• Login
  • Register
Minggu, 14 Agustus 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hukum Syariat

4 Hal Penting Perawatan Darurat Jenazah Covid 19

Banyak kawan bertanya seputar hambatan-hambatan dan keterbatasan pemakaman jenazah Covid 19. Ini empat poin yang harus diperhatikan

Imam Nakhai Imam Nakhai
11/08/2021
in Hukum Syariat
0
Jenazah

Jenazah

53
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • 5 Alasan Persoalan Sampah Wajib Disuarakan Gerakan Perempuan
  • Kepedulian KH. Hasyim Asy’ari terhadap Pendidikan Perempuan
  • Nyai Pinatih, Sosok Perempuan Penyebar Islam di Gresik
  • Bolehkah Orang Islam Masuk atau Shalat di Gereja? Ini Jawaban Buya Husein (1)

Baca Juga:

5 Alasan Persoalan Sampah Wajib Disuarakan Gerakan Perempuan

Kepedulian KH. Hasyim Asy’ari terhadap Pendidikan Perempuan

Nyai Pinatih, Sosok Perempuan Penyebar Islam di Gresik

Bolehkah Orang Islam Masuk atau Shalat di Gereja? Ini Jawaban Buya Husein (1)

Mubadalah.id – Banyak kawan bertanya seputar hambatan-hambatan dan keterbatasan pemakaman jenazah Covid 19. Maka saya menuliskannya sebagai berikut:
Pertama, Mengubur Jenazah Terbalik dengan Kepala di Selatan dan Kaki Arah Barat
Ada keyakinan di masyarakat ketika kematian terjadi berturut-turut akibat wabah, maka untuk menghentikannya harus ada salah satu jenazah yang dimakamkan dengan posisi kepala di selatan, tetapi tatap menghadap kiblat. Percaya atau tidak, kata masyarakat yang mengalaminya, ritual ini bisa meredam wabah.
Bagaimana hukumnya?
Dalam kitab Majmu’ :
يجب وضع الميت فى القبر مستقبل القبلة هذا هو المذهب ….وقال القاضي أبو الطيب فى كتابه المجرد استقبال القبلة به مستحب ليس بواجب. والصحيح الاول . واتفقوا على أنه يستحب أن يضجع على جنبه الأيمن .فلو اضجع على جنبه الأيسر مستقبل القبلة جاز. وكان خلاف الأفضل
…wajib meletakkan mayit dalam kubur menghadap kiblat. Inilah menurut madzhab. Abu Thayyib dalam kitabnya Al Mujarrad mengatakan menghadapkan mayit ke arah kiblat adalah Sunnah, tidak wajib. Namun yang shahih adalah pendapat yang pertama (wajib menghadapkan ke kiblat). Ulama juga sepakat bahwa memiringkan di atas lambung yang kanan agar menghadap kiblat adalah “Sunnah”. Kalau jenazah dimiringkan di atas lambungnya yang kiri, maka boleh. Hanya menyalahi yang afdhal. (Juz 5, hlm. 231)
Jadi meletakkan jenazah dengan posisi kepala di selatan dan kaki di Utara selama menghadap kiblat adalah boleh, tidak dosa. Bahkan jika itu menjadi “do’a bi fi’li”, maka menurut saya itu tindakan yang mulia karena bisa menyelamatkan yang hidup.
Kedua, Mayit Muslim Dimandikan oleh Non Muslim
Seringkali tenaga kesehatan sangat terbatas, sehingga pernah terjadi perawat pejuang Non Muslim terpaksa harus memandikan muslim, atau bahkan sebaliknya. Masalah ini pernah menjadi diskusi publik yang menghangat karena dituduh menodai agama. Gimana hukum sesungguhnya?
Sesungguhnya non muslim memandikan janazah muslim adalah shahih (sah memandikannya tidak perlu dimandikan ulang). Pun demikian boleh bagi muslim memandikan non muslim, sekalipun tidak wajib dimandikan.
Teks Syafi’i sebagaimana dikutip An Nawawi dalam Majmu’ menyatakan:
نص الشافعي أن غسل الكافر للمسلم صحيح ولا يجب على المسلمين إعادته
…Nash asy Syafi’i menegaskan bahwa Non Muslim sah memandikan janazah muslim, dan bagi muslim tidak wajib memandikan ulang” ( Majmu’, juz 5 , hlm. 110)
Di lembar yang lain An Nawawi menyatakan :
ويجوز للمسلمين وغيرهم غسله وأقاربه الكفار أحق به من أقاربه المسلمين
…boleh bagi orang muslim dan non muslim memandikan jenazah non muslim. Namun kerabatnya yang non muslim lebih berhak memandikannya.
Bahkan menurut pendapat yang lebih shahih umat Islam wajib mengkafani dan mengkebumikan janazah non muslim yang memiliki perjanjian damai, sebagaimana wajib memberi makan dan pakaian ketika hidup. ( Majmu’, 5, hlm 108).
Ketiga, Memandikan Jenazah Covid
Kalau hal ini tidak perlu dibahas, sebab hampir semua jenazah yang berkewajiban dimandikan memang telah dimandikan. Namun seandainya dalam situasi darurat karena terbatasnya tenaga kesehatan, maka bisa dengan cara lain, yaitu cukup di siram air tidak usah digosok-gosok. Bahkan ada yang berpendapat, jika situasi membahayakan maka tidak perlu dimandikan. Berikut fatwa Lembaga Fiqih al-ittihat Al-alami:
وعليه توصي اللجنة بغسل الميت المصاب بفيروس كورونا المستجد (كوفيد-19) بالتنسيق مع الجهات المعنية والمسؤولة عن الاحتراز والحماية من هذا الوباء، فإذا أمكن تغسيله بما لا ينقل العدوى فقد وجب غسله، وإن تعذر ذلك فيلجأ حينئذ للتيمم بدلا من الغسل، فإن تعذر التيمم أيضا تُرك غسله وسقطت المطالبة به شرعا. (لجنة الفقه والفتوى بالاتحاد العالمي لعلماء المسلمين)
Keempat, Menghormati Jenazah
Menghormati Jenazah adalah kewajiban sebagaimana menghormatinya ketika hidup. Bila ketika memandikan jenazah melihat hal-hal baik maka dianjurkan untuk disebarkan. Sebaliknya ketika melihat hal-hal yang tidak baik pada jenazah, maka wajib disembunyikan. Itulah bentuk penghormatan Islam kepada kemanusiaan, sekalipun telah meninggal. Nabi bersabda:
من غسل ميتا فكتم عليه غفر الله له أربعين مرة
….barang siapa yang memandikan Jenasah dan menyembunyikan hal buruk yang ditemukannya maka Allah akan memaafkannya 40 kali maaf”..
Semoga wabah segera berahir dan hari-hari ke depan dipenuhi dengan kasih sayang. Amin amin
Semoga bermanfaat. []
Tags: Fatwa PandemiFiqih PandemiKajian FiqihPandemi Covid-19ulama perempuan
Imam Nakhai

Imam Nakhai

Bekerja di Komnas Perempuan

Terkait Posts

Syahwat Manusia

Menilik Batasan Syahwat Manusia

11 Agustus 2022
tujuan pernikahan

5 Tujuan Utama Pernikahan Menurut Bu Nyai Badriyah Fayumi

8 Agustus 2022
Korban Pelecehan Seksual

Hukum Aborsi bagi Korban Pelecehan Seksual

3 Agustus 2022
Tindak Trafiking

Islam Menolak Tindak Trafiking

21 Juli 2022
Sengketa Waris

Lakukan Hal Berikut untuk Mencegah Sengketa Waris

19 Juli 2022
Idul adha

Tata Cara Sholat Idul Adha Lengkap dengan Arti

10 Juli 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Berbagi Suami

    Ini Bukan tentang Drama Berbagi Suami, Tapi Nyata Ada

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Kemerdekaan bagi Para Penyintas Kesehatan Mental

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sebagai Manusia, Sudahkah Kita Beragama?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masalah Ketimpangan Gender dalam Dunia Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fiqh Itu Tidak Statis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Beri Sanksi Tegas Bagi Pelaku Nikah Sirri
  • Makna Kemerdekaan bagi Para Penyintas Kesehatan Mental
  • Masalah Ketimpangan Gender dalam Dunia Pendidikan
  • Keluarga Satu Visi Ala Nabi Ibrahim As (4)
  • Sebagai Manusia, Sudahkah Kita Beragama?

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist