• Login
  • Register
Selasa, 3 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Kenalin nih Marie Thomas, Pionir di Dunia Medis Indonesia

Sebagai dokter perempuan pertama, Marie Thomas mewakili keberanian untuk mendobrak norma-norma sosial yang mengekang perempuan.

Ibnu Fikri Ghozali Ibnu Fikri Ghozali
16/01/2025
in Figur
0
Marie Thomas

Marie Thomas

869
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Marie Thomas, dokter perempuan pertama Indonesia, adalah sosok yang keberadaannya menjadi bukti nyata perjuangan perempuan melawan berbagai bentuk keterbatasan sosial. Lahir di Likupang, Minahasa Utara, pada 17 Februari 1896, ia menunjukkan bahwa tekad dan keberanian dapat mengubah jalan hidup, bahkan dalam situasi yang tidak mendukung. Di tengah sistem kolonial yang sarat bias gender, Marie Thomas muncul sebagai pionir. Dia menjadi simbol harapan bagi perempuan-perempuan Indonesia yang ingin berkontribusi di dunia medis dan pendidikan.

Menurut catatan Anna Pawlona Matuli-Walanda dalam Ibu Walanda-Maramis: Pejuang Wanita Minahasa (1983:37), Marie Thomas berasal dari keluarga pegawai negeri kolonial. Ayahnya memastikan bahwa ia mendapatkan pendidikan yang lebih baik daripada standar pendidikan dasar di masa itu.

Marie mengenyam pendidikan di Meisjesschool (sekolah gadis) di Yogyakarta pada 1912. Sebagaimana tercatat dalam Ensiklopedia Umum (1973:1324) yang tersusun oleh AG Pringgodigdo dkk. Langkahnya ke dunia pendidikan formal yang lebih tinggi adalah langkah pertama dalam perjalanan panjangnya yang luar biasa.

Marie Thomas mengambil jalur yang tidak biasa ketika ia diterima di STOVIA (School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen), sekolah kedokteran yang bergengsi di masa itu dan hampir seluruh muridnya adalah laki-laki. Sebagai perempuan pertama yang diterima di STOVIA, ia menghadapi tantangan besar, baik dari segi akademik maupun sosial. Lingkungan yang didominasi oleh laki-laki tidak menyurutkan langkahnya untuk menyelesaikan pendidikan dan menjadi seorang dokter.

Berkarya di Bidang Kesehatan

Setelah lulus pada 1922, Marie Thomas memilih untuk berkarya di bidang kesehatan perempuan dan anak. Ia memusatkan perhatiannya pada kesehatan reproduksi, sebuah bidang yang sering terabaikan oleh sistem pelayanan kesehatan di masa kolonial.

Baca Juga:

Ketuhanan yang Membebaskan: Membangun Perdamaian dengan Dasar Pancasila

Bagaimana Hukum Dokter Laki-laki Memasangkan Kontrasepsi IUD?

Fenomena Inses di Indonesia: Di Mana Lagi Ruang Aman bagi Anak?

Menilik Peran KUPI Muda dalam Momen Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Dedikasinya tidak hanya pada pengobatan, tetapi juga pada edukasi masyarakat tentang pentingnya kesehatan dan kebersihan, terutama di daerah-daerah terpencil. Marie Thomas menjadi simbol dokter yang tidak hanya bekerja di klinik tetapi juga mendekatkan layanan kesehatan ke masyarakat.

Nama Marie Thomas juga hidup dalam karya sastra Indonesia. Nh. Dini, dalam novelnya Amir Hamzah, Pangeran dari Seberang (1981:156). Novel ini menampilkan sosok Marie Thomas sebagai karakter dirinya sendiri. Meski dalam novel tersebut Marie tersebut sebagai lulusan NIAS Surabaya, bukan STOVIA, perannya tetap tergambarkan sebagai dokter perempuan pertama Indonesia. Keberadaannya dalam karya Nh. Dini menunjukkan bahwa sosok Marie Thomas tidak hanya dihormati di dunia medis tetapi juga terakui dalam dunia sastra sebagai inspirasi perempuan Indonesia.

Sebagai dokter perempuan pertama, Marie Thomas mewakili keberanian untuk mendobrak norma-norma sosial yang mengekang perempuan. Di masa itu, perempuan sering anggapannya cukup jika hanya menjadi ibu rumah tangga. Tetapi Marie membuktikan bahwa perempuan juga bisa berkontribusi di bidang yang lebih luas. Ia menunjukkan bahwa pendidikan adalah kunci untuk membangun masa depan yang lebih baik, tidak hanya bagi individu tetapi juga bagi komunitas secara keseluruhan.

Diskriminasi Gender masih Terjadi

Kini, meskipun banyak kemajuan telah tercapai, isu kesetaraan gender di Indonesia masih relevan. Marie Thomas menjadi pengingat bahwa perjuangan untuk mendapatkan hak yang sama tidak pernah mudah, tetapi hasilnya selalu sepadan. Dalam konteks modern, perjuangannya dapat terlihat sebagai langkah awal menuju representasi perempuan yang lebih besar di berbagai sektor, termasuk kesehatan, pendidikan, dan politik.

Di era modern, keberadaan perempuan dalam dunia profesional semakin diterima, tetapi tantangan baru juga muncul. Diskriminasi gender masih terjadi, baik dalam bentuk ketimpangan upah, representasi yang rendah di posisi kepemimpinan, maupun stereotip yang terus menghambat perempuan. Dalam dunia medis, misalnya, meskipun semakin banyak perempuan yang menjadi dokter, mereka masih menghadapi tekanan sosial dan profesional yang tidak proporsional.

Marie Thomas adalah bukti bahwa perubahan kita mulai dari keberanian untuk melangkah keluar dari zona nyaman. Saat ini, tantangan yang perempuan hadapi berbeda dari zamannya, tetapi semangat perjuangan yang ia tunjukkan tetap relevan. Dalam masyarakat yang semakin terbuka terhadap kesetaraan, kisah Marie Thomas menjadi pengingat bahwa perjuangan untuk keadilan gender harus terus kita lanjutkan.

Menjadi Inspirasi bagi Generasi Muda

Kisah hidup Marie Thomas adalah inspirasi yang sangat pas bagi generasi muda Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan. Ia menunjukkan bahwa pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk melawan ketidakadilan. Dalam dunia yang terus berubah, generasi muda perlu mengambil pelajaran dari keberanian dan dedikasi Marie untuk menciptakan perubahan positif.

Sebagai perempuan pertama yang berhasil menembus batasan sosial dan budaya untuk menjadi dokter, Marie Thomas mewakili semangat inovasi dan keberanian. Ia tidak hanya menjadi pelopor tetapi juga inspirasi bagi perempuan Indonesia untuk terus maju dan berkontribusi di berbagai bidang.

Ia telah meninggalkan warisan yang jauh melampaui kariernya sebagai dokter. Ia meninggalkan jejak keberanian, dedikasi, dan cinta kepada masyarakat. Perjuangannya membuktikan bahwa setiap langkah kecil dapat membawa perubahan besar, terutama ketika terdorong oleh semangat untuk melayani dan membangun.

Kisah Marie Thomas seharusnya terus kita ajarkan di sekolah-sekolah dan diangkat ke dalam wacana publik. Bukan hanya sebagai sejarah tetapi juga sebagai inspirasi. Perempuan seperti Marie Thomas adalah simbol harapan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi bangsa yang lebih inklusif, adil, dan sejahtera. Dari Marie Thomas, kita belajar bahwa tidak ada batasan yang tidak dapat kita atasi dengan keberanian dan ketekunan. []

Tags: dokterDunia KesehatanIndonesiaMarie ThomasPahlawan Perempuansejarah
Ibnu Fikri Ghozali

Ibnu Fikri Ghozali

Saat ini sedang menempuh pendidikan Pascasarjana di Prince of Songkla University, Thailand.

Terkait Posts

Hj. Biyati Ahwarumi

Hj. Biyati Ahwarumi, Perempuan di Balik Bisnis Pesantren Sunan Drajat

23 Mei 2025
Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Nyai Ratu Junti

Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

17 Mei 2025
Nyi HIndun

Mengenal Nyi Hindun, Potret Ketangguhan Perempuan Pesantren di Cirebon

16 Mei 2025
Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi

Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi: Singa Podium dari Bojonegoro

9 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Tubuh yang Terlupakan

    Luka Cinta di Dinding Rumah: Tafsir Feminis-Spiritual atas Tubuh yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membaca Ulang Makna Aurat dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyoal Jilbab dan Hijab: Antara Etika Sosial dan Simbol Kesalehan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ali Mustafa Yaqub: Haji Pengabdi Setan dan Ujian Keimanan Kita

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tafsir Perintah Menutup Aurat dalam al-A’raf Ayat 31

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membaca Novel Jodoh Pasti Bertemu dalam Perspektif Mubadalah
  • Ali Mustafa Yaqub: Haji Pengabdi Setan dan Ujian Keimanan Kita
  • Tafsir Perintah Menutup Aurat dalam al-A’raf Ayat 31
  • Nilai Ekonomi dan Sosial dalam Ibadah Kurban
  • Aurat Menurut Pandangan Ahli Fiqh

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID