• Login
  • Register
Sabtu, 12 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Khithbah dan Perjanjian Perkawinan Dalam Pandangan Ulama KUPI

Dengan khithbah, Bu Nyai Badriyah memaparkan, calon suami dan istri dapat lebih memantapkan hati agar tidak ragu lagi dan memagari diri agar tidak menengok sana-sini

Redaksi Redaksi
09/08/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
khithbah

khithbah

308
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Salah satu ketua Majelis Musyawarah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (MM KUPI), Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc. MA menjelaskan bahwa khithbah dan peminangan adalah tahap berikutnya yang diperlakukan untuk memantapkan pilihan.

Dalam hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar, bahwa Nabi Saw bersabda:

نهى النبي صلى الله وسلم اْن يبيع بعضكم على بيع بعض ولا يخطب الرجل على خطبة اْ خيه حتى يترك الخا طب قبله اْو ياْدْن له الخا طب

Artinya : “Nabi melarang seseorang dari kamu menjual sesuatu yang sudah menjadi milik saudaranya.

Dan janganlah seseorang meminang perempuan yang sudah menjadi pinangan saudaranya.

Baca Juga:

Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

Kegagalan dalam Perspektif Islam: Antara Harapan Orang Tua dan Takdir Allah

Islam dan Persoalan Gender

Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

Hingga saudara yang sebelumnya meminang itu membatalkan pinanganya atau memberikan izin kepadanya”.

Dengan khithbah, Bu Nyai Badriyah memaparkan, calon suami dan istri dapat lebih memantapkan hati agar tidak ragu lagi dan memagari diri agar tidak menengok sana-sini.

Setelah khithbah, kata dia, calon suami istri bisa semakin mendekatkan pola pikir dan cara pandang.

Termasuk dalam hal-hal yang krusial namun sering menganggapnya tabu.

Misalnya tentang keuangan, masalah ini, kata dia, perlu saling terbuka dan membicarakannya, bukan dalam kerangka membangun materialisme.

Tetapi lebih pada kejujuran dan keterbuakan agar calon suami-istri memiliki gambaran dan kesiapan menatap masa depan sesuai dengan keadaan yang ada.

Perjanjian perkawinan juga bisa menjadi instrumen efektif untuk menepis kegamangan. Tak hanya berisi pengaturan harta dalam perkawinan, perjanjian perkawinan juga bisa mencantumkan hal-hal yang penting untuk menyelesaikannya.

Misalnya, istri tetap berkarir setelah menikah tanpa mengorbankan keluarga, atau suami-istri akan saling setia dalam perkawinan monogami, atau istri bebas bersilaturahim dengan orang tua dan keluarga. (Rul)

Tags: islamistriKhithbahKupiPerjanjianperkawinansuamiulama
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Ayat sebagai

Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

12 Juli 2025
Hak Perempuan

Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

12 Juli 2025
Setara

Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

12 Juli 2025
Gender

Islam dan Persoalan Gender

11 Juli 2025
Tauhid

Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam

11 Juli 2025
Tauhid dalam Islam

Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam

11 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Isu Disabilitas

    Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Laki-laki dan Perempuan adalah Manusia yang Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga
  • Pentingnya Menempatkan Ayat Kesetaraan sebagai Prinsip Utama
  • Perempuan dan Pembangunan; Keadilan yang Terlupakan
  • Perbedaan Biologis Tak Boleh Jadi Dalih Mendiskriminasi Hak Perempuan
  • Tidak Ada yang Sia-sia Dalam Kebaikan, Termasuk Menyuarakan Isu Disabilitas

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID