• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Memaknai Tradisi Pawai Obor pada Momentum Idulfitri

Idulfitri merupakan padanan kata ‘’Id’’ dan ‘’fitri’’. Id berasal dari kata áda-yaúudu yang berarti kembali, sedangkan fitri berarti suci

Salsabila Junaidi Salsabila Junaidi
11/04/2024
in Pernak-pernik
0
Pawai Obor

Pawai Obor

747
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Masak gulai dan telur opor

Untuk dimakan di Hari Raya

Semarak Idulfitri sertai pawai obor

Gemakan Takbir Islampun Jaya

_IDULFITRI 1445 H_

Mubadalah.id. Sahabat salingers! Tidak terasa bulan suci Ramadan kian akan berlalu. 1 bulan penuh kita menjalani kehidupan dengan beragam upaya untuk bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Mulai dari ibadah puasa, memperbanyak qiyamullail, sahur, berbuka, dan tadarrus Al-Qurán. Juga ibadah salat Tarawih yang Allah hanya khususkan pelaksanaannya pada malam-malam bulan Ramadan. Selain itu seluruh ibadah-ibadah spiritual lahiriyah dan bathiniyah lainnya.

Ada juga tradisi-tradisi yang sarat akan nilai keislaman serta telah mengakar hingga saat ini. Di antaranya adalah Pawai Obor.

Idulfitri; Momentum Hari Kemenangan

Menuju hari kemenangan adalah salah satu momentum yang selalu menjadi dambaan, terlebih bagi ummat muslim di seluruh penjuru dunia. Dalam Islam momentum kemenangan merupakan puncak dari serangkaian ibadah puasa selama bulan suci Ramadan, yang kemudian terabadikan pada tanggal 1 Syawwal yang kita kenal dengan ‘’Idulfitri’’.

Idul fitri awal mulanya terjadi pada tahun ke-2 hijriyah, yang mana pada saat itu bertepatan dengan kemenangan Ummat Islam pada saat peperangan Badar. Hal tersebut merupakan histori penuh sejarah dan bukti yang akan abadi, bahwa para sahabat dan mujahid Islam telah memperoleh kemenangan serta kejayaan Islam yang nyata.

Baca Juga:

Tafsir Sakinah

Islam Menolak Kekerasan, Mengajarkan Kasih Sayang

Belajar Nilai Toleransi dari Film Animasi Upin & Ipin

Kisah Ibunda Hajar dan Sarah dalam Dialog Feminis Antar Agama

Idulfitri merupakan padanan kata ‘’Id’’ dan ‘’fitri’’. Id berasal dari kata áda-yaúudu yang berarti kembali, sedangkan fitri berarti suci. Sehingga idulfitri berarti kembalinya kita kepada keadaan suci, keterbebasan dari segala dosa dan berada dalam kesucian (Fitrah).

Makna Tradisi Pawai Obor

Salah satu tradisi yang cukup menarik untuk kita pahami dalam perayaan Idulfitri adalah Tradisi Pawai Obor. Pawai obor adalah salah satu dari serangkaian agenda yang sudah terlaksana dari masa ke masa, dan menjadi warisan para leluhur untuk senantiasa kita lestarikan sebagai generasi muda.

Pawai obor merupakan wujud ekspresi kemenangan yang menjadi ciri khas anak muda dalam semangat pergerakan dan pengabdian dalam memperjuangkan agama Islam.

Seperti halnya dengan bergemanya Takbir yang disertai ke-khidmatan para anak muda dalam melantunkan selawat dan dzikir dengan serentak, juga dengan mengelilingi setiap jalan-jalan dari satu dusun menuju dusun yang lain yang mereka manfaatkan  sebagai media dan sarana dakwah.

Tradisi Pawai Obor Dalam Masyarakat Jawa

Mengutip dari laman Kompasiana. com Pawai Obor adalah api yang menyala, dari sumbu disulut api, cahaya berkobar menerangi alam, sebagai tanda syukur dan ibadah harus menyala agar mendapat keberkahan dari Allah Swt.

Dalam tradisi masyarakat Jawa, Pawai Obor terinspirasi oleh semangat Gerakan para pejuang yang dikomandoi oleh KH. Wasid pada perang Geger Cilegon tahun 1888.

Di mana pada saat tersebut Belanda melarang adanya tahriman dan adzan. Sehingga Ummat Islam bergerak dan menjadikan obor sebagai simbol semangat yang menyala dengan iringan dzikir dan lantunan asmaul husna yang penuh dengan nilai-nilai keislaman.

Pawai Obor Sebagai Lambang Kemenangan

Pada beberapa waktu lalu, saya sempat bertanya pada seseorang yang menjadi salah satu inspirator untuk referensi sejarah berjalan bagi saya pribadi hingga saat ini.

Pak, apa sih makna filosofis dari Pawai Obor?.

Lantas, beliau menjawab; Pawai Obor adalah lambang kemenangan, yang mengajarkan kita berpindah dari alam kegelapan menuju alam terang benderang. Berhijrah dari kedzaliman menuju kesucian. Dengan ajaran Islam sebagai landasan menggapai kehidupan yang lebih baik ke depan.

Jadi, bukan hanya main api-api-an yang biasanya kita lakukan ketika malam takbiran, bukan kita sih, tapi saya lebih tepatnya.

Namun lebih dari itu, ternyata Pawai Obor memiliki esensi dan nilai-nilai tersendiri untuk kita pahami dan ajarkan kembali terkait makna-makna yang terkandung padanya kepada generasi selanjutnya.

Melalui tulisan ini, atas nama pribadi saya menyampaikan mohon maaf lahir dan bathin kepada sahabat-sahabat semua, semoga kita mampu menjadi pribadi yang lebih bertakwa lagi dengan tibanya hari kemenangan di tahun ini dan bertemu kembali pada kemenangan-kemenangan di tahun-tahun selanjutnya. []

Tags: Hari Raya IdulfitriislamlebaranNusantaraPawai OborTradisi
Salsabila Junaidi

Salsabila Junaidi

Terkait Posts

Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Beda Keyakinan

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

30 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

29 Juni 2025
Sakinah

Tafsir Sakinah

28 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Mari Hentikan Pengontrolan Seksualitas Perempuan

28 Juni 2025
Fiqh Kesetaraan

Menggeser Fiqh Fitnah Menuju Fiqh Kesetaraan

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID