• Login
  • Register
Rabu, 29 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Ngaji Rumi: Patah Hati Dengan Dunia, Puasa Sebagai Obatnya

Bagi seseorang yang sedang patah hati dengan dunia, seperti mengalami banyak kekecewaan dan memiliki rasa cemas, maka puasa adalah obat penawar terbaik.

Ihza Maulina Ihza Maulina
19/03/2023
in Hikmah
0
Puasa sebagai Obat

Puasa sebagai Obat

613
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Waktu begitu cepat berlalu, sebentar lagi kita akan menemui Bulan Ramadan untuk melepas rindu. Bulan yang penuh berkah dan pengampunan jika kita menjalaninya dengan sepenuh hati. Bulan Ramadan datang dalam satu tahun sekali, sehingga umat Islam tidak boleh menyianyiakannya. Umat Islam bisa melakukan amalan baik yang dilakukan ketika Bulan Ramadan, bukan hanya sebatas menahan rasa lapar dan haus.

Puasa di bulan Ramadan disyariatkan pada tahun kedua hijriyah. Allah menurunkan Surat Al-Baqarah ayat 183-185 sebagai perintah wajib puasa Ramadan. Ketika umat Islam tidak mampu menjalankannya. Karena sakit atau sedang dalam perjalanan dan tidak berpuasa, maka mereka wajib menggantinya sesuai jumlah hari tidak berpuasa tersebut. Allah memberikan pilihan lain apabila tidak sanggup menggantinya dengan berpuasa di lain hari, maka mereka wajib membayar fidyah. Yakni memberi makan orang miskin.

Daftar Isi

    • Makna Puasa Dalam Kacamata Rumi
  • Baca Juga:
  • Kewajiban Orang Tua Menjadi Teladan Ibadah bagi Anak
  • Menggali Nilai-nilai Tradisi di Bulan Ramadan yang Mulia
  • Puasa Dalam Perspektif Psikologi dan Pentingnya Pengendalian Diri
  • Flexing Ibadah selama Ramadan, Bolehkah?
    • Puasa Sebagai Obat Patah Hati Dengan Dunia

Makna Puasa Dalam Kacamata Rumi

Secara lahiriyah, makna puasa memanglah menahan rasa lapar dan haus dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari, yaitu tidak makan dan minum. Namun, makna puasa bukan sekedar menahan lapar dan haus. Lebih dari itu, puasa memiliki arti yang lain dan mengandung banyak hikmah. Di sini, kita akan mencoba melihat kacamata Maulana Jalaludin Rumi memaknai puasa di bulan Ramadhan. Syair-syair Rumi dalam Divan-e Syams dan Matsnawi seperti sedang mengajak kita untuk mencintai Allah, termasuk perintah-Nya untuk berpuasa.

Ramadhan telah tiba dan kita sambut hari raya

Gembok itu telah hadir bersama kuncinya

Baca Juga:

Kewajiban Orang Tua Menjadi Teladan Ibadah bagi Anak

Menggali Nilai-nilai Tradisi di Bulan Ramadan yang Mulia

Puasa Dalam Perspektif Psikologi dan Pentingnya Pengendalian Diri

Flexing Ibadah selama Ramadan, Bolehkah?

Saat mulut terkunci, terbukalah penglihatan

Lalu cahaya memancar dalam diri kita

Ramadhan tiba tuk berkhidmat pada hati

Dan bersama kita sang penawar hati

(Rumi, Divan-e Syams, puisi ke-370)

Dalam bait ini, Rumi sedang mengambil perumpamaan puasa sebagai penutup mulut. Menurut Rumi, puasa tidak sebatas menjaga mulut untuk tidak makan dan minum, namun juga menjaga mulut untuk tidak menyakiti orang lain, seperti menghardik, menggunjing, memfitnah, dan berbohong. Seperti kata Rumi juga dalam baitnya, puasa dimaknai sebagai api, karena puasa juga menjadi salah satu upaya membakar nafsu dan keinginan duniawi.

Rumi juga menggambarkan puasa seperti kendi yang berisi air jernih, maka bagi orang yang mengabaikannya kendi itu akan pecah, seperti kehilangan sesuatu yang paling berharga bagi kehidupan. Menurut Rumi, puasa juga ibarat ibu. Seorang yang penyayang dan mendidik anaknya layaknya Puasa yang mendidik dan menjaga manusia agar tidak tersesat. Seperti seorang ibu yang menjaga anak-anaknya agar tidak terpisah dan hilang.

Puasa Sebagai Obat Patah Hati Dengan Dunia

Salah satu syair Rumi menyebutkan, “Berpuasalah dengan segenap jiwa, karena puasa adalah raja dari segala obat.” Rumi sedang memberi isyarat bahwa puasa bisa menjadi obat dari segala kekecewaan di dunia. Rumi menyampaikan bahwa puasa berpengaruh secara medis dan psikologis. Secara medis, puasa memberikan banyak manfaat bagi tubuh agar terhindar dari beberapa penyakit.

Secara psikologis, puasa juga bisa menurunkan rasa cemas dan stress akibat kurang stabilnya kesehatan mental. Maka, jika menghadapi persoalan apapun dalam kehidupan di dunia ini, kita bisa menjadikan puasa sebagai obatnya.

Melalui syair-syair Rumi tentang puasa, kita bisa memetik banyak hikmah jika berpuasa di bulan Ramadan nanti. Bagi seseorang yang sedang patah hati dengan dunia, seperti mengalami banyak kekecewaan dan memiliki rasa cemas, maka puasa sebagai obat penawar terbaik. Hadirnya bulan Puasa memberikan harapan bagi umat Islam untuk terlahir kembali membawa lembaran hidup yang baru. Sebuah kabar baik bagi pencari kedamaian batin, bulan Ramadan tinggal menghitung hari, maka siapkanlah diri untuk menyambut dengan sepenuh hati. []

Tags: Bulan PuasaHikmahkehidupanNgaji RumiObatpuasaramadan
Ihza Maulina

Ihza Maulina

Perempuan yang sedang belajar :)

Terkait Posts

Imam Malik

Pendirian Imam Malik Menghargai Tradisi Lokal

29 Maret 2023
Imam Malik

Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal

28 Maret 2023
Flexing Ibadah

Flexing Ibadah selama Ramadan, Bolehkah?

28 Maret 2023
Prinsip Hidup Bersama

Piagam Madinah: Prinsip Hidup Bersama

27 Maret 2023
kehidupan bersama

Pentingnya Memahami Prinsip Kehidupan Bersama

27 Maret 2023
Batasan Sakit yang Membolehkan tidak Puasa

Q & A: Apa Batasan Sakit yang Membolehkan Tidak Puasa di Bulan Ramadan?

27 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Sittin al-‘Adliyah

    Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Pada Awalnya Asing

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kewajiban Orang Tua Menjadi Teladan Ibadah bagi Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Berikan Ruang Anak Muda Dalam Membangun Kotanya
  • Pendirian Imam Malik Menghargai Tradisi Lokal
  • Kewajiban Orang Tua Menjadi Teladan Ibadah bagi Anak
  • Islam Pada Awalnya Asing
  • Jalan Tengah Pengasuhan Anak

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist