon. Saat ini dipercaya menjadi Sekretaris ALIMAT, Gerakan keadilan keluarga Indonesia perspektif Islam.

Terkait Posts

Ketahanan Mental Keluarga

Insecurity Laki-laki dan Strategi Ketahanan Mental Keluarga

30 September 2023
Masjid Ramah Perempuan

Sudahkan Masjid Ramah Perempuan dan Anak?

27 September 2023
Kerja Perawatan dan Pengasuhan

Apresiasi Peran Laki-laki dalam Kerja Perawatan dan Pengasuhan

25 September 2023
Anak Korban Perceraian

5 Dampak Psikologi bagi Anak Korban Perceraian

23 September 2023
Fenomena Fatherless Country

Fenomena Fatherless Country dalam Kacamata Islam

15 September 2023
Ibu Rumah Tangga

Mengembalikan Posisi Ibu Rumah Tangga yang Termarjinalkan

12 September 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Al-Qur'an Poligami

    Al-Qur’an Menegaskan Monogami bukan Poligami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dalil Tentang Larangan Berbuat Kerusakan di Muka Bumi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jiwa yang (Seharusnya) Bersedih: Laki-laki yang Tak Boleh Menangis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membincang Misi Sosial Profetik Nabi Muhammad SAW

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ashoka Indonesia Kembali Mengadakan Mitigasi Krisis Iklim Melalui SICI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Tidak Ada Anjuran Poligami Dalam Al-Qur’an
  • Insecurity Laki-laki dan Strategi Ketahanan Mental Keluarga
  • Tidak Ada Keutamaan Dalam Perkawinan Poligami
  • Muhammad Abduh: Jika Nafsun Wahidah adalah Adam, Maka Adam yang Mana?
  • Tidak Ada Tafsir Al-Qur’an tentang Poligami

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist