• Login
  • Register
Jumat, 11 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

PMS: Siklus Bulanan yang Membuat Perempuan Kebingungan

Kita akui bahwa berbagai perasaan yang muncul saat PMS adalah sesuatu yang harus kita terima namun sulit untuk dikendalikan.

Kholifah Rahmawati Kholifah Rahmawati
20/04/2025
in Personal
0
Siklus Bulanan

Siklus Bulanan

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Entah mengapa beberapa hari ini terasa lebih berat dari hari-hari biasanya, seperti ada sebuah beban yang mengganjal di ulu hati, namun entah apa. Hari-hari yang biasanya berjalan begitu saja mendadak menjadi penuh drama. Apapun yang aku kerjakan seperti serba salah.

Bingung

Ada saja yang menyulut emosi di setiap momennya, dan saat aku mencoba menengok ke belakang untuk sekedar merenungi apa yang sebenarnya terjadi, justru air matalah yang menjadi jawabanya. Sungguh bingung, sebenarnya aku ini kenapa?

Pikiranku masih terus mencari-cari.  Tadi pagi sudah sarapan, saldo di rekening pun masih aman hingga akhir bulan, dateline tugas-tugas juga masih jauh. Perihal romansa… ah, sudah lama aku tak berurusan dengannya. Lalu apa sebenarnya yang mengganguku? 

Adakah yang Salah?

Selain itu, kenapa hari ini sangat menyebalkan, Dari charger hp yang ketinggalan, pelayanan yang tidak ramah, dosen yang tiba-tiba membatalkan kelas, hingga kedai seblak prasmanan yang mendadak tutup. Ya ampun…, apakah hanya karena hal-hal itu? sudah dua jam ini aku tak beranjak dari kasur. Hanya menscroll ponsel sambil sesekali mengusap pipi saat membaca sebuah caption yang cukup related. Adakah yang salah dengan diriku?

Di tengah kebingungan itu, tiba-tiba sebuah postingan dengan caption ”PMS (Premenstrual Syndrome) sebuah fase yang datang setiap bulan, tapi masih sering membuat perempuan bingung dengan dirinya” lewat di berandaku. Membaca itu, seketika aku menghitung tanggal, dan yapp benar saja, siklus bulanan menstruasiku akan datang dalam beberapa hari ke depan.

Baca Juga:

Sudah Saatnya Menghentikan Stigma Perempuan Sebagai Fitnah

Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

Hingga Saat Ini Perempuan Masih Dipandang sebagai Fitnah

Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

Siklus Bulanan (PMS)

Ternyata semua perasaan galau, sedih, marah dan ketidaknyamanan akibat gangguan-gangguan kecil tadi disebabkan oleh faktor PMS. Padahal siklus bulanan ini sudah terjadi selama belasan tahun sejak aku remaja. Namun entah mengapa hal-hal semacam ini masih sering terjadi, bahkan menjadi drama bulanan yang selalu terlambat aku sadari.

Aku yakin hampir semua perempuan pernah berada di titik ini. Mengalami gangguan emosional dan psikologi saat mendekati masa menstruasi, merasa bingung dan baru menyadarinya ketika hari menstruasi itu datang. 

PMS adalah perubahan fisik, emosional, dan perilaku yang terjadi sebelum masa menstruasi. Perubahan ini biasanya muncul antara 5-10 hari sebelum menstruasi, dan akan berangsur membaik saat menstruasi sudah datang. Hal ini bukanlah suatu kelainan, melainkan respon alamiah tubuh perempuan akibat adanya perubahan hormon. Khususnya estrogen dan progesteron yang tidak stabil menjelang menstruasi.

Memahami Tubuh Perempuan

Secara ilmiah, PMS bisa mempengaruhi neurotransmitter di otak, seperti serotonin yang berperan mengatur suasana hati. Saat serotonin turun seseorang bisa menjadi lebih mudah marah, sensitif bahkan mengalami kecemasan dan kesedihan tanpa alasan yang jelas.

PMS adalah sesuatu yang pasti dirasakan oleh setiap perempuan, meskipun pada beberapa orang efeknya bisa berbeda-beda. Ada yang lebih merasakan dampaknya secara psikologis, ada juga yang merasakan dampaknya secara fisik seperti nyeri perut, pegal-pegal, sakit punggung, tumbuh jerawat dsb. Bahkan ada yang merasakan keduanya sekaligus.

Oleh karena itu, jika suatu saat kamu bingung dengan tubuh dan perasaanmu sendiri, merasa mereka berada di luar kendalimu, tak juga menemukan jawaban di kepalamu. Maka berhentilah untuk mencari, apalagi menyalahkan dirimu sendiri. Ini hanyalah sebuah fase yang perlu dilalui perempuan, dan kamu tidak sendirian.

Memberi Ruang

Yang perlu kamu lakukan adalah memberi ruang untuk tubuhmu melewati fase ini. Jika sedang emosional, bukan berarti kamu berlebihan. Atau jika tiba-tiba menangis tanpa sebab bukan berarti kamu lemah, jika merasa tidak bisa mengendalikan diri, bukan berarti kamu gagal. Terkadang hal-hal tersebut hanya butuh penerimaan, bukan perlawanan apalagi penghakiman.

Saat kamu ingin menangis maka menangislah, saat perlu waktu sendiri maka ambilah, saat merasa lelah maka istirahatlah. Peluklah dirimu sendiri, sadarilah bahwa hal-hal tersebut normal dan merupakan bagian dari kodrat perempuan yang Tuhan berikan. Karena menjadi perempuan adalah anugrah meskipun terkadang melelahkan.

Bersikap Bijak

Sebagai perempuan yang mengalami fase PMS, hendaklah kita bersikap lebih aware terhadap diri sendiri. Meskipun perasaan yang muncul saat PMS sangat sulit kita kendalikan, namun dampak buruk dari fase ini bisa kita minimalisir dengan mengidentifikasi penyebabnya lebih awal. Mencatat secara rutin tanggal menstruasi bisa menjadi salah satu caranya. 

Misalnya seminggu sebelum siklus menstruasi, kita bisa menotice diri sendiri bahwa sebentar lagi kita akan memasuki fase PMS. Sehingga kita bisa melakukan persiapan, misalnya dengan memberi sedikit kelonggaran dalam beberapa pekerjaan berat, menghindari hal-hal yang sering menjadi sumber konflik, istirahat yang cukup, refreshing, dll.

Maka, saat fase PMS itu datang dan gangguan-gangguan itu kembali kita rasakan, seharusnya kita tidak perlu  berlarut-larut di dalam nya. Yakni menyalahkan diri sendiri, dan yang terpenting untuk tidak menjadikan orang lain sebagai pelampiasan. 

Kita akui bahwa berbagai perasaan yang muncul saat PMS adalah sesuatu yang harus kita terima namun sulit untuk kita kendalikan. Namun kurang bijak rasanya, saat kita  menjadikan orang lain sebagai sasaran dari ketidakstabilan emosi yang kita rasakan. Di sanalah ujian terberatnya, di mana sebagai perempuan kita harus bisa menahan diri bahkan saat perasaan kita sulit terkendali.

Adapun sebagai orang lain yang berhadapan dengan perempuan PMS, entah itu sebagai teman, pasangan atau keluarga. Kita juga harus bisa memaklumi, berempati serta memberikan ruang bagi mereka untuk mengekspresikan emosinya, dan yang terpenting adalah tidak memberikan justifikasi negatif atau menganggap remeh apa yang mereka rasakan. []

*)Terinspirasi dari coretan Azima Riyana @tumbuhbarengan

Tags: HaidMenstruasiPengalaman BiologisperempuanPMSSiklus Bulanan
Kholifah Rahmawati

Kholifah Rahmawati

Alumni UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan dan Mahasiswa di UIN Sunan Kalijga Yogyakarta. Peserta Akademi Mubadalah Muda 2023. Bisa disapa melalui instagram @kholifahrahma3

Terkait Posts

Berhaji

Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

11 Juli 2025
Ikrar KUPI

Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan

11 Juli 2025
Life After Graduated

Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

10 Juli 2025
Pelecehan Seksual

Stop Menormalisasi Pelecehan Seksual: Terkenal Bukan Berarti Milik Semua Orang

9 Juli 2025
Pernikahan Tradisional

Sadar Gender Tak Menjamin Bebas dari Pernikahan Tradisional

8 Juli 2025
Menemani dari Nol

From Zero to Hero Syndrome: Menemani dari Nol, Bertahan atau Tinggalkan?

7 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Berhaji

    Menakar Kualitas Cinta Pasangan Saat Berhaji

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikrar KUPI, Sejarah Ulama Perempuan dan Kesadaran Kolektif Gerakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalanan Jogja, Kopi yang Terlambat, dan Kisah Perempuan yang Tersisih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Horor, Hantu Perempuan dan Mitos-mitos yang Mengikutinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Life After Graduated: Perempuan dalam Pilihan Berpendidikan, Berkarir, dan Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam dan Persoalan Gender
  • Negara Inklusi Bukan Cuma Wacana: Kementerian Agama Buktikan Lewat Tindakan Nyata
  • Tauhid: Kunci Membongkar Ketimpangan Gender dalam Islam
  • Peran Perempuan dan Perjuangannya dalam Film Sultan Agung
  • Tauhid: Fondasi Pembebasan dan Keadilan dalam Islam

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID