• Login
  • Register
Selasa, 3 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Depresi Pasca Melahirkan, Pembunuh dalam Senyap

Depresi post partum memiliki gejala yang mirip dengan baby blues syndrome, dengan durasi yang lebih lama dan intensitas yang lebih berat

Umi Mutmainah Umi Mutmainah
03/03/2023
in Keluarga
0
Depresi Pasca Melahirkan

Depresi Pasca Melahirkan

881
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Tangis haru menjadi pemandangan yang lazim kita lihat pada pasangan dan keluarga tatkala proses persalinan berjalan lancar, ibu dan bayi selamat serta sehat. Tapi, yang sering luput dari gegap gempita setelah persalinan adalah keadaan psikis sang ibu. Seorang ibu dituntut harus bisa beradaptasi terhadap kondisi yang ia alami, termasuk peran dan aktivitas barunya. Namun, tidak semua ibu mampu menyesuaikan diri dengan baik. Sebagian ibu yang tidak mampu mengatasi perubahan psikologis dapat mengalami stres yang signifikan.

Di Indonesia kasus depresi dianggap masih tabu dan cenderung sepele bagi beberapa kalangan masyarakat. Kurang adanya edukasi tentang ilmu psikologi membuat kasus pembunuhan dan juga bunuh diri pada ibu pasca melahirkan semakin tinggi. Angka kejadian depresi pasca melahirkan juga patut kita waspadai. Menurut laporan World Health Organization (WHO), mereka perkirakan wanita yang melahirkan dan mengalami depresi berkisar 30 per 1000 kelahiran hidup.

Tentu kita masih ingat kasus seorang ibu di Muara Enim dengan teganya menyayat leher bayi yang masih berumur 10 hari. Diduga kuat, sang ibu mengalami depresi pasca melahirkan. Di Indonesia sendiri banyak kasus serupa dan diperkirakan setiap tahun akan terus meningkat. Karena belum ada upaya optimal dari pemerintah untuk menyelesaikan kasus tersebut.

Baby blues cikal bakal depresi pasca melahirkan

Baby blues syndrome dan depresi pasca melahirkan termasuk gangguan psikologis yang bisa ibu alami setelah melahirkan. Meski saling berkaitan, tetapi ada perbedaan antara keduanya yang perlu kita ketahui. Baby blues syndrome merupakan kondisi yang banyak terjadi pada ibu yang baru melahirkan.

Baby blues dapat hilang dengan sendirinya tanpa perawatan khusus, intervensi atau pengobatan. Namun, apabila gejala tidak hilang setelah beberapa minggu atau malah terasa memburuk, ibu mungkin menderita depresi pasca melahirkan (postpartum depression). Tidak seperti baby blues, depresi pasca melahirkan adalah masalah yang lebih serius dan tidak boleh kita abaikan.

Baca Juga:

Peran Penting Ayah di Masa Ibu Menyusui

Menguatkan Peran Suami dalam Menjaga Kesehatan Kehamilan Istri

Tana Barambon Ambip: Tradisi yang Mengancam Nyawa Ibu dan Bayi di Pedalaman Merauke

5 Risiko Kekurangan Gizi Pada Masa Kehamilan

Baby blues

Baby blues adalah masalah psikologis yang umum ibu alami pasca melahirkan. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon secara tiba-tiba dan kombinasi antara stres, kekurangan tidur, serta kelelahan. Umumnya, baby blues memburuk di 3-4 hari pasca melahirkan dan hanya terjadi pada 14 hari pertama pasca melahirkan.

Gejala yang timbul pada baby blues yaitu ibu mengalami perubahan suasana hati yang cepat, merasa cemas, dan kewalahan mengurus bayi. Selain itu, ia merasa murung, rewel, sedih, banyak menangis, susah tidur (insomnia), mengalami penurunan nafsu makan, tidak sabar, gelisah, mudah marah, dan sulit berkonsentrasi.

Baby blues umumnya akan hilang dengan sendirinya. Meski begitu, kondisi ini perlu terkelola dengan baik, supaya tidak berlanjut menjadi depresi pasca melahirkan. Cara mengatasi baby blues antara lain dengan jangan membebani diri, cukup waktu tidur, konsumsi makanan bergizi dan olahraga teratur. Curhat kepada orang terdekat, meluangkan waktu untuk diri sendiri (me time), adanya dukungan dari suami dan keluarga juga termasuk langkah mengurangi potensi baby blues.

Depresi pasca melahirkan

Depresi pasca melahirkan adalah gangguan psikologi yang terjadi pada ibu yang baru melahirkan. Jenis depresi ini sering dianggap sama dengan baby blues, padahal keduanya berbeda. Perbedaannya ada pada berapa lama gejala kedua kondisi tersebut berlangsung. Baby blues biasanya berlangsung selama 2 minggu hingga akhirnya mereda dengan sendirinya. Sementara itu, depresi pasca persalinan bisa berlangsung selama beberapa minggu, bulan, hingga 1 tahun setelah melahirkan. Gejala umumnya tidak akan mereda sendiri tanpa pengobatan.

Penyebab depresi pasca melahirkan belum kita ketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga penyebabnya adalah perpaduan berbagai faktor. Pertama, perubahan hormon estrogen dan progesteron yang menyebabkan emosi tidak stabil. Kedua, masalah psikologis sebelumnya dan pernah memiliki gangguan psikologis tertentu, seperti depresi dan gangguan bipolar.

Ketiga, menjalani kehamilan di usia muda atau sudah memiliki banyak anak. Keempat, mengalami kejadian yang membuat stres, seperti ada anggota keluarga yang meninggal dan masalah ekonomi. Kelima, menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga.

Depresi post partum memiliki gejala yang mirip dengan baby blues syndrome, dengan durasi yang lebih lama dan intensitas yang lebih berat. Seperti merasa bersalah, menangis berlebihan, penurunan konsentrasi, gangguan makan, sulit tidur (insomnia) atau terlalu banyak tidur, kesulitan atau enggan untuk merawat dan berinteraksi dengan si kecil. Hingga muncul pemikiran untuk menyakiti diri sendiri atau si kecil, atau bahkan memiliki pemikiran untuk bunuh diri.

Depresi pasca melahirkan akan lebih mudah untuk kita sembuhkan jika terdeteksi sejak dini dan segera mendapatkan penanganan. Apabila ibu sudah memperlihatkan tanda-tanda depresi pasca melahirkan, penanganan utama terhadap kondisi tersebut ialah dengan konseling dan psikoterapi. Selain konseling dan psikoterapi, dukungan keluarga dan pasangan menjadi hal penting untuk pemulihan kondisi ibu. Suami dan keluarga wajib menciptakan suasana nyaman supaya ibu mau bercerita mengenai apa yang ia rasakan. Karena dengan begitu ibu dapat meredakan stres. []

 

Tags: Baby BluesDepresiIbuIbu MelahirkanKehamilankematian ibuPersalinan
Umi Mutmainah

Umi Mutmainah

Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Widya Husada Semarang dan Pesantren Futuhiyyah Mranggen, Demak

Terkait Posts

Najwa Shihab dan Ibrahim

Najwa Shihab dan Ibrahim: Teladan Kesetaraan dalam Pernikahan

26 Mei 2025
Program KB

KB: Ikhtiar Manusia, Tawakal kepada Allah

23 Mei 2025
Alat KB

Dalil Agama Soal Kebolehan Alat KB

22 Mei 2025
Kekerasan Seksual Sedarah

Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

19 Mei 2025
Keberhasilan Anak

Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

17 Mei 2025
Pendidikan Seks

Pendidikan Seks bagi Remaja adalah Niscaya, Bagaimana Mubadalah Bicara?

14 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Teknologi Asistif

    Penyandang Disabilitas: Teknologi Asistif Lebih Penting daripada Mantan Pacar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kurban Sapi atau Kambing? Tahun Ini Masih Kurban Perasaan! Refleksi atas Perjalanan Spiritual Hari Raya Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bagaimana Akhlak Karimah dalam Memilih dan Melamar Pasangan Pernikahan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyoal Jilbab dan Hijab: Antara Etika Sosial dan Simbol Kesalehan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Hijab Menurut Pandangan Ahli Fiqh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menyoal Jilbab dan Hijab: Antara Etika Sosial dan Simbol Kesalehan
  • Perbedaan Feminisme Liberal dan Feminisme Marxis
  • Mengapa dan Untuk Apa Perempuan Memakai Jilbab?
  • Penyandang Disabilitas: Teknologi Asistif Lebih Penting daripada Mantan Pacar
  • Jilbab Menurut Ahli Tafsir

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID