• Login
  • Register
Senin, 27 Juni 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Pandangan Hidup dan Kepribadian Kiai-Santri: Belajar dari KH Hasyim Asy’ari (2)

“Nderek kiai” atau “gurutta mato” adalah satu cara pesantren membentuk kepribadian kaum santri. Karena praktik latihan dan proses berguru itu tidak dilakukan dengan cara duduk di dalam kelas dengan jadwal-jadwal pasti

Zahra Amin Zahra Amin
15/10/2021
in Hikmah
0
Santri

Santri

107
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pada tulisan sebelumnya “Pandangan Hidup dan Kepribadian Kiai-Santri: Belajar dari KH Hasyim Asy’ari (1), memaparkan tentang pengertian kiai, dan santri dalam relasinya sebagai guru dan murid yang tidak hanya punya ikatan emosional, tetapi juga memiliki nilai kesalingan dalam membangun peradaban Islam di nusantara ini. Selanjutnya, bagaimana pribadi guru yang baik menurut KH Hasyim Asy’ari, dijelaskan dalam ringkasan berikut ini;

Kepribadian Guru Menurut KH. Hasyim Asy’ari Dalam Kitab Adāb al ‘Ᾱlim wa al Muta‘allim

Dalam menyusun kitab Adāb al ‘Ᾱlim wa al Muta‘allim, KH Hasyim Asy’ari mengambil dasar dari al Qur’an dan al Hadis, kemudian dikuatkan dengan pendapat para ulama. Kecenderungan lain yang terdapat dalam pemikirannya yaitu memasukkan amalan-amalan sufi dalam diri seorang guru, hal tersebut dapat diketahui dari gagasan-gagasannya, semisal seorang guru harus senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, bersifat wara’, zuhud dan menghindari hal-hal yang buruk di sisi Allah maupun manusia.

Sebutan “alim” dalam masyarakat bangsa kita menunjukkan bahwa seorang guru, kiai atau ulama mengajarkan sikap-sikap beragama yang bukan sekedar teori, tapi juga contoh, amalan, dan suri tauladan. Sang kiai, dan nyai menjadi pembimbing para santri dalam segala hal, yang mendampingi para santri selama 24 jam sehari. Sehingga kaum santri menyaksikan sendiri di depan matanya contoh-contoh yang baik dari gurunya, yang kemudian secara langsung – tanpa instruksi atau paksaan – mengikuti sendiri amalan-amalan yang baik itu.

Jadi, kehidupan sehari-hari, amalan beserta sikap sang kiai lalu menjadi pedoman, dan bukan sekedar retorika. Sang kiai menjadi cermin dimana sang santri mengamati karakter idealnya. Dan watak “alim” adalah tipikal cerminan ideal tersebut. Dan karakter ke-alim-an yang paling tinggi di mata orang-orang pesantren adalah sikap ikhlas dan wara.

Baca Juga:

Pentingnya Memberikan Dasar Pendidikan Islam bagi Anak-anak

Keutamaan Mendahulukan Adab daripada Ilmu

Iktibar Daya Kritis Kartini dalam Mengaji

Kontribusi Santri dalam Menjaga Kelestarian Hayati

“Nderek kiai” atau “gurutta mato” adalah satu cara pesantren membentuk kepribadian kaum santri. Karena praktik latihan dan proses berguru itu tidak dilakukan dengan cara duduk di dalam kelas dengan jadwal-jadwal pasti. Pesantren dan proses berguru di sana merupakan sebuah proses bermasyarakat, satu cara menjalani kehidupan di dunia ini sebagai persiapan menuju ke gerbang akhirat.

Seperti halnya menuntut ilmu itu sendiri tidak pernah berhenti, dari masa kecil hingga meninggal. Proses bermasyarakat dan menjalani hidup ini merupakan inti dari pemahaman keagamaan kalangan pesantren, yang mengamalkan ajaran Ahlussunnah Waljamaah (disingkat Aswaja). Pelajaran pokok dalam pesantren: adalah pendidikan karakter kebangsaan. Apa inti pendidikan karakter itu yang dilakoni KH. Hasyim Asy’ari, sekaligus yang diajarkan kepada santri-santri dan mustami’nya?

Pertama, pendidikan karakter pesantren berupaya mengajak bangsa ini untuk mandiri bukan hanya dalam soal ekonomi dan politik. Tapi juga dalam kebudayaan dan kerja- kerja pengetahuan. Kedua, pendidikan karakter pesantren mengajarkan anak-anak didiknya untuk bergaul dan bersatu di antara sesama anak-anak bangsa se-Nusantara, apapun suku, latar belakang dan agamanya. Mereka diajarkan untuk saling berinteraksi secara harmonis di antara berbagai komunitas bangsa tersebut.

Ketiga, pengetahuan diabdikan bagi kepentingan dan keselamatan nusa dan bangsa ini. Itu sebabnya pesantren mengajarkan berbagai jenis kebudayaan Nusantara yang akan menjadi alat perekat, pertahanan dan mobilisasi segenap kekuatan bangsa ini.

Keempat, karena pergaulannya yang begitu rapat dengan bangsa-bangsa lain di jalur perdagangan dunia di Samudera Hindia, orang-orang pesantren juga mengajarkan anak-anak bangsa ini cara-cara menghadapi, dan bersiasat dengan bangsa- bangsa lain, terutama dengan orang-orang Eropa saat itu, yang berniat menguasai wilayah di Asia Tenggara.

Kelima, orang-orang pesantren juga mengajarkan kepada anak-anak bangsa ini untuk memaksimalkan serta memanfaatkan segenap potensi ekonomi dan sumber daya negeri ini. Itu sebabnya pesantren hadir di dekat sumber-sumber mata air dan sumber-sumber kekayaan alam.

Secara umum, kitab Adabul Alim Wal Mutaallim memang membahas tentang etika dalam pendidikan yang dibutuhkan oleh guru dan peserta didik, namun secara khusus juga membahas tentang kompetensi guru. Pertama, Kompetensi Pedagogik. Menurut K.H. Hasyim Asy‟ari kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru antara lain: guru mampu membantu peserta didik dari awal hingga akhir.

Kemudian, guru juga rajin menguji hafalan dan pemahaman peserta didik, bergaul dengan peserta didik dengan penuh kasih sayang dan kesabaran, memudahkan peserta didik dalam memahami dan menguasai ilmu, memilihkan mata pelajaran yang sesuai dengan kemampuan peserta didik, bersikap demokratis, mengawasi (monitoring) perilaku peserta didik, memberi bantuan kepada peserta didik, agar bisa fokus belajar, memperhatikan kehadiran atau absensi peserta didik, bertutur kata dan bersikap terpuji kepada peserta didik, memberi kesempatan pada anak untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.

Kedua, Kompetensi kepribadian Menurut K.H. Hasyim Asy‟ari kompetensi kepribadian yang harus dimiliki guru antara lain: guru dapat bersikap muraqabah, khassyah, khauf kepada Allah SWT. bersikap tawadhu’, wira’i yaitu menjaga diri dari syubhat dan haram, zuhud terhadap dunia dan qona’ah, ramah, tegas, lugas dan tidak sombong, serta menghormati buku pelajaran.

Ketiga, Kompetensi sosial Menurut K.H. Hasyim Asyari kompetensi sosial yang harus dimiliki guru antara lain: guru mampu bergaul dengan peserta didik dengan penuh kasih sayang dan kesabaran, bersikap demokratis, bertutur kata dan bersikap terpuji kepada peserta didik, bergaul di tengah-tengah masyarakat dengan akhlak terpuji, dan menghindari perilaku yang dapat menimbulkan tuduhan buruk.

Keempat, Kompetensi profesional Menurut K.H. Hasyim Asy’ari kompetensi profesional yang harus dimiliki guru antara lain: guru membiasakan diri menulis, membaca untuk menambah wawasan, selalu introspeksi diri, tepat dalam menggunakan metode dalam mendidik peserta didik, bersemangat menambah ilmu dan amal dengan sungguh-sungguh.

Seorang kiai dan nyai adalah seorang pemimpin yang mampu menciptakan teladan atau uswah dalam diri masyarakatnya, yang memberikan pengalaman spiritual. Bukan hanya menciptakan adegan-adegan atau lakon-lakon bagus dan bermoral di atas panggung kepesantrenan. Karena nyantri bukan hanya sebuah proses belajar-mengajar, pesantren bukan hanya pendidikan biasa seperti yang banyak dipahami secara keliru. Tapi juga sebuah peristiwa spiritual, sebuah upaya untuk mencari jati diri manusia, untuk menjadi manusia yang paripurna (insan kamil) dan bermanfaat bagi seluruh alam semesta raya. []

Tags: Hari Santri NasionalKH Hasyim Asy'arikiaiSantri
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

wukuf di arafah

Makna Wukuf di Arafah

26 Juni 2022
Hikmah Pelaksanaan Ibadah Haji

3 Hikmah Pelaksanaan Ibadah Haji

25 Juni 2022
wuquf

Wukuf : Arena Persaudaraan Umat Manusia

25 Juni 2022
emosi anak

Mengenal 6 Ciri Khas Emosi Anak

25 Juni 2022
Saling berbuat baik

Pasangan Suami Istri Diminta untuk Saling Berbuat Baik

25 Juni 2022
KDRT

6 Cara Penangan saat Menjadi Korban KDRT

24 Juni 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Darurat Sampah

    Re Grow Solusi Darurat Sampah Pangan di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Wukuf di Arafah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Doa Ketika Wukuf di Arafah Sesuai Anjuran Rasulullah Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kecantikan Perempuan dan Luka-Luka yang Dibawanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Siapa Bilang Perempuan Haid Tidak Lebih Mulia dari yang Suci?
  • Doa Ketika Sampai di Tempat Tujuan
  • Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda
  • Doa Ketika Wukuf di Arafah Sesuai Anjuran Rasulullah Saw
  • Makna Wukuf di Arafah

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist