• Login
  • Register
Sabtu, 30 September 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Acara Anak yang Tidak Ramah Anak

Islam mengakui hak anak-anak untuk menyampaikan pendapat mereka, dan berpartisipasi dalam pembuatan keputusan yang mempengaruhi hidup mereka

Fatwa Amalia Fatwa Amalia
24/07/2023
in Publik, Rekomendasi
0
Tidak Ramah Anak

Tidak Ramah Anak

4.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Waktu kecil, saya sering sekali mengeluh ketika ada acara di sekolah. Saya masih ingat, ketika saya kelas 4 SD, saya menari di acara perpisahan kelas 6. Ibu saya bilang kalau saya tampil pukul delapan malam. Sudah merias wajah nan lucu sejak Maghrib, eh… Ternyata saya tampil pukul setengah sebelas malam. Saya dan kawan-kawan menahan kantuk demi pentas tari yang hanya kurang lebih lima menit itu.

Dan lagi, saya ingat sekali dengan kejadian ini. Saya pernah menjelma menjadi zebra, karena kulit saya belang terbakar oleh matahari yang terik pada acara Hari Anak Nasional. Bukan pidato kepala sekolah yang saya ingat, tapi kulit zebra saya ini yang masih membekas.

Acara-acara yang diadakan khusus untuk anak-anak berperan penting dalam tumbuh kembang mereka. Anak-anak akan merekam pembelajaran, juga pengalaman berharga atau tidak berharga, menyenangkan atau tidak menyenangkan. Jadi, apakah acara untuk anak-anak sudah ramah bagi mereka?

Daftar Isi

    • Acara tidak Ramah Anak
  • Baca Juga:
  • Film Air Mata di Ujung Sajadah: Dilema Ibu Kandung dan Ibu Asuh, Siapa yang Lebih Berhak?
  • Sudahkan Masjid Ramah Perempuan dan Anak?
  • Ngaji Al-Sittīn Al-‘Adliyah (4): Antara Idealitas dan Realitas Berinteraksi Sama Istri
  • Buku Life as Divorce: Membaca Pengalaman Perempuan Pasca Bercerai
    • Anak-anak Menjadi Mahluk Kelas Kesekian
    • Komersialisasi yang Berlebihan
    • Islam Agama yang Ramah Anak

Acara tidak Ramah Anak

Saya pikir acara-acara tidak ramah anak hari ini sudah tidak ada lagi, hanya saya dan kawan-kawan saya yang pernah merasakannya. Faktanya, masih banyak acara anak yang belum memerhatikan kebutuhan dan kepentingan anak-anak dengan baik.

Padahal penyelenggara acara sudah tahu kalau pesertanya anak-anak. Anak-anak masih sering diminta jalan sangat jauh untuk pawai atau karnaval. Anak-anak tidak mendapat tenda atau sejenisnya jika cuaca panas, durasi acara sangat lama, acara membosankan, dan masih banyak lagi.

Baca Juga:

Film Air Mata di Ujung Sajadah: Dilema Ibu Kandung dan Ibu Asuh, Siapa yang Lebih Berhak?

Sudahkan Masjid Ramah Perempuan dan Anak?

Ngaji Al-Sittīn Al-‘Adliyah (4): Antara Idealitas dan Realitas Berinteraksi Sama Istri

Buku Life as Divorce: Membaca Pengalaman Perempuan Pasca Bercerai

Sebagai penyelenggara, tentu kita perlu meringankan dosa-dosa dengan memperhatikan aspek yang perlu ada dan tidak bagi anak, menurut kacamata anak-anak. Sekali lagi, menurut kacamata anak-anak, bukan kepentingan orang dewasa.

Salah satu masalah umum dalam acara anak yang tidak ramah anak adalah kurangnya pertimbangan terhadap rentang usia target dan konten yang sesuai. Konten yang terlalu rumit atau tidak sesuai usia dapat membuat anak merasa bosan atau tidak tertarik.

Ini pentingnya riset! Penyelenggara acara perlu melakukan riset dengan baik, menggali informasi tentang tren terkini, mainan, dan kegiatan yang populer di kalangan anak-anak akan membantu dalam merencanakan acara yang relevan dan menarik bagi mereka.

Acara anak yang tidak ramah anak seringkali kurang dalam hal interaksi dan partisipasi anak-anak. Anak-anak seringkali menjadi penonton pasif, tanpa kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif.

Acara seperti itu tidak hanya membosankan bagi anak-anak, tetapi juga mengabaikan pentingnya pengembangan keterampilan sosial, kreativitas, dan kemandirian. Anak-anak adalah makhluk Tuhan yang ceras! Mereka hanya butuh kesempatan. Sudahkah kita memberikannya?

Anak-anak Menjadi Mahluk Kelas Kesekian

Jarang sekali acara anak yang mengundang tamu-tamu terhormat meletakkan kursi tamu di samping kursi anak-anak. Anak-anak seringkali mereka tempatkan di barisan belakang dan tamu-tamu dewasa itu ditempatkan paling depan.

Melihat tubuhnya yang mungil, apakah konsep ruang seperti itu sudah sangat baik untuk anak-anak? Mungkin untuk panitia, tata ruang semacam itu terkesan lebih praktis dan tidak merepotkan. Tapi kembali lagi, acara ini untuk siapa?

Suara, perasaan, kenyamanan anak-anak sering kali mereka anggap remeh. Orang dewasa sering memiliki otoritas dalam hubungan dengan anak-anak. Anak-anak boleh jadi dianggap kurang berpengalaman atau tidak memiliki pengetahuan yang cukup dibandingkan dengan orang dewasa.

Orang dewasa yang memiliki pengalaman hidup lebih lama dan telah melewati berbagai tahap perkembangan boleh jadi juga menjadi penyebab mengabaikan kesulitan, perasaan, dan perspektif anak-anak. Tidak hanya itu, stereotip negatif terhadap anak-anak juga menjadi pengaruh mengapa anak-anak sering terabaikan bahkan dalam acara yang kita buat untuk mereka.

Komersialisasi yang Berlebihan

Dalam kenyataannya, banyak acara anak yang kita arahkan untuk menghasilkan keuntungan finansial yang mengarah pada aspek komersial yang berlebihan. Acara anak kita penuhi dengan iklan produk yang tidak sehat atau tidak sesuai untuk anak-anak, seperti makanan olahan tinggi gula atau makanan cepat saji.

Anak-anak rentan terhadap pengaruh iklan dan sering kali tertarik pada produk yang dipromosikan dalam acara yang mereka tonton. Hal ini dapat menyebabkan pola makan yang buruk dan berkontribusi pada masalah kesehatan seperti obesitas dan gangguan makan.

Komersialisasi yang berlebihan juga secara langsung memengaruhi perilaku konsumtif pada anak-anak dengan mengajarkan mereka untuk selalu menginginkan produk baru atau terlibat dalam budaya konsumsi yang berlebihan. Hal ini dapat mengabaikan nilai-nilai penting seperti kesederhanaan, pengelolaan keuangan, dan pemahaman tentang nilai sebenarnya dari barang dan pengalaman.

Selain membangun perilaku konsumtif, komersialisasi yang berlebihan dapat melibatkan manipulasi emosional anak-anak melalui iklan yang dibuat khusus untuk menarik perhatian mereka dan mendorong mereka untuk meminta produk tertentu. Anak-anak menjadi sasaran pemasaran yang rentan karena kurangnya pemahaman dan keterampilan kritis dalam mengidentifikasi strategi manipulatif yang digunakan.

Komersialisasi pada acara anak tidak sepenuhnya negatif. Tentu ada iklan yang dapat memberikan kontribusi positif. Oleh sebab itu, penting untuk menjaga keseimbangan yang tepat antara hiburan, pendidikan, dan promosi produk yang sehat dalam acara anak. Penyelenggara acara dan orang tua perlu memperhatikan dampak komersialisasi yang berlebihan dan memastikan bahwa anak-anak tidak tereksploitasi secara komersial.

Islam Agama yang Ramah Anak

Anak-anak memiliki hak untuk hidup, pendidikan, perlindungan dari kekerasan dan eksploitasi, dan hak untuk mengungkapkan pendapat mereka. Islam menekankan pentingnya menjaga keberadaan dan kesejahteraan anak-anak dalam masyarakat. Islam mendorong orang tua dan keluarga untuk memberikan kasih sayang dan perhatian yang mendalam kepada anak-anak.

Rasulullah SAW memberikan contoh yang baik dalam memperlakukan anak-anak dengan lembut, memberikan cinta, dan memberikan perhatian penuh dalam pendidikan dan pengasuhan mereka.

Islam mengakui hak anak-anak untuk menyampaikan pendapat mereka dan berpartisipasi dalam pembuatan keputusan yang mempengaruhi hidup mereka. Anak-anak diberi ruang untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pendapat mereka dengan rasa hormat dan keadilan.

Selain itu, Islam juga menekankan perlindungan anak-anak dari eksploitasi, kekerasan, dan perlakuan yang merugikan, seperti menyelenggarakan acara anak yang tidak ramah anak. []

Tags: Acara AnakHak anakhari anak nasionalkeluargaTidak Ramah Anak
Fatwa Amalia

Fatwa Amalia

Fatwa Amalia, pengajar juga perempuan seniman asal Gresik Jawa Timur. Karya-karyanya banyak dituangkan dalam komik dan ilustrasi digital dengan fokus isu-isu perempuan dan anak. Aktif di sosial media instagram: @fatwaamalia_r. Mencintai buku dan anak-anak seperti mencintai Ibu.

Terkait Posts

Ning Sheila Hasina

Melawan Catcalling dengan Elegansi ala Ning Sheila Hasina

29 September 2023
PRT

Urgensi Pengesahan RUU PPRT: Payung Hukum untuk Lindungi Para Pekerja Rumah Tangga

29 September 2023
Misi Utama Kenabian

Maulid Nabi: Meneladani Rasulullah saw; Upaya Menegakkan Misi Utama Kenabian

28 September 2023
maulid nabi

Refleksi Maulid Nabi dan Spirit Menjaga Lingkungan

28 September 2023
Eco Jihad

Eco Jihad Ala Pandawara Menjadi Motor Penggerak Partisipasi Masyarakat untuk Menjaga Lingkungan

27 September 2023
Politik Perempuan

Narasi Kemandirian Politik Perempuan dalam Al-Qur’an

27 September 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Larangan Berbuat Kerusakan di Muka Bumi

    Dalil Tentang Larangan Berbuat Kerusakan di Muka Bumi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Urgensi Pengesahan RUU PPRT: Payung Hukum untuk Lindungi Para Pekerja Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jiwa yang (Seharusnya) Bersedih: Laki-laki yang Tak Boleh Menangis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memahami Hadits Kecaman Alat Pembajak Tanah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meneladani Rasulullah dalam Menjaga Tiga Relasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Refleksi Tadarus Subuh: Banyak Perempuan Masa Nabi Saw Ikut Bela Negara
  • Film Air Mata di Ujung Sajadah: Dilema Ibu Kandung dan Ibu Asuh, Siapa yang Lebih Berhak?
  • Nabi Muhammad Saw: Sosok Sang Pemimpin Besar
  • Jiwa yang (Seharusnya) Bersedih: Laki-laki yang Tak Boleh Menangis
  • Buku Relasi Mubadalah Muslim dengan Umat Berbeda Agama: Nabi Saw Menghormati Jenazah Non-Muslim

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist