• Login
  • Register
Sabtu, 23 September 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Perempuan Menjadi Mata-mata Nabi Saw

Kiprah para perempuan pada masa Nabi Saw sangat aktif dalam ragam aktifitas, baik sosial, ekonomi, dan bahkan politik

Redaksi Redaksi
05/11/2022
in Pernak-pernik
0
Perempuan Menjadi Mata-mata Nabi

Perempuan Menjadi Mata-mata Nabi

425
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Begini kisah awal mula perempuan menjadi mata-mata Nabi. Menjelang beberapa hari Nabi Saw berhijrah ke Madinah, kemarahan orang-orang Quraish sudah mendidih lebih dari 100 derajat celcius. Setiap malam mereka bermufakat untuk membunuh Nabi Muhammad Saw. Tetapi mereka belum sepakat bagaimana caranya, siapa yang melakukannya dan pada malam hari apa.

Jika yang melakukannya satu orang, mereka khawatir tuntutan baliknya hanya kepada orang tersebut dan kabilahnya. Resiko ini terlalu besar karena akan menjadi target permusuhan dari kabilah Nabi Saw yang sangat terhormat.

Di hari-hari itu, para pengikut Nabi Saw sudah keluar semua berhijrah ke Madinah. Yang tertinggal dan belum berangkat hanya Abu Bakr ra, Ali bin Abi Thali bra, dan Nabi Saw sendiri. Selain beberapa orang yang sakit, lemah, dan para hamba sahaya, atau mereka yang ditahan keluarganya dan dilarang keluar berhijrah.

Orang-orang Quraish merasa ini menjadi waktu yang paling tepat, bahkan waktu terakhir. Karena jika Nabi Saw berhasil keluar dari Mekkah, dan memperoleh dukungan besar dari Madinah, bisa berbalik menyerang dan menguasai Mekkah.

Daftar Isi

    • Rencana Pembunuhan Nabi
  • Baca Juga:
  • Buku Perempuan bukan Sumber Fitnah: Akikah bagi Anak Laki-laki dan Perempuan Cukup Satu
  • Jihad Perempuan dalam Rumah Tangga
  • Etika Sufi Ibn Arabi (2): Mendekati Tuhan dengan Merawat Alam
  • Perempuan Bukan Bidadari Surga
    • Perempuan Menjadi Mata-mata Nabi

Rencana Pembunuhan Nabi

Semua pembesar Quraish kemudian berkumpul di sebuah rumah yang disebut sebagai Dar an-Nadwah. Tempat permusyawaratan umum, yang biasa orang-orang Quraish bertemu dan berdiskusi untuk memutuskan hal-hal yang bersifat publik dan bersama.

Baca Juga:

Buku Perempuan bukan Sumber Fitnah: Akikah bagi Anak Laki-laki dan Perempuan Cukup Satu

Jihad Perempuan dalam Rumah Tangga

Etika Sufi Ibn Arabi (2): Mendekati Tuhan dengan Merawat Alam

Perempuan Bukan Bidadari Surga

Urusan Nabi Saw, saat itu, mereka anggap urusan bersama. Untuk terakhir kalinya, mereka sudah harus memutuskan bagaimana cara, siapa, dan kapan eksekusi mereka lakukan kepada Nabi Saw. Rumah ini milik salah satu pembesar Quraish bernama Qushay bin Kilab.

Dari berbagai usulan yang muncul, yang mereka terima adalah usulan Abu Jahal. Yaitu, setiap kabilah Quraish mengutus satu orang pemuda yang kuat dan berani. Masing-masing membawa pedang yang tajam. Besok malam, semua pemuda itu diminta untuk langsung menuju rumah Nabi Saw, memasuki kamar dan membunuh langsung di tempat dengan pedang.

Masing-masing harus ikut membunuh dan terlibat, agar darah Nabi Saw tidak bisa dituntut kepada seluruh kabilah Qurasih. Seluruh peserta yang hadir menerima usulan Abu Jahal ini.

Perempuan Menjadi Mata-mata Nabi

Ada seorang perempuan menjadi mata-mata Nabi, yang mendengar hasil pertemuan ini dan langsung menyampaikannya kepada Nabi Muhammad Saw. Dia Bernama Raqiqah bint Abi Shayfi bin Hasyim bin Abdul Muthallib al-Hasyimiyah ra.

Nabi Saw mendengarkan kabar tersebut dan kemudian menerima perintah dari Jibril as agar malam tersebut tidak tidur di tempat yang biasa tidur. Melainkan keluar rumah dan sekaligus bersiap-siap untuk keluar berhijrah menuju Madinah bersama Abu Bakr ash-Shiddiq ra.

Sore hari, Nabi Saw kemudian meminta Ali bin Abi Thalib ra menempati tempat tidur tersebut dan menggunakan selimut yang biasa Nabi Saw gunakan setiap malam. Ketika pada malam hari para pemuda Quraish masuk ke kamar dan membuka selimut, mereka kecewa karena yang mereka temukan tidur di tempat itu bukan Nabi Muhammad Saw. Melainkan Ali bin Thalib ra. Nabi Saw selamat dari usaha makar mereka, dan langsung keluar dari Kota Mekkah bersama Abu Bakr ra untuk menuju Madinah.

Dari sini, terlihat jelas, kisah perempuan menjadi mata-mata Nabi, dan kiprah para perempuan pada masa Nabi Saw sangat aktif dalam ragam aktifitas, baik sosial, ekonomi, dan bahkan politik. Karena itu, segala pengekangan terhadap kiprah dan aktivitas perempuan di ruang publik adalah menyalahi preseden para perempuan pada masa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Di mana Yang mencintai Nabi Saw adalah mereka  yang memanusiakan perempuan, dengan mendukung dan memfasilitasi kiprah mereka di ruang domestik maupun publik. (Faqih)

(Sumber: Sirah Ibn Hisyam, 2/94-96, Thabaqat Ibn Sa’d, 8/41).

Tags: islamnabiperempuansahabat nabisejarah
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Penari Perempuan Sunda

Ronggeng Gunung: Hakikat Penari Perempuan Sunda

22 September 2023
Hadis Jihad

Makna Mubadalah dalam Hadis Jihad Perempuan di Dalam Rumah Tangga 

21 September 2023
Jihad Rumah Tangga

Jihad Perempuan dalam Rumah Tangga

21 September 2023
Jihad Rumah Tangga

Jihad di Dalam Rumah Tangga Bersifat Resiprokal

21 September 2023
Jihad Perempuan

Pada Masa Nabi Muhammad Saw Banyak Perempuan yang Ikut Jihad Bela Negara

21 September 2023
Jihad Perempuan

Jihad Perempuan di Masa Nabi Muhammad Saw

20 September 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mahnaz Afkhami

    Perjalanan Mahnaz Afkhami dalam Advokasi Hak-Hak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ronggeng Gunung: Hakikat Penari Perempuan Sunda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Buku Perempuan bukan Sumber Fitnah: Akikah bagi Anak Laki-laki dan Perempuan Cukup Satu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 4 Cara Kreatif Penghijauan di Ruang-ruang Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lagu Satu-Satu: Pentingnya Berdamai dengan Diri Sendiri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 4 Cara Kreatif Penghijauan di Ruang-ruang Terbuka
  • Dukungan Kiai Sahal terhadap Kiprah Nyai Nafisah
  • Buku Perempuan bukan Sumber Fitnah: Akikah bagi Anak Laki-laki dan Perempuan Cukup Satu
  • Ronggeng Gunung: Hakikat Penari Perempuan Sunda
  • Buku Bapak Tionghoa Nusantara: Ini Alasan Gus Dur Membela Orang Tionghoa

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist