Mubadalah.id -Isu kesehatan mental atau mental health issues merupakan hal yang tak lagi asing terdengar di telinga kita. Banyaknya artikel maupun konten di berbagai platform media sosial yang mengangkat isu ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kesehatan mental.
Maksudnya adalah menjaga dari berbagai hal yang dapat memicu penyakit maupun gangguan mental. Anxiety Disorder contohnya, salah satu jenis gangguan mental yang kerap masyarakat alami.
Apa itu anxiety?
Anxiety disorder (gangguan kecemasan) merupakan salah satu macam gangguan mental yang sering sekali dialami oleh masyarakat. Gangguan kecemasan timbul akibat dari adanya rasa takut atau khawatir yang berlebihan terhadap sesuatu. Hal tersebut kemudian akan memberikan dampak buruk bagi orang yang mengalaminya. Seperti overthinking, stres, depresi dan lain sebagainya.
Gangguan kecemasan dapat dialami oleh siapapun dan dari kalangan manapun. Tidak hanya orang dewasa, bahkan di usia remaja pun kerap mengalami gangguan kecemasan. Namun, tidak banyak dari mereka yang memahami bagaimana menyikapi dan menghadapi gangguan kecemasan tersebut.
Menghadapi Anxiety dengan Romanticizing Life ala Stoicisme
Romanticizing life memiliki arti memaknai hidup dengan lebih romantis. Hal itu memberikan pelajaran bagi kita mengenai cara memandang hidup yang lebih indah. Seperti memandang kehidupan dari sudut pandang lain yang dapat membuat kita lebih tenang dan bahagia.
Menerapkan romanticizing life akan memberikan ketenangan bagi diri sendiri. Dengan begitu kita dapat menghadapi anxiety atau kecemasan yang kita alami.
Adapun cara yang dapat kita lakukan dalam romanticizing life menurut filsafat Stoicisme adalah:
Pertama, selalu menghargai hal-hal kecil yang terjadi dalam hidup
Meromantisasi kehidupan dengan menghargai setiap hal-hal kecil yang terjadi dalam hidup. Menghargai setiap hal yang terjadi akan melahirkan sedikit kebahagian dalam diri. Dengan demikian seseorang akan terus merasakan kebahagian dalam hidup.
Kedua, fokus terhadap apa yang dapat kita kontrol
Cara meromantisasi kehidupan yang selanjutnya adalah dengan memfokuskan diri terhadap apa-apa yang dapat kita lakukan dan usahakan. Tidak hanya itu, kita juga tidak perlu mengkhawatirkan akan hal-hal yang belum terjadi di masa yang akan datang.
Salah satu istilah yang terkenal dalam filsafat stoicisme menyebutkan
“Kita lebih sering takut daripada terluka; dan kita lebih menderita dalam imajinasi daripada dalam kenyataan.” -Seneca.
Dalam hal ini Seneca menyebutkan bahwasannya manusia cenderung lebih khawatir terhadap apa yang belum terjadi. Padahal apa yang akan dialaminya belum tentu membuatnya terluka. Ketakutan-ketakutan tersebut pada kenyataanya akan lebih membuat kita lebih menderita.
Prinsip hidup dalam stoicisme menanamkan nilai bahwa kita hanya perlu memikirkan apa yang dapat kita kendalikan. Yakni pikiran dan tindakan atas diri sendiri. Selain dari itu merupakan hal-hal di luar kendali kita yang tak perlu kita pikirkan. Singkatnya, stoicisme mengajarkan kita bahwa terdapat hal-hal di dunia ini yang bisa dan tidak bisa kita kontrol.
Ketiga, membiasakan berpikiran tenang dan merefleksi diri.
“Berpikiran tenang adalah kebajikan terbesar.” – Heraklitus.
Statement tersebut menunjukkan bahwa terkadang yang membuat kita takut adalah pikiran kita sendiri. Kita tak perlu memikirkan hal-hal yang justru membuat diri sendiri tertekan. Kita hanya perlu berpikiran positif, jernih dan bijaksana akan masa depan. Berpikiran yang positif lebih memberikan ketenangan batin bagi diri sendiri daripada berpikiran negatif.
Beberapa tips dalam meromantisasi kehidupan yang diajarkan dalam filsafat Stoicisme di atas dapat membantu kita dalam menghadapi anxiety disorder. Hal ini karena prinsip Stoicisme dalam memandang kehidupan adalah dengan tidak memikirkan hal-hal tidak dapat kita kontrol. Dengan begitu, pikiran kita akan menjadi lebih tenang, bahagia dan terhindar dari rasa cemas. []