Mubadalah.id – Masing-masing orangtua memiliki latar belakang dar pengalaman yang berbeda-beda. Jika ada perbedaan ayah dan ibu dalam mengasuh dan mendidik anak adalah wajar. Namun perbedaan pola asuh ini ternyata berdampak negatif. Anak dapat mengalami kebingungan, sebenarnya perilaku yang diharapkan yang mana.
Perbedaan pola asuh ini juga dapat menjadi sumber konflik suami-istri yang akan mengurangi keharmonisan keluarga. Konflik antara ayah dan ibu yang terjadi dapat mempengaruhi perkembangan psikologis anak. Alternatif solusi:
Pertama, ayah dan ibu perlu menyepakati nilai-nilai yang utama sebagai pedoman dalam mendidik anak.
Kedua, setiap menemukan perbedaan cara/pola asuh, sebaiknya menggunakan salah satu cara yang sudah lebih dulu diterapkan. Ayah dan ibu perlu menghindari berdebat tentang perbedaan cara merespon anak ini di depannya.
Jika situasinya sudah memungkinkan, ayah dan ibu perlu berbicara secara khusus tentang cara yang akan disepakati selanjutnya, namun pembicaraan ini tidak dilakukan di depan anak.
Ketiga, gunakan pola asuh yang memang memiliki dasar nilai yang menjadi nilai utama dalam mendidik anak.
Ayah dan Ibu sama-sama bekerja
Pada jaman sekarang tidak sedikit keluarga yang dihadapkan pada situasi ini. Tuntutan ekonomi menjadi alasan utama sehingga kedua orangtua harus sama-sama bekerja. Akibat dari situasi ini adalah berkurangnya waktu dan perhatian orangtua kepada anak. Alternatif solusi:
Pertama, jika memungkinkan, menyepakati waktu bekerja agar suami dan istri dapat secara bergantian mengasuh anak.
Kedua, ketika sudah di rumah, baik suami dan istri memberikan perhatian penuh pada anak. Dengan waktu yang terbatas upayakan kualitas hubungan tetap terjaga. Tetap sepakati di mana dalam satu minggu, ada hari keluarga.
Ketiga, salah satu pasangan dapat memilih profesi/pekerjaan yang dapat ia lakukan di rumah.
Keempat, melibatkan bantuan dari pihak lain yang dapat kita percaya (kakek/nenek, paman/bibi, saudara, taman pengasuhan anak/TPA, dan lain-lain). []