• Login
  • Register
Jumat, 11 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Nilai-nilai Universal Dalam Agama

Norma-norma ini merupakan prinsip dasar yang dituntut oleh semua kebudayaan manusia. Karena itu, norma tersebut telah menjadi milik semua orang, semua jenis kelamin, semua bangsa, dan semua keyakinan

Redaksi Redaksi
03/05/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Agama

Agama

1.8k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kehadiran agama dalam ruang dan waktu kebudayaan manusia bertujuan untuk mengarahkan dan memberikan petunjuk tentang apa yang baik manusia lakukan, pikirkan, dan ekspresikan. Baik untuk kepentingan personal maupun kolektif.

Untuk tujuan yang sama pula, agama memberikan peringatan atas apa yang seharusnya tidak kita lakukan. Al-Qur’an menyatakan sebagai, hudan li al-naas wa bayyinat min al-huda wa al-furqan.

Agama menawarkan jalan yang bisa manusia pilih berikut konsekuensi yang harus kita terima. Dalam hal ini, agama (Tuhan) selalu membuat dua macam petunjuk normatif: norma universal dan norma kontekstual.

Norma universal adalah nilai yang berlaku mondial dan melampaui ruang dan waktu. Nilai universal merupakan kehendak nurani asal semua orang di mana saja dan kapan saja.

Ini norma-norma asasi yang melekat pada setiap orang. Beberapa di antaranya adalah kesetaraan, kebebasan, keadilan, persaudaraan, kehormatan, dan cinta.

Baca Juga:

Islam dan Persoalan Gender

Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam

Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah

Norma-norma ini merupakan prinsip dasar yang dituntut oleh semua kebudayaan manusia. Karena itu, norma tersebut telah menjadi milik semua orang, semua jenis kelamin, semua bangsa, dan semua keyakinan.

Sementara norma kontekstual adalah pandangan, tradisi, dan aturan tertentu yang dibuat untuk memenuhi kehendak kebudayaan dan sosial dalam zaman dan ruang tertentu.

Keunggulan intelektual laki-laki atas perempuan, sebagai contoh, adalah norma kontekstual. Kecerdasan intelektual bukanlah norma yang melekat pada setiap laki-laki atas perempuan. Ada laki-laki yang cerdas dan ada perempuan yang cerdas juga, atau sebaliknya ada laki-laki yang bodoh dan ada perempuan yang bodoh.

Norma ini tidak selalu sama untuk semua kebudayaan manusia. Norma ini juga tidak selalu ajeg, stagnan dan mapan, namun mengalami proses yang terus menerus untuk menjadi sempurna. Inilah yang disebut dengan norma-norma budaya atau kebudayaan.

Norma-norma kebudayaan selanjutnya menjadi ajang interpretasi para sarjana muslim dari zaman ke zaman di tempat yang berbeda dalam perspektif yang juga tidak seragam. Karenanya, perbedaan ruang dan zaman ini di kemudian hari melahirkan interpretasi yang beragam. []

Tags: agamaBudayaislamKebudayaannilaiuniversal
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Gender

Islam dan Persoalan Gender

11 Juli 2025
Tauhid

Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

11 Juli 2025
Tauhid dalam Islam

Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam

11 Juli 2025
Membebaskan Manusia

Islam: Membebaskan Manusia dari Gelapnya Jahiliyah

11 Juli 2025
Berkeluarga

Berkeluarga adalah Sarana Menjaga Martabat dan Kehormatan Manusia

10 Juli 2025
Perempuan sebagai Fitnah

Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

10 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Berhaji

    Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam dan Persoalan Gender
  • Negara Inklusi Bukan Cuma Wacana: Kementerian Agama Buktikan Lewat Tindakan Nyata
  • Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam
  • Peran Perempuan dan Perjuangannya dalam Film Sultan Agung
  • Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID