• Login
  • Register
Minggu, 22 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Film Sehidup Semati: Ketika Istri Berusaha Mempertahankan Status Pernikahan

Budaya Patriarki Membuat Perempuan Tak Memiliki Upaya Untuk Melawan Di hadapan Laki-Laki Yang Menikahinya, Sekalipun Diperlakukan Tidak Sesuai Norma dan Kesusilaan

Arif Hilman Zabidi Arif Hilman Zabidi
06/09/2024
in Film
0
Film Sehidup Semati

Film Sehidup Semati

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Budaya patriarki secara turun temurun, melahirkan laki-laki bebas bertindak semena-mena terhadap perempuan yang ia nikahi. Atas hal tersebut perempuan menjadi lelah mental, dan tidak memiliki daya upaya untuk melawan karena sudah menjadi hal lumrah di masyarakat kita. Padahal hal tersebut adalah tradisi yang tak perlu kita lestarikan.

Melalui Film Sehidup Semati karya Upi Avianto ingin mengangkat budaya patriarki yang memang sudah mengakar di Indonesia. Film yang rilis pada 11 Januari 2024 itu dibintangi oleh aktror dan aktris kenamaan tanah air, seperti Laura Basuki yang berperan sebagai Renata, Ario Bayu sebagai Edwin, Asmara Abigail sebagai Asmara, dan Chantiq Schagerl sebagai Ana.

Film tersebut bercerita tentang Renata sebagai istri yang memiliki kesibukan sebagai ibu rumah tangga. Sedangkan Edwin suami dari Renata, bekerja sebagai pegawai kantoran yang sangat sibuk sampai tidak memperdulikan perlakuan baik dari istrinya.

Renata dalam kesehariannya selalu ingin menjadi istri yang baik, melayani dengan sepenuh hati, dan ingin menjadi istri yang salihah. Namun, apalah daya perbuatan jahat dari Edwin membuat Renata kesal hingga puncaknya ia tega membunuh suaminya tanpa ampun.

Disclaimer, tulisan di bawah ini merupakan spoiler dari film sehidup semati

Terdapat empat poin cerita yang menjadi concent dari setiap adegan film tersebut:

Baca Juga:

Film Azzamine: Ketika Bentuk Proteksi Orang Tua Kepada Anak Perempuan Disalahartikan

Pernikahan adalah Pilihan, Bukan Paksaan

Belajar dari Khansa binti Khidam Ra: Perempuan yang Dipaksa Menikah Berhak untuk Membatalkannya

Luka Ibu Sebelum Suapan Terakhir Bagian II

Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Selama berkeluarga dengan Edwin, Renata selalu mendapatkan perlakuan tak pantas dari suaminya. Pernah di suatu hari ia tiba-tiba menyelinap masuk ke kamar Edwin, di mana Renata tidak boleh masuk ke kamarnya. Mengetahui hal tersebut tanpa pikir panjang suaminya langsung menampar Renata tanpa rasa belas kasihan, dengan raut wajah memelas Renata hanya bersikap pasrah dan tak berdaya.

Kemandulan

Renata mengganggap bahwa dengan hadirnya buah hati, Edwin bisa lebih terbuka hatinya. Karena selama ini memang tidak sayang lagi kepada istrinya. Namun, kenyataan pahit tak terelakan. Bahwa Renata ternyata yang selama ini menjadi istri Edwin mengalami kemandulan. Berita tentang kemandulan Renata, selama ini tidak Edwin ketahui sebelum mereka memutuskan menikah.

Perselingkuhan

Selama berkeluarga dengan Edwin, Renata tidak diperbolehkan memasuki kamar suaminya. Hal tersebut, menimbulkan kecurigaan  Renata, yang selama ini Edwin hanya melakukan kegiatan itu-itu saja, makan di meja makan, berangkat kerja, pulang, lalu langsung istirahat di kamarnya. Selain itu ia tidak pernah komunikasi intensif dengan istrinya.

Hari demi hari, Renata dibayang-bayangi bahwa suaminya melakukan perselingkuhan. Namun, Edwin selalu menyangkal tuduhan Renata, ia mengatakan perselingkuhan yang ada di pikiran Renata hanyalah rekaan atau pikiran palsu yang ia buat-buat. Apabila sudah di luar kontrol atas perlakuan Renata kepada Edwin, istrinya disuruh untuk minum obat yang sudah dokter sarankan.

Hingga pada suatu pagi, Renata yang masih setengah sadar dari tidurnya. Tiba-tiba melihat samar-samar aktivitas seorang perempuan di apartemennya. Perempuan tersebut bolak-balik dan seolah-olah menghantui istri dari Edwin. Seketika itu Renata langsung terbangun, agar tidak terjadi salah paham ia langsung menuju kepada Asmara, yang merupakan teman dekatnya.

Setelah tiba di sana ia mencurahkan apa yang selama ini terjadi pada keluarga Renata. Ia menceritakan bahwa Edwin selama ini telah selingkuh dengan perempuan dan perempuan itu adalah Ana, anak dari tetangga apartemen yang selama ini disangka hilang oleh ibunya.

Namun, usut punya usut ternyata Edwin bukan hanya selingkuh dengan Ana. Tetapi berselingkuh juga dengan Asmara, teman dekat dari Renata. Hal tersebut membuat Renata merasa miris dan tak meyangka hal tersenut bisa terjadi.

Perselingkuhan nampaknya seperti pepatah seperti ini, “pecahan kaca akan tetap terlihat retak, meskipun seribu kali aku menyusun dan menambalnya kembali”. Kalimat tersebut yang pantas untuk menggambarkan orang ketika berselingkuh, sekalinya ingin kembali, luka lama terus kembali tanpa permisi.

Dokrin Agama

Dalam keseharianya menjadi ibu rumah tangga, Renata selalu menonton tv yang dalam tayangannya terdapat seorang laki-laki yang menerangkan doktrin derajat laki-laki lebih tinggi daripada perempuan.

“Tuhan menciptakan adam dari tanah, dan hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. Itu artinya derajat perempuan lebih rendah daripada laki-laki”

Dari doktrin tersebut, tertanam di benak Renata bahwa ia sebagai perempuan akan durhaka ketika melawan suaminya, sekalipun ia berbuat jahat. Pernyataan di atas merupakan suatu hal yang bertolak belakang dari kewajiban dari seorang istri di mana istri berkewajiban hormat dan patuh pada suami dalam batas-batas yang norma dan susila tentukan. Oleh karena itu apabila terjadi kekerasan dalam rumah tangga segeralah meminta bantuan kepada orang terdekat kalian.

Dari poin di atas, kita dapat mengambil pelajaran bahwa terdapaat hal-hal yang memungkinkan terjadi pada sebuah keluarga. Maka dari itu, perlunya kita mempelajari dan menerapkan manajemen konflik apabila hal-hal yang tak kita inginkan terjadi.

Komunikasikanlah dengan pihak ketiga atau orang terdekat apabila manajemen konflik sudah kita terapkan. Tetapi konflik tak bersurut-surut tidak terelesaikan, segera konsultasikan pada konselor. Tujuannya agar rumah tangga bisa utuh kembali seperti sediakala. []

Tags: doktrin agamaFilm Sehidup SematiKDRTpernikahanperselingkuhan
Arif Hilman Zabidi

Arif Hilman Zabidi

Terkait Posts

Film Azzamine

Film Azzamine: Ketika Bentuk Proteksi Orang Tua Kepada Anak Perempuan Disalahartikan

20 Juni 2025
Tastefully Yours

Tastefully Yours : Membongkar Konstruksi Sosial dari Dapur

19 Juni 2025
Bela Negara

Pearl Eclipse: Potret Keberanian Perempuan Dalam Bela Negara

14 Juni 2025
Resident Playbook

Resident Playbook dan Pentingnya Perspektif Empati dalam Dunia Obgyn

4 Juni 2025
Film Cocote Tonggo

Pengalaman Kemanusiaan Perempuan dalam Film Cocote Tonggo

31 Mei 2025
Film Cocote Tonggo

Budaya Gosip dan Stigma atas Perempuan dalam Film Cocote Tonggo (2025)

28 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fiqh Al Usrah

    Fiqh Al Usrah: Menemukan Sepotong Puzzle yang Hilang dalam Kajian Fiqh Kontemporer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Stereotipe Perempuan sebagai Ibu Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Relasi Timbal Balik dalam Hubungan Intim Suami Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Urgensi Ijtihad Fikih yang Berpihak Kepada Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Sekadar “Jangan Bermindset Korban Kalau Ingin Sukses”, Ini Realita Sulitnya Jadi Perempuan dengan Banyak Tuntutan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kebaikan Yang Justru Membunuh Teman Disabilitas
  • Urgensi Ijtihad Fikih yang Berpihak Kepada Perempuan
  • Bukan Sekadar “Jangan Bermindset Korban Kalau Ingin Sukses”, Ini Realita Sulitnya Jadi Perempuan dengan Banyak Tuntutan
  • Relasi Hubungan Seksual yang Adil bagi Suami Istri
  • Mengapa Cinta Alam Harus Ditanamkan Kepada Anak Sejak Usia Dini?

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID