• Login
  • Register
Sabtu, 1 April 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Di Hari Ayah, Aku Tulis Surat Istimewa Untuknya

Sebagai seorang Wali Mujbir (seseorang yang mempunyai hak untuk menikahkan anak perempuan) bapak tidak menjadi seorang ayah yang bebas untuk menikahkan anak perempuannya dengan siapapun yang dia kehendaki tanpa mendapatkan persetujuan dari anaknya.

Fitri Nurajizah Fitri Nurajizah
13/11/2020
in Kolom, Personal, Uncategorized
0
176
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

12 November 2016 merupakan tahun pertama dirayakannya peringatan hari ayah di Indonesia. Dulu saya sempat bertanya  mengapa harus ada hari ayah? dan ternyata teman-teman dalam beberapa tulisan yang saya baca, hari ayah diperingati sebagai bentuk apresiasi dan penghormatan pada perjuangan ayah di tengah-tengah keluarga. Pada intinya, peran ayah dan ibu dalam keluarga memang penting dan baik untuk diapresiasi, salah satunya dengan peringatan hari ayah atau ibu.

Hari ayah lahir atas prakarsa paguyuban Satu Hati, lintas agama dan budaya yang bernama Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP) Tahun 2014, PPIP waktu itu mengadakan peringatan Hari Ibu di Solo dengan cara mengadakan Sayembara Menulis Surat untuk Ibu. Acara tersebut ternyata mendapat sambutan baik dari masyarakat umum, bahkan sampai mendapatkan 70 surat terbaik yang kemudian dibukukan.

Setelah acara tersebut selesai, panitia banyak yang terkejut dengan pertanyaan para peserta yang cukup menarik, mereka bertanya soal “Kapan diadakan Sayembara Menulis Surat untuk Ayah”? Singkat cerita PPIP akhirnya mencoba melakukan audiensi kepada DPRD Kota Surakarta untuk membicarakan soal peringatan hari ayah. Namun usaha tersebut tidak mendapatkan jawaban.

Oleh sebab itu PPIP akhirnya melakukan kajian, lalu menggelar deklarasi Hari Ayah untuk Indonesia pada tanggal 12 November dengan semboyan “Semoga Bapak Bijak, Ayah Sehat, Papah Jaya”. Di hari dan jam yang sama, deklarasi Hari Ayah juga dilakukan di Maumere, Flores, NTT. Di sana deklarasi dirayakan dengan meluncurkan buku “Kenangan untuk Ayah”, yang berisi 100 surat anak Nusantara. Itu lah sekilas tentang bagaimana perjalanan hari ayah diperingati.

Dalam tulisan sederhana ini, sebagai seorang anak perempuan, ingin sekali membuat surat kecil untuk bapak di Hari Ayah. Mungkin surat ini adalah bentuk apresiasi kecil atas perjuangan bapakku yang begitu besar. Aku tahu bapakku, bukan bapak yang sempurna, dia kadang diam tanda marah ketika anak-anaknya berbuat susuatu yang membuatnya jengkel. Dia juga kadang menangis ketika melihat anak-anaknya sakit  atau tengah mengahadapi masalah.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat
  • Kerja Sama dengan Suami Bisa Menjadi Resep Awet Muda Istri
  • Nafkah Keluarga Bisa dari Harta Istri dan Suami
  • Mengasuh Anak Tugas Siapa?

Baca Juga:

Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat

Kerja Sama dengan Suami Bisa Menjadi Resep Awet Muda Istri

Nafkah Keluarga Bisa dari Harta Istri dan Suami

Mengasuh Anak Tugas Siapa?

Tapi hal itulah yang membuat aku jatuh cinta padanya. Sebagai seorang bapak, dia tidak lantas berpura-pura untuk selalu tampil sebagai sosok yang tegas, bahkan merasa gengsi hanya untuk sekedar menangis. Aku ingat betul bagaimana dia tidak bisa menahan tangis, pada saat dia menemani kakak perempuan saya melahirkan. Dia juga bilang bahwa “Laki-laki yang menemani perempuan melahirkan, adalah laki-laki yang beruntung.  Karena pada kesempatan itu, dia bisa melihat seorang mujahid perempuan cantik sedang berjuang dengan penuh keikhlasan.”

Aku yakin kata-kata tersebut tidak hanya rangkaian kata-kata indah, pasti ada pesan baik di dalamnya. Bapakku selalu berpesan kepada setiap laki-laki, temasuk anak dan menantunya untuk senantiasa menemani istri-istrinya yang sedang dalam kondisi hamil, melahirkan bahkan sampai pada proses pengasuhan anak.

Bapakku memang bukan termasuk manusia yang jago dalam menasehati anak-anaknya, tapi dalam proses memberikan didikan, dia seringkali melakukannya dengan perbuatan. Dia sangat senang sekali mengasuh anak kecil, dia juga tidak gengsi untuk mencuci, memasak dan melakukan pekerjaan rumah lainnya.

Dia berusaha meruntuhkan cara pandang masyarakat umum tentang dunia terbalik ketika melihat laki-laki melakukan semua pekerjaan yang selama ini selalu dibebankan kepada perempuan. Bapak mendidik kami, baik anak laki-laki maupun perempuan untuk tidak mengkotak-kotakkan semua pekerjaan. Selagi bisa dilakukan sendiri, hal tersebut tidak lantas menjadi sesuatu yang tabu.

Bapakku adalah seorang duda dengan enam anak, 23 tahun yang lalu istrinya pergi lebih dulu. Setiap bercerita, dia selalu mengatakan bahwa “Bapak memang terluka ketika ibumu meninggal, karena bapak kehilangan sosok perempuan yang selalu membuat ayah bahagia setiap hari. Selain itu bapak juga merasa khawatir bagaimana caranya supaya bapak bisa memberikan kasih sayang kepada anak-anak bapak dua sosok sekaligus. Kasih sayang sebagai ayah dan ibu”. Bapak tau menjadi seorang ibu itu bukan sesempit bagaimana ia pintar masak, beberes dan cekatan dalam mengerjakan pekerjaan rumah saja. Tetapi masih ada banyak hal yang lebih dari itu semua.

Selama aku hidup bersama bapak, aku melihat bapak selalu berusaha untuk menjadi sosok ibu dan bapak sekaligus bagi anak-anaknya, walaupun itu mustahil. Bapak bilang kalau perempuan diciptakan hanya untuk mengurus urusan rumah saja, semua laki-laki juga bisa menggantikannya, termasuk bapak. Tetapi ada beberapa hal yang perempuan punya dan tidak mungkin untuk digantikan oleh laki-laki manapun, seperti mengandung, melahirkan dan menyusui. Itu lah mengapa perempuan menjadi manusia yang sangat mulia dan harus dimuliakan.

Banyak orang di luar sana yang menyarankan bapak untuk menikah lagi dengan alasan supaya ada yang masakin dan ngurusin bapak, tapi bapak selalu menjawab “Tidak ada alasan yang kuat untuk saya menikah lagi, toh kalau alasan menikah cuma biar ada yang masak, cuci baju dan lain-lain mah, saya tidak perlu punya istri, saya bisa melakukannya sendiri. Saya mencintai istri saya dengan ikhlas, masih ada dan tidak ada di dunia”. Aaah enggak nyangka bapakku se uwuwuwu itu.

Satu hal lagi yang selalu membuat aku tambah jatuh cinta kepada bapak. Sebagai seorang Wali Mujbir (seseorang yang mempunyai hak untuk menikahkan anak perempuan) bapak tidak menjadi seorang ayah yang bebas untuk menikahkan anak perempuannya dengan siapapun yang dia kehendaki tanpa mendapatkan persetujuan dari anaknya.

Dia sangat menghormati keputusan anak perempuannya dalam berbagai aspek kehidupan, lengkap dengan nasihat-nasihat yang seringkali menjadi bahan pertimbangan bagi masa depan kami sebagai anak perempuan. Bagi bapak anak laki-laki dan perempuan mempunyai hak yang sama dalam menentukan pilihan hidupnya, yang penting bagi bapak adalah anak-anaknya mampu bertanggung jawab dalam setiap pilihan tersebut.

Terimakasih bapak, sudah menjadi sosok manusia yang baik dengan berusaha menjadi orang tua, teman dan keluarga yang selalu memberikan dukungan, ruang aman dan nyaman bagi kami anak-anakmu. Selamat Hari Bapak,semoga sehat dan bahagia selalu. Surat kecil ini aku tulis dengan tulus sambil membayangkan hal indah apa saja yang sudah kita lewati bersama. []

Tags: anakHari Ayahkeluargaorang tuaparenting
Fitri Nurajizah

Fitri Nurajizah

Perempuan asal Garut, kelahiran Tahun 1997. Telah lulus dari Institut Studi Islam Fahmina Cirebon, Jurusan Ekonomi Syariah. Biasa disapa Fitri, hobi kelayapan, pecandu mie instan dan penikmat ketinggian. Biasa mengabadikan kesehariannya di Instagram @fitri_nurajizah

Terkait Posts

Kasus KDRT

Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat

1 April 2023
Sepak Bola Indonesia

Antara Israel, Gus Dur, dan Sepak Bola Indonesia

1 April 2023
Keberkahan Ramadan, Kemerdekaan Indonesia

Kemerdekaan Indonesia Bukti dari Keberkahan Ramadan

31 Maret 2023
Agama Perempuan Separuh Lelaki

Pantas Saja, Agama Perempuan Separuh Lelaki

31 Maret 2023
Resep Awet Muda Istri

Kerja Sama dengan Suami Bisa Menjadi Resep Awet Muda Istri

31 Maret 2023
Konsep Ekoteologi

Konsep Ekoteologi; Upaya Pelestarian Alam

30 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Melestarikan Tradisi Nyadran

    Gerakan Perempuan Melestarikan Tradisi Nyadran

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hadis Relasi Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pekerjaan Rumah Tangga Bisa Dikerjakan Bersama, Suami dan Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kiprah Nyai Khairiyah Hasyim Asy’ari: Ulama Perempuan yang terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemerdekaan Indonesia Bukti dari Keberkahan Ramadan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat
  • Nabi Muhammad Saw Biasa Melakukan Kerja-kerja Rumah Tangga
  • Kiprah Nyai Khairiyah Hasyim Asy’ari: Ulama Perempuan yang terlupakan
  • Pekerjaan Rumah Tangga Bisa Dikerjakan Bersama, Suami dan Istri
  • Antara Israel, Gus Dur, dan Sepak Bola Indonesia

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist