• Login
  • Register
Sabtu, 30 September 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Membaca Sastra Novel Kambing dan Hujan: Mengikis Perbedaan demi Kemaslahatan

Membaca Novel Kambing dan Hujan, karangan Kang Mahfud Ikhwan membuat saya sangat penasaran hingga terus membacanya sampai khatam

Shella Carissa Shella Carissa
23/06/2023
in Buku
0
Novel Kambing dan Hujan

Novel Kambing dan Hujan

890
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Tersebutlah Mif, seorang anak dari tokoh agama kalangan kaum pembaharu yang mencintai Fauzia. Di mana ia merupakan putri seorang tokoh agama terpandang dari kalangan kaum Islam tradisional.

Namun, perbedaan praktik keagamaan keduanya, serta persaingan antara Masjid Utara dan Selatan menghambat niat baik mereka untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius. Terlebih kedua orang tua mereka yang sangat bertolak belakang dalam paham keagamaan.

Membaca Novel Kambing dan Hujan, karangan Kang Mahfud Ikhwan membuat saya sangat penasaran hingga terus membacanya sampai khatam. Saya yang biasanya merasa agak bosan dengan novel bertema romansa islami menjadi antusias saat membaca Novel Kambing dan Hujan ini.

Judul novel Kambing dan Hujan yang unik kerapkali menimbulkan tanya, “Kambing dan Hujan? Bagaimana analoginya? Seperti apa ceritanya?” Meski dengan pola sastra sederhana, namun ceritanya ternyata lebih menarik. Di mana para tokohnya berani mengambil resiko dengan mencoba menerima perbedaan demi kemaslahatan bersama dalam satu Desa yang bernama Desa Centong itu.

Dengan alur maju-mundur dan latar yang juga maju-mundur, antara tahun 1960-an dan tahun 2000-an, Kang Mahfud menceritakan secara rinci sejarah mengenai perbedaan akidah dan paham keagamaan yang terjadi di Desa Centong.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Buku Relasi Mubadalah Muslim dengan Umat Berbeda Agama: Nabi Saw Menghormati Jenazah Non-Muslim
  • Etika Sufi Ibn Arabi (3): Mencintai Tuhan dengan Merajut Kerukunan
  • Perempuan Bukan Bidadari Surga
  • Tradisi Ngurisang dalam Perayaan Maulid Nabi
    • Islam Modern vs Islam Tradisional
    • Perbedaan Cara Beribadah
    • Berani Mengambil Resiko

Baca Juga:

Buku Relasi Mubadalah Muslim dengan Umat Berbeda Agama: Nabi Saw Menghormati Jenazah Non-Muslim

Etika Sufi Ibn Arabi (3): Mencintai Tuhan dengan Merajut Kerukunan

Perempuan Bukan Bidadari Surga

Tradisi Ngurisang dalam Perayaan Maulid Nabi

Berawal dari datangnya seorang pemuda asli Desa Centong bernama Cak Ali yang merantau. Lalu pulang membawa pemahaman keagamaan yang terbilang modern, hingga perseteruan dua sahabat karib bernama Muk dan Is. Di mana, satunya masih mengikuti Islam Tradisional dan satunya terbawa ajaran modern Cak Ali.

Islam Modern vs Islam Tradisional

Saya menarik satu kesimpulan bahwa ajaran islam modern memang mulanya ingin memperbaiki apa-apa yang tidak ada di zaman Rasulullah. Yakni dengan maksud meluruskan hal-hal yang kita anggap melenceng dalam praktik keagamaan.

Namun Islam Tradisional lebih rasionalitas, dan masih menerapkan ajaran tradisi nenek moyang terkait dakwah lewat budaya sebagaimana Sunan Kalijaga. Seperti tahlil, pewayangan, dan selawat atau puji-pujian sebelum adzan berkumandang.

Apa yang Is dari Cak Ali ikuti adalah lantaran Is yang tidak bersekolah tinggi atau mesantren. Berbeda dengan Muk yang merupakan keluarga orang berada dan bisa menempuh pendidikan pesantren dengan Ahlussunnah wal Jamaahnya, sehingga tak heran jika pada akhirnya Is beserta rekan-rekan penggembalanya mengelukan ajaran Cak Ali.

Sementara Muk dan sebagian warga centong mengabaikannya karena masih bertekad untuk melestarikan ajaran tradisional dan manut ulama-ulama salafiyah. Yakni dengan kitab-kitab kuning klasiknya. Berbagai pertikaian lantaran perbedaan tersebut pun kerapkali terjadi di Desa Centong yang mulanya damai itu.

Memang sebagian besar novel mengisahkan sejarah antara persahabatan Is dan Muk, hingga keduanya berseteru lantaran perbedaan tersebut. Bahkan dalam waktu singkat keduanya saling bersaing dalam memimpin jamaah masing-masing yang disebut Masjid Utara dan Masjid Selatan, dengan dua hari raya yang berbeda. Keduanya pernah sedekat nadi, sebelum akhirnya sejauh matahari.

Perbedaan Cara Beribadah

Lantaran perbedaan itu, Mif dan Fauzia mulanya menganggap bahwa perbedaan cara pengamalan ibadah keduanya yang menjadi penghambat. Namun ternyata semuanya berdasarkan masa lalu antara Muk dan Is, ayah Fauzia dan Mif. Namun setelah berusaha meluluhkan hati masing-masing bapak mereka, akhirnya benteng itu dapat mereka robohkan.

Yang membuat saya penasaran adalah, ketika keduanya berhasil menikah, hal apa yang membuat Pak Muk dan Pak Is menjadi luluh? Ternyata, setelah terus membaca, semuanya bukan lantaran karena ego masing-masing yang berhasil diluruhkan, melainkan sikap toleran antara Pak Muk dan Is, yang saling mengungkapkan bahwa pada dasarnya, mereka tidak saling mengingkari akidah keagamaan masing-masing. Selain itu, karena lekatnya perbedaan tersebutlah yang memicu pandangan masyarakat Centong tentang siapa yang lebih baik.

Keduanya bersepakat untuk menghancurkan paradigma perbedaan tersebut dengan saling merestui untuk menikahkan Fauzia dan Mif. Meskipun ada perbedaan antara keduanya, bagaimanapun semuanya sama-sama warga Centong, sehingga kedua tokoh tersebut merasa bertanggung jawab terkait perbedaan yang ada, namun sebisa mungkin jangan sampai menimbulkan perseteruan.

Berani Mengambil Resiko

Dari pengungkapan sederhana tersebut saya kemudian merasa takjub kepada Pak Muk dan Pak Is yang berani mengambil resiko. Yakni dengan ngunduh mantu dari orang yang berbeda penerapan keagamaannya.

Kemudian tentunya akan menjadi buah bibir masyarakat terkait, “Lho, jadi gimana, toh, Pak Is, ini, katanya gak boleh Qunut, lha anaknya itu, ikut qunut sama keluarga mantunya?” atau, “Pak Muk, ini, kok ngambil mantu si Mif, yang kalo salat gak baca qunut, gimana nanti ngimamin Masjid Selatannya?”

Nyatanya ketakutan tersebut sifatnya relatif, dalam artian butuh proses untuk memahamkan masyarakat bahwa tidak semua yang berbeda dengan kita itu buruk. Selain itu, karena memang antara Pak Muk dan Pak Is ingin mengembalikan Desa Centong yang tanpa perseteruan seperti puluhan tahun silam.

Meski sekarang ada perbedaan yang terjadi, dalam artian mengaburkan ego dan gengsi masing-masing demi terciptanya kemaslahatan dalam bermasyarakat dan bersikap toleran dalam beragama. Sehingga, ketika akhirnya Mif dan Fauzia jadi menikah, saya pun salut akan perjuangan keduanya untuk memperoleh restu. Tanpa memandang perbedaan yang kentara antarkeduanya, serta berani mengambil keputusan untuk saling mengikat dalam jenjang yang lebih serius bernama rumah tangga. []

Tags: agamakeberagamanMahfud IkhwanmanusiaNovel Kambing dan HujanReview Buku
Shella Carissa

Shella Carissa

Masih menempuh pendidikan di Pondok Putri Kebon Jambu Al-Islamy sambil berkuliah di Ma'had Aly Kebon Jambu. Tengah menekuni sastra klasik ringan, menyukai musik dan bercita-cita untuk bisa kuliah di Amerika.

Terkait Posts

Umat Berbeda Agama

Buku Relasi Mubadalah Muslim dengan Umat Berbeda Agama: Nabi Saw Menghormati Jenazah Non-Muslim

29 September 2023
Pengalaman Perempuan

Buku Life as Divorce: Membaca Pengalaman Perempuan Pasca Bercerai

23 September 2023
Buku Perempuan bukan Sumber Fitnah

Buku Perempuan bukan Sumber Fitnah: Akikah bagi Anak Laki-laki dan Perempuan Cukup Satu

22 September 2023
Gus Dur Tionghoa

Buku Bapak Tionghoa Nusantara: Ini Alasan Gus Dur Membela Orang Tionghoa

22 September 2023
Kebijakan Kesetaraan Gender

Gus Dur dan Tonggak Kebijakan Kesetaraan Gender: Resensi Buku Gender Gus Dur

14 September 2023
Kesalehan Perempuan

Definisi Ulang Kesalehan Perempuan dalam Buku Muslimah Bukan Agen Moral

8 September 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Larangan Berbuat Kerusakan di Muka Bumi

    Dalil Tentang Larangan Berbuat Kerusakan di Muka Bumi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memahami Hadits Kecaman Alat Pembajak Tanah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Urgensi Pengesahan RUU PPRT: Payung Hukum untuk Lindungi Para Pekerja Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi Tadarus Subuh: Banyak Perempuan Masa Nabi Saw Ikut Bela Negara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Air Mata di Ujung Sajadah: Dilema Ibu Kandung dan Ibu Asuh, Siapa yang Lebih Berhak?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Refleksi Tadarus Subuh: Banyak Perempuan Masa Nabi Saw Ikut Bela Negara
  • Film Air Mata di Ujung Sajadah: Dilema Ibu Kandung dan Ibu Asuh, Siapa yang Lebih Berhak?
  • Nabi Muhammad Saw: Sosok Sang Pemimpin Besar
  • Jiwa yang (Seharusnya) Bersedih: Laki-laki yang Tak Boleh Menangis
  • Buku Relasi Mubadalah Muslim dengan Umat Berbeda Agama: Nabi Saw Menghormati Jenazah Non-Muslim

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist