• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Sumpah Pemuda: Momentum Mengingat Sejarah dan Refleksi Diri

Pada peringatan 94 tahun sumpah pemuda di tahun ini, berbahagialah kita yang masih pemuda, jangan sampai masa ini berlalu sia-sia

Belva Rosidea Belva Rosidea
29/10/2022
in Publik, Rekomendasi
0
Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda

444
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – 28 Oktober kita peringati sebagai hari Sumpah Pemuda bagi Bangsa Indonesia untuk mengenang peristiwa sejarah yang digagas oleh para pemuda kala itu. Tahun 2022, adalah 94 tahun setelah peristiwa Konggres Pemuda ke-2 yang diikuti oleh berbagai wakil organisasi pemuda yang ada.

Organisasi pemuda itu antara lain Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Pertemuan pemuda tersebut menjadi cikal bakal persatuan Indonesia, hingga akhirnya membawa bangsa ini menuju kemerdekaan seperti saat ini.

Berbicara tentang pemuda, tentu akan bicara tentang kisah heroik mereka sepanjang sejarah dari berbagai belahan dunia. Masa muda adalah masa yang sangat produktif ketika kondisi fisik dan mental dalam keadaan sebaik-baiknya. Pemuda kerapkali melahirkan dobrakan-dobrakan yang membawa ke suatu perubahan yang signifikan.

Sumpah pemuda misalnya, adalah salah satu bukti kiprah pemuda di tanah air yang menjadi tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Sebab selama ratusan tahun perjuangan bangsa Indonesia masih bersifat kedaerahan yang hanya mementingkan daerahnya masing-masing. Belum ada semangat juang yang bersifat persatuan hingga akhirnya menyebabkan bangsa Indonesia kala itu, begitu mudah penjajah adu domba dan sulit meraih kemerdekaan.

Di sanalah pemuda Indonesia mengambil peran, meluruskan pemikiran-pemikiran generasi tua tentang semangat juang yang seharusnya, yakni persatuan. Demikian pula dalam islam, pemuda begitu dibanggakan, banyak pemuda hebat lahir di setiap masanya.

Baca Juga:

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Kisah Ashabul Kahfi

Kita tentu pernah mendengar Ashabul Kahfi yang kisahnya bahkan sampai terabadikan dalam al-Quran surat Al-Kahfi, “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. “(Q.S.Al Kahfi :13).

Mereka, pemuda Ashabul Kahfi adalah pemuda yang teguh melawan kebatilan dengan menolak ajakan Raja Dikyanus untuk menyembah berhala. Imam Ibnu Kastir dalam tafsirnya tentang ayat tersebut menegaskan bahwa pemuda selalu menjadi garda depan dalam memperjuangkan kebenaran dan melawan kebatilan.

Kemudian, kita juga tidak asing dengan kisah Nabi Ismail yang rela mengorbankan diri untuk dipotong lehernya, sebab ketaatannya kepada Allah dengan penuh kesadaran. Nabi Yusuf yang karena ketaqwaannya menolak ajakan berzina dengan wanita nan cantik jelita bahkan hingga dia dipenjara atas fitnah yang ditimbulkan.

Pemuda di Zaman Nabi

Di zaman Rasulullah Muhammad pula perjuangan dakwahnya didominasi oleh para pemuda. Sebaliknya, para penentang ajaran Nabi Muhammad justru dominan kalangan tua suku Quraisy. Salah satu faktor penting kesuksesan dakwah Rasulullah adalah karena beliau mendapat dukungan sosok-sosok sahabat yang mayoritas dari kaum muda.

Mereka di antaranya ada Abu Bakar yang masuk Islam pada usia 38 tahun, Umar bin Khattab masuk Islam pada umur 28 tahun dan Ali bin Abi Tholib yang masuk Islam kurang dari umur 10 tahun dan masih banyak lagi yang masuk Islam pada kisaran umur 12,13,14 dan 15 tahun.

Selepas masa itu, kita tentu mengenal Muhammad Al-Fatih dengan semangat juangnya mampu membebaskan Konstantinopel di usia 21 tahun. Begitu pula seterusnya masih banyak kisah hebat para pemuda pada setiap masanya yang mampu membuat diri ini merasa insecure. Kira-kira kita sebagai pemuda masa kini sudah berbuat apa?

Refleksi Sumpah Pemuda

Peringatan sumpah pemuda harusnya menjadi refleksi dan pengingat generasi muda masa kini. Bahwa pernah hidup pemuda-pemuda hebat di masa lalu. Terlebih dengan dukungan berbagai kisah pemuda dalam Islam yang begitu luar biasa. Semakin hari godaan zaman memang semakin menggiurkan, dan itulah yang menjadi tantangan yang perlu mereka hadapi.

Berbagai kemaksiatan, seperti pergaulan bebas, alkohol dan obat terlarang semakin marak kita jumpai. Namun perlu selalu kita ingat bahwa nasib bangsa di masa depan berada di tangan pemuda masa kini. Kemajuan atau kemunduran peradaban yang akan terjadi tergantung pada kualitas generasa muda saat ini.

Oleh sebab itu, pemuda masa kini harus kita bekali ilmu pengetahuan dan akhlak yang baik. Sebagaimana sabda Rasulullah: “Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memiliki shabwah” (HR Ahmad). Kata shabwah pada hadits ini memiliki makna pemuda yang tidak memperturutkan hawa nafsunya.

Pada peringatan 94 tahun sumpah pemuda di tahun ini, berbahagialah kita yang masih pemuda, jangan sampai masa ini berlalu sia-sia. Peran generasi tua juga diperlukan disini dalam rangka memberi bimbingan, kasih sayang, dan pengarahan yang baik agar lahir pemuda-pemuda yang tak hanya cerdas namun juga berbudi mulia yang dapat mendorong kemajuan bangsa.

Begitu istimewanya pemuda hingga ia menjadi golongan nomor dua yang hadits sebutkan. “Pergunakanlah yang lima sebelum datang yang lima; masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, masa kosongmu sebelum datang masa sibukmu dan masa hidupmu sebelum datang masa kematianmu”. (HR Hakim). []

 

 

 

Tags: IndonesiaKebangsaanNusantarapemudasejarahSumpah Pemuda
Belva Rosidea

Belva Rosidea

General Dentist

Terkait Posts

Peran Aisyiyah

Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

20 Mei 2025
Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

20 Mei 2025
Bangga Punya Ulama Perempuan

Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

20 Mei 2025
Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menyusui Anak dalam Pandangan Islam
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version