Mubadalah.id – Mewujudkan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah yang menjadi cita-cita dari sebuah pernikahan, sebagaimana diamanatkan dalam al-Qur’an, adalah tanggung jawab bersama antara pasangan suami dan istri.
Sebab, rumah tangga sakinah yang menjadi mimpi bersama, saat-saat terindah waktu berbulan madu maupun saat-saat indah setelah menikah, tidak datang tiba-tiba. Melainkan dibangun dengan usaha dan kemauan keras dari keduanya.
Ketika akad nikah berlangsung, sesungguhnya tidak sekadar perjanjian antar manusia. Tetapi sebuah ritual manusia yang melibatkan persetujuan Tuhan, sebagai hamba-Nya yang tunduk menjalankan perintah agama Tuhan.
Berbeda dengan makhluk Tuhan yang lain, dalam prosesi pernikahan sepasang anak manusia ada komitmen bersama yang diucapkan dan disepakati yang disaksikan keluarga, kerabat, dan handai taulan.
Konsekuensinya, satu sama lain harus saling menumbuhkan dan menjaga cinta dan kasih sayang yang telah mereka ikat dalam sebuah pernikahan dengan perjanjian yang kuat (mitsaqan ghalizhan) tersebut. Artinya, satu sama lain tidak boleh saling mengkhianati pernikahan, tetapi harus saling mencintai, mengasihi, dan melengkapi.
Bahkan saling mendidik, mengajar, memaklumi, berkomunikasi, mengingatkan, menghargai, menghormati, dan tidak saling mencaci manakala di antara keduanya. Terutama ketika menemukan ketidakcocokan dalam hal tertentu, agar rumah tangga mereka tetap utuh.
Adanya pihak ketiga yang berusaha menggoda rumah tangga kita adalah hal biasa. Tetapi jika kedua belah pihak di antara pasangan kita saling menjaga komitmen yang telah keduanya ikrarkannya saat pernikahan berlangsung. Karena Tuhan pun bersama para malaikat-Nya akan turut menjaga keutuhan rumah tangga kita.
Satu sama lain harus saling meyakini bahwa kita adalah yang terbaik dari siapa pun. Jika ada pihak ketiga yang ingin merebut perhatian dan cinta pasangan kita. Maka segeralah sadar bahwa pasangan kita memiliki kelebihan yang orang lain tidak miliki.
Jangan pernah terpikir sedikit pun untuk memulai berselingkuh, mengkhianati janji suci kita. Karena yang terjadi sesungguhnya adalah mengkhianati dan melukai hati nurani kita sendiri. []