• Login
  • Register
Jumat, 11 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

KH. Husein Muhammad: Sosok Feminis Laki-laki

Bagi mereka yang sepakat mengemukakan argumentasinya. Pertama, terbukti bahwa dalam dua dekade ini laki-laki telah menjadi sekutu yang efektif dalam perjuangan feminis

Redaksi Redaksi
08/11/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
feminisme laki-laki

feminisme laki-laki

465
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dengan latarbelakang pesantren, membuat KH. Husein Muhammad dalam pembelaan kepada perempuan menjadikan sosok Kiai Husein sebagai feminisme laki-laki.

Padahal bagi kalangan feminis di Indonesia sendiri, isu feminisme laki-laki masih sangat baru dan belum terdengar akrab di telinga.

Alasanya, karena feminisme di Indonesia baru berjalan kurang lebih 15 tahun, dan masih berupa gerakan femenisme yang belum pada taraf studi intensif pengembangan wacana kritis.

Apalagi soal isu feminisme laki-laki Tidak seperti gelombang kedua feminisme pada tahun 1960-an yang mengisolasi laki-laki dari kancah perjuangan feminisme. Isu feminis laki-laki menjadi perbincangan yang menarik di kalangan feminis.

Dalam menyikapi feminis laki-laki tersebut kalangan feminis terbagi menjadi dua kubu yaitu mereka yang sepakat dan yang menolak.

Baca Juga:

Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam

Menggugat Batas Relasi Laki-Laki dan Perempuan di Era Modern-Industrialis

Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Bagi mereka yang sepakat mengemukakan argumentasinya. Pertama, terbukti bahwa dalam dua dekade ini laki-laki telah menjadi sekutu yang efektif dalam perjuangan feminis.

Kedua, generasi muda feminis tidak merasakan perlunya segregasi gender atau pembedaan terhadap jenis kelamin dalam melakukan perjuangan kesetaraan laki-laki dan perempuan seperti yang dilakukan feminis generasi sebelumnya.

Perubahan konteks sosio-historis juga memaksa mereka untuk menyadari pentingnya peran laki-laki dalam perjuangan feminis.

Ketiga, tidak semua laki-laki merasa nyaman dengan statusnya sebagai penindas kemanusiaan. Ada juga laki-laki yang memilih untuk membuat relasi sosial yang lebih setara dan manusiawi.

Sedangkan yang kontra feminis laki-laki memberikan argumen lain. Pertama, mereka menuduh laki-laki feminis sebagai oportunis, yaitu mereka yang mempelajari habis-habisan feminisme demi keuntungan sosial, akademisi, dan politik.

Kedua, adalah mustahil seorang laki-laki menjadi feminis. Laki-laki sudah terlalu lama menjadi warga kelas satu peradaban dengan segala keistimewaannya.

Laki-laki terisolasi ke dalam konstruksi identitas yang berseberangan dan bermusuhan dengan feminisme, baik sebagai ide mapun gerakan.*

*Sumber: tulisan karya M. Nuruzzaman dalam buku Kiai Husein Membela Perempuan.

Tags: FeminiskeadilanKesetaraanKH Husein Muhammadlaki-lakipesantrensosok
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Gender

Islam dan Persoalan Gender

11 Juli 2025
Tauhid

Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

11 Juli 2025
Tauhid dalam Islam

Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam

11 Juli 2025
Membebaskan Manusia

Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah

11 Juli 2025
Berkeluarga

Berkeluarga adalah Sarana Menjaga Martabat dan Kehormatan Manusia

10 Juli 2025
Perempuan sebagai Fitnah

Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

10 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Berhaji

    Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam dan Persoalan Gender
  • Negara Inklusi Bukan Cuma Wacana: Kementerian Agama Buktikan Lewat Tindakan Nyata
  • Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam
  • Peran Perempuan dan Perjuangannya dalam Film Sultan Agung
  • Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID