• Login
  • Register
Sabtu, 24 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Kisah Inspiratif Perjuangan Seorang Muslimah untuk Gerakan Masjid

Kak Nirwana seorang Muslimah pejuang Masjid yang kisah hidupnya begitu inspiratif. Ia memilih memberdayakan Masjid ketimbang sibuk dalam aktivitas dunia yang tidak perlu

Mamang Haerudin Mamang Haerudin
09/12/2021
in Pernak-pernik
0
Tips Menghilangkan Rasa Minder

Tips Menghilangkan Rasa Minder

696
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Namanya Nirwana Tawil. Saya sendiri baru mengetahui namanya belakangan ini. Belum lama. Namun karena perjalanan dan pengalaman hidupnya yang luar biasa, saya jadi terenyuh, sekaligus bangga. Kok ada Muslimah yang mau mengabdikan hidupnya penuh waktu untuk Masjid? Benar-benar tidak habis pikir.

Ini benar-benar aneh tapi nyata. Karena selama ini, Muslimah itu disepelekan, dianggap seperti tidak berguna, dalam hal apa pun, apalagi dalam hal mengelola Masjid. Namun setelah mengetahui sepak terjang Kak Nirwana (panggilan akrabnya) dalam mengelola Masjid, masya Allah, saya dibuatnya kagum.

Sejak dulu Muslimah di Masjid itu kalau shalat berjamaah saja barisan shalatnya pasti di belakang. Hampir sulit sekali ditemukan Masjid yang barisan shalat antara perempuan dan laki-laki itu sejajar. Perempuan ketika shalat sekali pun dianggap mengundang maksiat dan dosa.

Bahkan tidak jarang, masih ada pemahaman bahwa perempuan itu serupa setan. Astaghfirullah mengerikan sekali ya. Masih banyak juga yang meyakini bahwa suara perempuan itu aurat. Bahkan lagi, ada pemahaman yang menyatakan bahwa sebaiknya perempuan itu shalatnya di rumah saja. Sebab takut terjadi fitnah.

Kak Nirwana (saya mengetahuinya dalam sesi diskusi daring tentang kemasjidan) ternyata sudah malang-melintang dalam dunia kemasjidan. Berawal dari sebuah Masjid di Yogyakarta, ia dan teman-teman sesama aktivis Masjid, berupaya sekuat tenaga memakmurkan Masjid. Bahkan program-program inovasi pun digulirkan. Salah satu dari sekian banyak program inovasinya adalah berbagi atau sedekah nasi kotak. Program ini yang belakangan berbuah sebuah komunitas dan lembaga bernama Berkah Box.

Baca Juga:

Ummu Mahjan: Representasi Peran Perempuan di Masjid pada Masa Nabi Saw

Meneladani Para Sahabiat: Perempuan Muslimah Harus Kritis, Peduli dan Cinta Ilmu

Ramadan dan Apresiasi untuk Masjid

Pentingnya Menyediakan Fasilitas Masjid yang Aksesibel bagi Penyandang Disabilitas

Dalam pikiran saya, apa pun program inovasi, apalagi yang berkaitan dengan Masjid, sudah pasti baik dan bermanfaat. Namun apa ternyata? Kak Nirwana, berdasarkan penuturannya, justru malah dicurigai, dituduh dan difitnah telah merusak pengelolaan Masjid. Ia bahkan bukan hanya dijatuhkan oleh jamaah, melainkan oleh pengurus dan sebagian banyak Ustadz setempat. Padahal perjuangan Kak Nirwana mengelola Masjid sungguh luar biasa. Laki-laki mana saja belum tentu mampu mengelola Masjid dengan sedemkian kreatif dan inovatif.

Bayangkan saja, ternyata Masjid saja tidak ramah Muslimah. Muslimah malah dianggap seperti aib dan fitnah. Pelakunya malah orang terdekatnya, yakni kita sebagai laki-laki yang sebetulnya juga belum tentu bisa mengelola dan memakmurkan Masjid dengan baik.

Padahal para Muslimah, baik itu ibu-ibu maupun remaja putri dianugerahi potensi yang sama sebagaimana para laki-laki. Dan Kak Nirwana adalah salah seorang Muslimah yang pantas menjadi teladan. Ia telah mampu mendobrak stigma terhadap Muslimah selama ini. Di tangannya, Masjid menjadi berdaya dengan berbagai macam program inovatif.

Apa yang dilakukan Kak Nirwana setelah difitnah di lingkungan Masjid, padahal ia yang justru telah mampu menggerakkan Masjid? Sebagai manusia biasa, Kak Nirwana kecewa, menangis dan miris karena ikhtiar kebaikannya justru disalahpahami. Lalu apakah Kak Nirwana menyerah? Sama sekali tidak. Pengalaman memberdayakan Masjid berkali-kali itulah yang membuat sosok Kak Nirwana malah semakin tangguh.

Salah satunya melalui wasilah Ust Luqmanul Hakim, founder Masjid Kapal Munzalan. Saat kondisi hidupnya terjepit fitnah, bersama rekan seperjuangannya Rendy Saputra justru semakin yakin kepada Allah, dan akhirnya berbuah berkah. Kini telah berdiri komunitas Berkah Box yang di dalamnya akan mengelola Masjid dengan nama Masjid Berkah Box berikut mendirikan Pesantren.

Dahsyatnya lagi Kak Nirwana justru semakin bersemangat untuk terus mensyiarkan pemberdayaan Masjid. Kalau awalnya hanya berbagi makanan, Masjid makan-makan, kini malah semakin naik levelnya di mana Masjid semakin berdaya yakni Masjid masak-masak. Kak Nirwana menyadari betul bahwa potensi Muslimah itu sangat erat dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan masakan. Ia pun kini tengah menggerakkan program Balai Saji.

Program tersebut merupakan sebuah konsep warung makan gratis untuk jamaah, musafir dan siapa saja yang menjadi tamu Allah di Masjid. Penggeraknya para Muslimah, sehingga keberadaannya bisa semakin berdaya. Sampai catatan ini ditulis, Balai Saji yang awalnya dibiayai sendiri, sekarang sudah berdiri lebih dari 23 cabang Balai Saji di mana pembiayaannya banyak dari kaum Muslimin yang sukarela ikut tergerak bersedekah.

Sungguh saya semakin terenyuh. Sebab saya sendiri baru kali ini menemukan Muslimah yang begitu tangguh. Muslimah yang semakin tangguh, bukan mengeluh, manakala diberi ujian hidup oleh Allah. Kak Nirwana seorang Muslimah pejuang Masjid yang kisah hidupnya begitu inspiratif. Ia memilih memberdayakan Masjid ketimbang sibuk dalam aktivitas dunia yang tidak perlu sebagaimana biasanya lazim dilakukan oleh para Muslimah pada umumnya.

Saya juga banyak berteman dengan para Muslimah yang aktif di berbagai lembaga atau institusi. Namun untuk menemukan Muslimah yang hidupnya diabdikan untuk Masjid, belum ada sama sekali. Semoga akan lahir lebih banyak lagi para Muslimah seperti Nirwana Tawil. Wallaahu a’lam. []

Tags: masjidMasjid Berkah BoxMuslimah
Mamang Haerudin

Mamang Haerudin

Penulis, Pengurus LDNU, Dai Cahaya Hati RCTV, Founder Al-Insaaniyyah Center & literasi

Terkait Posts

Obituari

Membaca Bersama Obituari Zen RS: Karpet Terakhir Baim

23 Mei 2025
KB perempuan

Benarkah KB Hanya untuk Perempuan?

23 Mei 2025
KB dan Politik

KB dan Politik Negara

22 Mei 2025
KB Modern

5 Jenis KB Modern

22 Mei 2025
Kontrasepsi

Bolehkah Dokter Laki-laki Memasangkan Alat Kontrasepsi (IUD) kepada Perempuan?

22 Mei 2025
Azl menurut Fiqh

KB dalam Pandangan Fiqh

21 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Hj. Biyati Ahwarumi

    Hj. Biyati Ahwarumi, Perempuan di Balik Bisnis Pesantren Sunan Drajat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah KB Hanya untuk Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Filosofi Santri sebagai Pewaris Ulama: Implementasi Nilai Islam dalam Kehidupan Sosial
  • Perempuan Bisa Menjadi Pemimpin: Telaah Buku Umat Bertanya, Ulama Menjawab
  • Membaca Bersama Obituari Zen RS: Karpet Terakhir Baim
  • Yuk Belajar Keberanian dari Ummu Haram binti Milhan…!!!
  • Belajar Memahami Disabilitas dan Inklusivitas “Hanya” Dengan Naik Transjatim

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version