• Login
  • Register
Selasa, 21 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Perempuan tidak Diciptakan Tuhan untuk Berotak Tumpul

Alasan paling mendasar mereka adalah dengan dalih, bahwa “agama” memosisikan laki-laki lebih unggul dari perempuan. Nyatanya hal ini bukan diakibatkan kemutlakan dari agama, hanya saja peran dari pemahaman manusia atas agama yang terlanjur diproduksi melalui sudut pandang patriarki.

Karina Rahmi Siti Farhani Karina Rahmi Siti Farhani
17/08/2021
in Personal, Rekomendasi
0
Perempuan

Perempuan

200
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Isu kesetaraan gender selamanya akan menjadi isu yang tidak akan dengan mudah diterima oleh beberapa kelompok. Alasan paling mendasar mereka adalah dengan dalih, bahwa “agama” memosisikan laki-laki lebih unggul dari perempuan. Nyatanya hal ini bukan diakibatkan kemutlakan dari agama, hanya saja peran dari pemahaman manusia atas agama yang terlanjur diproduksi melalui sudut pandang patriarki.

Melawan sistem patriarki layaknya menemukan jarum dalam tumpukan jerami. Alternatif yang hari ini mulai dimunculkan adalah melalui pemberdayaan kaum perempuan. Sebagai kaum yang lebih banyak menjadi korban dari bengisnya sistem patriarki, perempuan patut untuk diberdayakan. Terdapat banyak cara yang bisa diupayakan, salah satunya melalui pendidikan. Karena itu, pendidikan dapat dijadikan tolak ukur  bagaimana selanjutnya kaum perempuan dibentuk secara progresif, atau malah normatif.

Setiap agama tentunya memiliki pola pendidikan yang ramah akan keadilan. Islam sebagai salah satu entitasnya, juga hadir dengan konsep keadilan bagi para pemeluknya. Berangkat dari isu pemahaman keagamaan dan pemberdayaan perempuan yang hari ini banyak dijadikan legitimasi penindasan perempuan karena sistem patriarki, figur istri Nabi dapat dijadikan role model dalam hal pendidikan perempuan dalam Islam. Sebagai circle kalangan perempuan terdekat Nabi, sosok istri menjadi salah satu indikasi bagaimana Nabi mendidik dan memberikan pengajaran bagi kaum perempuan.

Aisyah Binti Abu Bakar, istri Nabi yang didokumentasikan dalam sejarah Islam bahkan dunia sebagai sosok perempuan cerdas pada masanya. Kualitas intelektual Aisyah bahkan mengalahkan kaum laki-laki kala itu. Walaupun perempuan pada saat itu tetap tidak memiliki kesempatan untuk berguru hingga melintasi benua layaknya kaum laki-laki. Namun, kondisi tersebut tidak menjadikan Aisyah hadir sebagai perempuan berotak tumpul, justru kebersamaannya dengan Nabi menjadi kesempatan belajar baginya.

Sebelum menikah dengan Nabi, Aisyah memang sudah piawai dalam hal bersyair. Hal ini ditopang dari lingkungan tempat Aisyah dibesarkan, yakni masyarakat Arab Badui yang masih merawat tradisi periwayatan syair. Juga sosok sang ayah yang dikenal akan kecintaannya terhadap keindahan syair. Salah satu ayat yang ditafsirkan oleh Aisyah berdasar kepada kapabilitas kebahasaannya adalah kata qurū’ dalam QS. Al-Baqarah ayat 228.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Perempuan Juga Wajib Bekerja
  • Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan
  • Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam
  • Poligami Banyak Merugikan Kaum Perempuan

Baca Juga:

Perempuan Juga Wajib Bekerja

Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan

Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam

Poligami Banyak Merugikan Kaum Perempuan

Para Sahabat memahami kata qurū’ tersebut dengan makna haid. Sedangkan, Aisyah memberikan penjelasan dengan mengaitkan pada penggunaan kata qurū’ dalam linguistik bangsa Arab yakni aqra’a al-najm (ketika bintang terbit dan tenggelam), dan aqra’at al-rihu (ketika angin telah berhembus dan ketika akan berhembus), yakni bersih atau suci. Sebab itu, perihal talak dan cerai pun dihitung ketika suci, bukan haid. Akhirnya, pendapat Aisyah inilah yang banyak dinukil oleh ulama selanjutnya.

Berbicara tentang Aisyah, tidak hanya berhenti dalam obrolan mengenai keahliannya menghafal ribuan hadis, namun juga penguasaannya terhadap ilmu sejarah, ilmu pengobatan hingga tafsir pun menjadi bidang ilmu yang dipelajarinya. Tak heran jika Aisyah dikenal juga sebagai guru para Sahabat, dan penjelasannya menjadi rujukan hukum, terutama yang berkaitan dengan kehidupan pribadi serta rumah tangga Nabi.

Menarik untuk diulas, salah satunya berkaitan dengan kecerdasan Aisyah dalam menghasilkan hukum. Suatu ketika, di rumah Nabi dan Aisyah kehabisan persediaan bahan pangan, hingga akhirnya Nabi memutuskan berpuasa hari itu. situasi krisis rumah tangganya tersebut tidak lantas menjadikan Aisyah berkeluh kesah karena serba kekurangan. Namun yang dilakukan Aisyah justru menjadikan kondisi tersebut sebagai indikasi hukum, yakni ketika seorang Sahabat bertanya kepada Aisyah, “apakah boleh menunaikan puasa tanpa sahur?”. Berkaca kepada peristiwa saat itu, Aisyah menjawab “boleh”, sebagaimana yang Nabi lakukan.

Kecakapan Aisyah dalam melahirkan suatu hukum disebut sebagai tafsīr bi al-sunnah al-waṣfiyyah atau suatu metode penafsiran dengan menggunakan sunah deskriptif. Riwayat lain yang serupa adalah ketika Aisyah dan Nabi mandi dalam satu tempat, sedangkan Aisyah dalam keadaan haid. Momen ini menjadi isyarat bahwa darah haid seorang perempuan tidak menyebabkan seseorang lainnya harus mandi wajib jika dikenai darah tersebut.

Terlihat bagaimana Aisyah bijak dalam mengolah suatu peristiwa menjadi sinyal hukum bagi umat manusia. Aisyah menunjukan bahwa perempuan bisa mengupayakan potensi dari Tuhan seperti layaknya laki-laki, bahkan jauh lebih baik dan kritis. Dalam hal kegigihan karakter pun, Aisyah menampilkan sisi lain dari kebiasaan pandangan masyarakat kepada kaum perempuan. Sebut saja bagaimana Aisyah berkarir dalam perpolitikan Arab dengan keikutsertaannya dalam sejumlah perang.

Tradisi perang di wilayah Arab secara konstruk sosial hanya melibatkan laki-laki dalam menghadapi lawan secara langsung. Sedangkan tempat bagi kaum perempuan ketika perang berlangsung adalah sebagai penyedia makan, minum dan obat-obatan, namun Aisyah turun ke medan perang untuk ikut memerangi lawan. Tak henti sampai di situ, puncak kontribusinya dalam dunia politik Arab adalah ketika ia memimpin perang Jamal.

Aisyah telah muncul sebagai figur perempuan progresif dalam hal daya intelektual juga karakter diri. Sayangnya, wacana yang diproduksi oleh sistem patriarki justru sebaliknya. Pemahaman umat manusia digiring kepada paradigma bahwa perempuan hanyalah makhluk lemah, sumber fitnah atau bahkan objek seksual yang layak untuk diperdaya.

Konstruk ini berdampak pada bagaimana ruang disediakan bagi perempuan mengaktualisasikan dirinya. Dari sinilah dapat diukur apakah pendidikan bagi perempuan tersebut tergolong progresif, sebagaimana Nabi mendidik para istrinya, atau malah menjadi pendidikan normatif yang serba membatasi perempuan. []

Tags: GenderkeadilanKesetaraanKisah Nabiperempuanulama perempuan
Karina Rahmi Siti Farhani

Karina Rahmi Siti Farhani

Perempuan asal Garut. Mahasiswi Program Pendidikan Kader Ulama Perempuan Masjid Istiqlal - LPDP . Menekuni kajian Keislaman-Keperempuanan

Terkait Posts

Peminggiran Peran Perempuan

Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan

21 Maret 2023
Rethink Sampah

Meneladani Rethink Sampah Para Ibu saat Ramadan Tempo Dulu

20 Maret 2023
Travel Haji dan Umroh

Bagaimana Menghindari Penipuan Biro Travel Umroh dan Haji?

20 Maret 2023
Perempuan Harus Berpolitik

Ini Alasan, Mengapa Perempuan Harus Berpolitik

19 Maret 2023
Perempuan Bukan Sumber Fitnah

Ingat Bestie, Perempuan Bukan Sumber Fitnah

18 Maret 2023
Pembuktian Perempuan

Cerita tentang Raisa; Mimpi, Ambisi, dan Pembuktian Perempuan

18 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Rethink Sampah

    Meneladani Rethink Sampah Para Ibu saat Ramadan Tempo Dulu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meminang Siti Khadijah Bint Khwailid

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tujuan Perkawinan Dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Perempuan Juga Wajib Bekerja
  • Siti Walidah: Ulama Perempuan Progresif Menolak Peminggiran Peran Perempuan
  • Prinsip Perkawinan Menjadi Norma Dasar Bagi Pasangan Suami Istri
  • Marital Rape itu Haram, Kok Bisa?
  • Webinar Zakat Peduli Perempuan Korban Kekerasan akan Digelar Nanti Malam

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist