• Login
  • Register
Minggu, 18 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Sastra

Negara tanpa Ibu

Hari ini mungkin kami tak baik-baik saja, meski tanpamu Ibu, kami tetap berusaha setia pada negara ini tanpa ragu.

Zahra Amin Zahra Amin
23/03/2025
in Sastra
0
Negara tanpa Ibu

Negara tanpa Ibu

1.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Momentum di akhir Ramadan ini, pada Ibu, aku ingin mengadu. Hari-hari ini kita semua dibikin meradang. Hanya mata nyalang yang sanggup memandang. Hati kita semua pilu. Setelah DPR RI secara resmi ketok palu mengesahkan RUU TNI menjadi undang-undang, dengan memasukkan beberapa point yang semakin menguatkan eksistensi pasukan berseragam loreng-loreng. Negara tanpamu Ibu, semakin karut marut tak jelas arah dan tuju.

Memasuki awal tahun 2025, belum genap 100 hari pemerintahan Prabowo Gibran, kebijakan yang mereka buat tak satupun yang berhasil menarik perhatianku. Negara tanpa ibu, telah kehilangan kasih sayang terhadap anak-anak negeri. Terutama mereka yang papa, miskin, tergusur, dan lapar yang hidup di sudut-sudut jauh negeri yang berjuluk zamrud khatulistiwa ini.

Ibu, telah kususuri jalan ini semampuku. Semampu kami terus mengingatimu agar kau tak lagi bersusah hati. Air matamu yang berlinang, emas intan yang terkenang. Hutan, gunung, sawah dan lautan, simpanan kekayaan.

Kini, aku tahu ibu sedang lara, merintih dan berdoa. Aku melihatmu Ibu, kami datang untuk berbakti, agar kau tetap bisa melihat kami, putra putramu yang tak ingin negara ini tanpa Ibu. Kami datang untuk menggembirakanmu Ibu, karena kami tetap cinta. Putra-putrimu yang setia ini, menjaga harta pusaka untuk nusa dan bangsa.

Ibu, Tanpamu Kami Kelu

Ayah sang penguasa tak lagi pernah perduli. Negara tanpa Ibu, membuat kami semakin kelu. Salah satuny adalah Aksi Kamisan, yakni sebuah aksi yang dilakukan setiap hari Kamis di depan Istana Negara yang dilakukan oleh korban pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia.

Baca Juga:

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Tafsir Hadits Perempuan Tidak Boleh Jadi Pemimpin Negara

Kepemimpinan Perempuan dalam Negara: Kajian atas Tiga Ayat Kontroversial

Ibu, Aku, dan Putriku: Generasi Pekerja Rumah Tangga

Tahukah Ibu, aksi ini pertama kali dimulai pada 18 Januari 2007. Tuntutan dari kegiatan ini adalah menuntut negara untuk menuntaskan pelanggaran HAM berat di Indonesia, seperti Tragedi Semanggi, Trisakti, Tragedi 13-15 Mei 1998, Peristiwa Tanjung Priok, Peristiwa Talangsari 1989, dan lain-lain.

Aksi Kamisan ini Ibu, merupakan sebuah aksi lanjutan dari keberadaan Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK) dalam menjalankan programnya. Perwujudan kamisan lebih kepada aksi damai dengan bentuk demonstrasi diam disertai payung hitam bertuliskan tuntutan-tuntutan penyelesaian kasus.

Latar belakang Kamisan sendiri berawal dari sikap negara yang semakin mengabaikan penyelesaian HAM terutama Trisakti, Semanggi I dan II. Negara terus saja diam menyikapi kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu, sehingga kemudian menimbulkan efek domino berupa sikap aktif dari para keluarga korban dalam menyuarakan aspirasinya.

Dosa Ayah

Ibu, ini daftar panjang dosa yang ayah lakukan pada bangsa ini. Dosa yang tak siapapun takkan sanggup membayangkan, Indonesia emas yang kita harapkan, namun hari-hari terus dihantui rasa cemas.

Pertama, efisiensi anggaran yang dianggap tidak berpihak pada kepentingan rakyat. Pemangkasan anggaran di berbagai sektor esensial, seperti pendidikan dan kesehatan, menimbulkan kekhawatiran bahwa layanan publik akan semakin sulit terakses oleh masyarakat kelas menengah ke bawah. Di sisi lain, berbagai kebijakan ekonomi dan anggaran justru lebih menguntungkan segelintir elite dan korporasi besar.

Kedua, penundaan seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) dan Calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (CPPPK) menambah ketidakpastian bagi ribuan pencari kerja di Indonesia.

Ketiga, skandal korupsi minyak yang melibatkan perusahaan besar seperti Pertamina. Kasus-kasus ini memperlihatkan bagaimana elite politik dan ekonomi masih memiliki akses istimewa terhadap sumber daya negara.

Terakhir, negara baru saja mengesahkan revisi Undang-undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI) pada 20 Maret 2025 kemarin. Dengan sahnya revisi UU TNI, tentu saja membuat kondisi Indonesia yang tadinya gelap menjadi semakin gelap

Kami Harus Bagaimana Ibu?

Perjalanan masih panjang juga, padahal 80 tahun sudah Indonesia merdeka. Kami harus bagaimana Ibu? Lamat-lamat ayat-ayat Tuhan diperdengarkan;

صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ

Artinya, “(Mereka) tuli, bisu, dan buta, maka mereka tidak akan kembali.” (Surat Al-Baqarah ayat 18).

Dalam Tafsir Tafsirul Jalalain menjelaskan Surat Al-Baqarah ayat 18, “(Mereka) tuli” terhadap kebenaran sehingga mereka tidak menerimanya. Mereka juga “bisu” terhadap kebaikan sehingga mereka tidak mampu mengatakannya.

Selain itu, mereka pun “buta” terhadap jalan petunjuk sehingga mereka tidak melihatnya. Dari kesesatan itu, “mereka tidak akan kembali” ke jalan yang benar. Ya Ibu, hari ini mungkin kami tak baik-baik saja, meski tanpamu Ibu, kami tetap berusaha setia pada negara ini tanpa ragu. []

 

 

Tags: cerita pendekkebijakankritikNegaraNegara tanpa IbupemerintahSastra
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Pekerja Rumah Tangga

Ibu, Aku, dan Putriku: Generasi Pekerja Rumah Tangga

11 Mei 2025
Tidak Ada Cinta

Tidak Ada Cinta bagi Arivia

11 Mei 2025
Tak Ada Cinta

Tidak Ada Cinta Bagi Ali

4 Mei 2025
Kartini Tanpa Kebaya

Kartini Tanpa Kebaya

27 April 2025
Hujan

Laki-laki yang Menjelma Hujan

13 April 2025
Kisah Adiba

Kisah Adiba, tentang Perempuan dan Pengasuhan

9 Maret 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nyai Ratu Junti

    Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version