• Login
  • Register
Sabtu, 24 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Seni Obrog dan Partisipasi Sosial Perempuan

Lewat ungkapan lirik-lirik lagu khas Panturaan, perempuan menyempurnakan tabuhan musik obrog menjadi lebih kontemplatif

M. Baha Uddin M. Baha Uddin
22/03/2024
in Pernak-pernik
0
seni obrog

seni obrog

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Seni obrog menjadi tanda bulan Ramadan tiba. Masyarakat di wilayah 3 Cirebon memiliki kebudayaan unik membangunkan sahur. Lewat obrog lah sekelompok pemuda bergerak, berkeliling desa membangunkan orang untuk sahur.

Berbekal alat-alat musik tradisional semacam kendang, beduk, gong, bonang, simbal, kecrek, dan gitar listrik atau piano sebagai melodi. Grup obrog berkeliling dari pukul 1 pagi hingga menjelang sahur. Dengan membawa lagu-lagu Jawa khas Cirebonan, alunan gitar, keplak gendang, dan dengung gong melantun di tengah malam. Membelah kesunyian dan kekhidmatan bulan suci Ramadan.

Laiknya sebuah band, kehadiran penyanyi dalam seni obrog pun sangat vital. Jika tidak ada “bagai anak ayam kehilangan induk” artinya cerai-berai tak menentu karena kehilangan tumpuan. Sebagus dan seciamik apapun tabuhan dan tepakannya jika suara-suara vokalis absen maka niscaya hanya hampa yang terasa.

Umumnya alat-alat musik ditabuh oleh laki-laki. Pun tak jarang yang menjadi vokalis juga laki-laki. Namun, beberapa grup obrog memberi kesempatan kepada perempuan untuk menjadi penyanyinya, menjadi vokalisnya. Menyumbang nada demi menggenapi kelengkapan seni musik tradisional ini.

Hal demikian, selaras dengan apa yang disampaikan KH. Husein Muhammad dalam buku Mencintai Tuhan, Mencintai Kesetaraan (2014). Buya Husein, sapaan akrabnya, mendaraskan ide keadilan perempuan melalui budaya-seni. Bahwa penegakkan keadilan dan kesetaraan manusia, laki-laki dan perempuan, di samping melalui karya akademis dan dialog kebudayaan, juga bisa melalui media budaya, seni, dan sastra.

Baca Juga:

Lintas Makhluk, Puasa Bukan Hanya Milik Umat Islam

Kompleksitas Manusia: Ikhtiar Seorang Hamba Mencari Sang Maha

Wujud Nalar Moderat dalam War Takjil

War Takjil, Trend Harmonisasi Umat Beragama

Ruang Sosial

Menjadi makhluk ciptaan Tuhan, perempuan tak ubahnya laki-laki yang memiliki akal-pikiran, kecerdasan, hasrat seksual, kekuatan fisik, dan lainnya. Di antara potensi tersebut tak lain demi memangku amanat Tuhan, yang menurut Buya Husein ialah, mengelola dan memakmurkan bumi, manusia, dan alam.

Atas dasar tersebut keduanya sama-sama diberikan potensi oleh Tuhan untuk berhak memilih-dipilih, memimpin-dipimpin, berekspresi, memutuskan, dan sebagainya. Dalam konteks seni obrog, perempuan berhak menjadi vokalis dan berekspresi tanpa mendapat diskriminasi dan kekerasan demi membangun peradaban yang adil dan ramah.

Musik dan Peran Perempuan

Karya musik sedikitnya bisa mampu menyatukan keretakan dan keterpecahan manusia akibat perbedaan politik, ideologi, etnisitas, dan lainnya. Buya Husein menulis: “Konon, bangsa-bangsa Arab di Timur Tengah, termasuk Israel, untuk sesaat mampu melupakan permusuhan manakala Ummi Kultsum, perempuan penyanyi legendaris dari Mesir tampil dalam setiap pagelaran konsernya.

Rasa-rasanya melihat dua peristiwa di atas, musik dan perempuan bisa menjadi media efektif dalam pergulatan sosial. Apalagi dalam kasus Ummi, musik dan perempuan mampu meredam kekerasan. Dengan itu, ada peran penting seorang perempuan di balik bergenderangnya alunan musik.

Demikian juga sama dalam seni obrog di bulan Ramadan. Suara perempuan melengkapi kerja-kerja sosial membangunkan sahur. Lewat ungkapan lirik-lirik lagu khas Panturaan, perempuan menyempurnakan tabuhan musik obrog menjadi lebih kontemplatif. Nyaman dihayati. Dan merasuk di telinga para pendengar.

Membangunkan sahur itu hal sepele dan kecil, namun berlimpah pahala. Di sana, peran aktif perempuan pun mesti terakui keberadaannya, lewat seni obrog, misalnya. Di bulan Ramadan, laki-laki dan perempuan bersinergi bersama membangun fungsi sosial-kemasyarakatan lewat pemanfaatan kesenian obrog.

Manakala ditelusur ada setitik kesalingan dalam kebudayaan ini. Laki-laki dan perempuan saling topang, bahu-membahu, menyemarakkan seni obrog demi sebuah perwujudan tugas sosial di masyarakat. Anggapan seni obrog hanya digerak-peruntukkan bagi lelaki saja itu tak benar. Faktanya, ada campur tangan perempuan memoles kesenian ini menjadi lebih menarik. Lebih berwarna. Dan lebih meletik menjadi sebuah bulatan kebudayaan yang masif di tataran wilayah Pantura. []

Tags: Peran Sosial PerempuanPerempuan dan MusikPerempuan dan SeniSeni ObrogTradisi Ramadan
M. Baha Uddin

M. Baha Uddin

Bergiat di Komunitas Serambi Kata

Terkait Posts

Obituari

Membaca Bersama Obituari Zen RS: Karpet Terakhir Baim

23 Mei 2025
KB perempuan

Benarkah KB Hanya untuk Perempuan?

23 Mei 2025
KB dan Politik

KB dan Politik Negara

22 Mei 2025
KB Modern

5 Jenis KB Modern

22 Mei 2025
Kontrasepsi

Bolehkah Dokter Laki-laki Memasangkan Alat Kontrasepsi (IUD) kepada Perempuan?

22 Mei 2025
Azl menurut Fiqh

KB dalam Pandangan Fiqh

21 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Hj. Biyati Ahwarumi

    Hj. Biyati Ahwarumi, Perempuan di Balik Bisnis Pesantren Sunan Drajat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah KB Hanya untuk Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Filosofi Santri sebagai Pewaris Ulama: Implementasi Nilai Islam dalam Kehidupan Sosial
  • Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab
  • Membaca Bersama Obituari Zen RS: Karpet Terakhir Baim
  • Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!
  • Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version