• Login
  • Register
Rabu, 22 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Perempuan di Balik Kesuksesan Hijrah Nabi

Bagi saya pribadi, ini adalah catatan penting tentang peran perempuan. Di mana perannya kadang tidak pernah diceritakan. Kehadirannya jarang tertuliskan dalam buku-buku sejarah Islam

Umnia Labibah Umnia Labibah
09/08/2022
in Hikmah
0
Hijrah Nabi

Hijrah Nabi

337
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Momentum tahun baru hijriyah adalah kesempatan kita untuk mengambil kembali spirit hijrah yang menjadi tonggak kesuksesan sejarah Islam. Jamak kita ketahui, perjuangan Nabi Muhammad SAW menyebarkan kalimatullah di Makkah selama kurang lebih 12 tahun lebih mengalami banyak hambatan dan rintangan. Bahkan seperti mengalami kemandekan. Lalu pada akhirnya kemajuan Islam mulai nyata terasa setelah peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah/Yatsrib.

Tapi tahukah kalian, ada kisah di balik kesuksesan hijrah Nabi Muhammad SAW yang monumental itu. Karena ternyata ada peran perempuan tangguh yang sangat besar sumbangsihnya.  Beliau adalah Asma binti Abu Bakar ra, putri dari sahabat Nabi, Abu bakar As-sidiq ra dan sekaligus kakak dari Aisyah ra yang kemudian kita kenal sebagai istri Nabi.

Dalam proses hijrah Nabi Muhammad SAW ini, beliau  bersembunyi dari kejaran kafir Quraiys selama tiga hari di Gua Tsur yang berada di atas bukit.  Selama itulah,  Asma setiap malam hari dalam kondisi hamil,  keluar rumah menantang bahaya dan menghindari mata-mata kaum kafir Quraiys, mendaki bukit untuk mengantar makanan kepada ayahnya dan Nabi. Untuk menghilngkan jejak,  setiap pagi pembantunya menggembala kambing di sepanjang rute yang Asma lewati, sehingga jejaknya tersamarkan.

Daftar Isi

    • Makna Hijrah bagi Perempuan
  • Baca Juga:
  • Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta
  • Dalam Catatan Sejarah, Perempuan Kerap Dilemahkan
  • Perempuan Juga Wajib Bekerja
  • Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam
    • Asma binti Abu Bakar

Makna Hijrah bagi Perempuan

Bagi saya pribadi, ini adalah catatan penting tentang peran perempuan.  Di mana perannya kadang tidak pernah diceritakan. Kehadirannya jarang tertuliskan dalam buku-buku sejarah Islam. Posisinya kadang dianggap tidak penting, samar, lalu hilang sama sekali. Padahal melalui banyak kisah, termasuk dalam proses tercetusnya hijrah Nabi ini, perempuan bisa memiliki peran penting dalam sejarah, tanpa harus menjadi laki-laki.

Atau perempuan juga bisa mengambil peran yang sama dengan laki-laki. Pada prinsipnya keseimbangan tercapai karena ada pembagian peran. Baik itu di ruang logistik dan domestik yang akrab dengan kehidupan perempuan. Meksi kenyatannya terkadang hanya terlihat sebelah mata.

Baca Juga:

Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta

Dalam Catatan Sejarah, Perempuan Kerap Dilemahkan

Perempuan Juga Wajib Bekerja

Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam

Fakta lain, peran logistik yang Asma ambil adalah perjuangan yang berat dan membutuhkan mental maskulin di dalamnya.  Dari mulai mengatur strategi, menantang bahaya,  mendaki gunung dan bahkan bermain intrik spionase agar terhindar dari intaian kafir Quraisy

Asma binti Abu Bakar

Ada kejadian menarik yang melibatkan Asma binti Abu Bakar dalam peristiwa hijrah tersebut. Suatu ketika, saat hendak mengirimkan makanan kepada Nabi dan ayah tercintanya, Asma tidak menemukan selendang untuk menggantung makanannya. Akhirnya, tanpa ragu ia merobek ikat pinggangnya menjadi dua bagian; satu bagian untuk menggantung makanan, satu helai lainnya ia gunakan sebagai sabuk. Sebab kejadian itu, Asma binti Abu Bakar mendapat julukan “Dzatun Nithaqaini” (perempuan yang mempunyai dua ikat pinggang).

Selain itu, pengorbanan Asma untuk Islam juga tidak main-main. Ia tidak ragu merelakan seluruh harta keluarganya dibawa ayahnya ketika peristiwa hijrah. Ia bahkan “membohongi” kakeknya, Abu Quhafah, dengan mengatakan bahwa ia telah ditinggali harta yang cukup banyak. “Sekali-kali tidak, Kakek. Sesungguhnya beliau telah menyisakan buat kami harta yang banyak,” ujar Asma.

Asma binti Abu Bakar adalah teladan perempuan dalam berhijrah. Jika hijrah adalah berpindah dari kebatilan kepada kebaikan, maka makna hijrah di sini adalah mengambil peran dalam perjuangan menegakkan kalimatullah.  Hijrah adalah dakwah bil hal.  Bertindak dan mengambil peran yang bisa kita berikan bagi kehidupan di sekitarnya.  Berhijrah tidak harus menjadi apa,  tetapi menjawab apa yang ada di sekeliling kita.  Bagaimana kita mampu menerima tantangan untuk memajukan umat.

Dan peran perempuan tentu tidak bisa lepas dari kodratinya sebagai perempuan. Maka ruang apapun yang ia ambil,  meskipun itu adalah lingkup domestik,  tetap akan bermakna jika kita penuhi dengan penuh rasa tanggung jawab dan keikhlasan. Sebagaimana yang telah diteladankan oleh Asma binti Abu Bakar ra. []

Tags: Hijrahislamperempuansahabat nabisejarahTahun Baru Hijriyyah
Umnia Labibah

Umnia Labibah

Pengurus Jam'iyyah Pengasuh Pesantren Putri dan Muballighah (JP3M) Jawa Tengah, dan Alumni Dawrah Kader Ulama Perempuan Fahmina Tahun 2021

Terkait Posts

Rahmat Allah

Rahmat Allah Swt Untuk Orang Islam dan Orang Kafir

22 Maret 2023
Islam adalah Rahmat

Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta

22 Maret 2023
Belajar Toleransi

Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi

22 Maret 2023
Kerja Istri

Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami

21 Maret 2023
sejarah perempuan

Dalam Catatan Sejarah, Perempuan Kerap Dilemahkan

21 Maret 2023
Perempuan Bekerja

Perempuan Juga Wajib Bekerja

21 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Menjadi Minoritas

    Refleksi: Sulitnya Menjadi Kaum Minoritas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rahmat Allah Swt Untuk Orang Islam dan Orang Kafir
  • Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta
  • Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi
  • Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023
  • Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist