Mubadalah.id – Bila waktu yang ditunggu-tunggu tiba, yaitu tanggal 8 dan 9 Dzhulhijjah, para jamaah haji mulai bergerak bersama dan serentak, berbondong-bondong bagai gelombang lautan meninggalkan kota Makkah menuju ke suatu tanah tandus, maha luas, bernama Arafah. Di sana mereka akan melakukan wukuf di Arafah.
Di sinilah puncak ritual kolosal ini berlangsung. “Al Hajj Arafah” kata Nabi besar Muhammad Saw. Ketika Nabi dulu berhaji, beliau datang ke tempat ini dengan untanya, sesudah sebelumnya bermalam di Mina (tanggal 08 Zulhijjah).
Makna Wukuf Haji
Pada sisi lain, tetapi hari ini banyak cara bisa dilakukan orang, jalan kaki, naik Elf, bus pertengahan atau bus besar, bahkan konon, kelak rangkaian kereta listrik (trem) bakal mengantar para tamu Allah itu ke Mina, begitu matahari tanggal 09 Dzulhijjah, tenggelam.
Di sini jutaan tangan di bawah tenda, di atas tanah terhampar atau di puncak bukit, tadahkan ke langit biru, mengharap ampunan dan rahmat Tuhan. Dalam sebuah hadis Nabi yang artinya:
“Allah menunjukkan kebanggaan di hadapan para Malaikat di Langit, terhadap orang-orang yang ada di Arafat. Dia mengatakan: “Lihatlah hambahamba-Ku itu. Mereka datang kepada-Ku dengan penampilan lusuh dan rambut berdebu” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban).
Sementara itu, Imam Muslim meriyawatkan sebuah hadis yang artinya :
“Tidak ada hari di mana Allah lebih banyak memberikan jaminan bebas dari api neraka kepada hamba-hamba-Nya kecuali pada hari Arafah. Dia mendekat dan memperlihatkan Diri, lalu mengatakan dengan bangga: “Apakah yang mereka minta dari-Ku?” .
Adapun Razin, seorang perawi lain atas hadis ini menambahkan:
“Hai Malaikat-Ku, saksikanlah. Aku mengampuni dosa-dosa mereka.”
Wukuf di Arafah. Makna harfiahnya adalah berhenti atau berdiam diri sejenak di sebuah tempat, medan maha luas.
Dalam ibadah haji, wukuf berarti berada di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah untuk berzikir, berdoa, dan berkontempelasi atau bahkan tidak bisa membaca atau melakukan apa pun.
Selanjutnya, wukuf merupakan kegiatan yang paling utama dan inilah puncak segala proses haji. Begitu utamanya sehingga para jamaah yang tidak sempat berada di tempat ini, maka belum teranggap telah melaksanakan haji.
Dia harus mengulangi hajinya pada kesempatan yang lain. Bumi Arafah, sejak tanggal 8 Dzhulhijjah begitu padat manusia. Hari ini mungkin ada sekitar 3 juta manusia berkumpul di sana. Mereka adalah anak-cucu Adam. Di tempat itu mereka bagai anak-anak manusia dari satu keluarga. Mereka adalah manusia-manusia bersaudara. []