Sabtu, 13 Desember 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Pemulihan Ekologi

    Nissa Wargadipura Tekankan Pemulihan Ekologi Berbasis Aksi Nyata

    ulama perempuan

    Menyulam Arah Gerakan Ulama Perempuan dari Yogyakarta

    Data Pengalaman Perempuan

    Nyai Badriyah: KUPI Menegakkan Otoritas Keagamaan Berbasis Data dan Pengalaman Perempuan

    Halaqah Kubra 2025

    Halaqah Kubra 2025 Jadi Titik Konsolidasi Baru Gerakan Ulama Perempuan

    Halaqah Kubra

    Rektor UIN Sunan Kalijaga Apresiasi KUPI Pilih Kampus sebagai Mitra Penyelenggara Halaqah Kubra

    Halaqah Kubra di UIN

    KUPI Gelar Halaqah Kubra, Rektor UIN Sunan Kalijaga Soroti Data Partisipasi Perempuan di Dunia Islam

    pemberitaan

    Tantangan Media dalam Pemberitaan KDRT

    standar kecantikan

    Budaya Pop dan Standar Kecantikan yang Menyempitkan Perempuan

    Pemberitaan

    Media dan Bias dalam Pemberitaan Kekerasan terhadap Perempuan

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Bencana Alam

    Al-Qur’an dan Peringatan Bencana Alam

    Berbagi

    Berbagi dalam Spiritualitas Keheningan dan Kasih

    Ekologi

    Mereka yang Menjaga Alam, Namun Menjadi Korban: Potret Perempuan di Tengah Krisis Ekologi

    Madrasah Creator KUPI

    Nanti Kita Cerita Tentang Madrasah Creator KUPI dan Halaqah Kubra KUPI

    krisis Laut

    Krisis Ekosistem Laut: Dari Terumbu Karang Rusak hingga Ancaman Mikroplastik

    Laras Faizati

    Laras Faizati: Ancaman Kebebasan terhadap Suara Perempuan

    Haramain

    Haramain dan Wacana Gender: Menimbang Batasan, Akses, dan Partisipasi

    Korban Bencana Alam

    ROI: Mengenal Istilah Penyebab Pejabat Datangi Korban Bencana Alam

    Kekerasan Seksual saat Bencana

    Perempuan, Trauma, dan Kekerasan Seksual saat Bencana

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    Surga

    Ketika Surga Direduksi Jadi Ruang Syahwat Laki-Laki

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Pemulihan Ekologi

    Nissa Wargadipura Tekankan Pemulihan Ekologi Berbasis Aksi Nyata

    ulama perempuan

    Menyulam Arah Gerakan Ulama Perempuan dari Yogyakarta

    Data Pengalaman Perempuan

    Nyai Badriyah: KUPI Menegakkan Otoritas Keagamaan Berbasis Data dan Pengalaman Perempuan

    Halaqah Kubra 2025

    Halaqah Kubra 2025 Jadi Titik Konsolidasi Baru Gerakan Ulama Perempuan

    Halaqah Kubra

    Rektor UIN Sunan Kalijaga Apresiasi KUPI Pilih Kampus sebagai Mitra Penyelenggara Halaqah Kubra

    Halaqah Kubra di UIN

    KUPI Gelar Halaqah Kubra, Rektor UIN Sunan Kalijaga Soroti Data Partisipasi Perempuan di Dunia Islam

    pemberitaan

    Tantangan Media dalam Pemberitaan KDRT

    standar kecantikan

    Budaya Pop dan Standar Kecantikan yang Menyempitkan Perempuan

    Pemberitaan

    Media dan Bias dalam Pemberitaan Kekerasan terhadap Perempuan

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Bencana Alam

    Al-Qur’an dan Peringatan Bencana Alam

    Berbagi

    Berbagi dalam Spiritualitas Keheningan dan Kasih

    Ekologi

    Mereka yang Menjaga Alam, Namun Menjadi Korban: Potret Perempuan di Tengah Krisis Ekologi

    Madrasah Creator KUPI

    Nanti Kita Cerita Tentang Madrasah Creator KUPI dan Halaqah Kubra KUPI

    krisis Laut

    Krisis Ekosistem Laut: Dari Terumbu Karang Rusak hingga Ancaman Mikroplastik

    Laras Faizati

    Laras Faizati: Ancaman Kebebasan terhadap Suara Perempuan

    Haramain

    Haramain dan Wacana Gender: Menimbang Batasan, Akses, dan Partisipasi

    Korban Bencana Alam

    ROI: Mengenal Istilah Penyebab Pejabat Datangi Korban Bencana Alam

    Kekerasan Seksual saat Bencana

    Perempuan, Trauma, dan Kekerasan Seksual saat Bencana

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    Surga

    Ketika Surga Direduksi Jadi Ruang Syahwat Laki-Laki

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

KUPI Muda, dan Tantangan Gerakan Ulama Perempuan

Dalam gerakan KUPI ke depan pelibatan anak muda adalah niscaya. Bagaimana menumbuhkan rasa memiliki dan kebanggaan terhadap hadirnya KUPI

Zahra Amin Zahra Amin
29 November 2022
in Personal, Rekomendasi
0
KUPI Muda

KUPI Muda

456
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Catatan tentang KUPI Muda, saya mulai dari sambutan Ibu Nyai Hj Badriyah Fayumi saat pembukaan kegiatan lokakarya refleksi KUPI di Jakarta awal 2022 silam. Dalam penjelasannya, Ibu Nyai mengatakan bahwa pada Kongres KUPI pertama pada 2017 silam, mengangkat tema yang powerfull. Yakni  “meneguhkan eksistensi ulama perempuan untuk kesemestaan, kemanusiaan, dan kebangsaan.” Dalam 5 tahun ini, menurutnya sudah kuat, dan semakin merambah ke otoritas-otoritas keilmuan non keislaman.

Recognisi Ulama Perempuan

Pengakuan atau recognisi ulama perempuan sudah datang dari pemerintah, sehingga kalau ada isu yang beririsan dengan perempuan dipastikan akan menghubungi KUPI. Masyarakat media juga semakin luas. Recognisi dan eksistensi sudah terjadi, bahkan sampai pada dunia internasional.

Tentu ini peluang yang sangat baik, untuk diolah sangat tepat, formula yang cepat. Diskusi yang panjang bukan soal isunya, tetapi formula yang tepat. Selain itu juga bagaimana harus cepat dengan penggunaan teknologi yang mudah, adaptif, dan akseseble.

Lalu bagaimana dengan peneguhan peran? Dalam pandangan Ibu Nyai Badriyah, lumayan. Ada kondisi yang menurutnya perlu disikapi bersama. Demand lebih tinggi dari pada supply. Meskipun di titik tertentu mengalami kekalahan. Ini peluang sekaligus tantangan ulama perempuan yang harus kita hadapi bersama.

Recognisi yang paling diharapkan dari KUPI, yang kongkrit dan menyentuh grass root (akar rumput/masyarakat bawah), sehingga bagaimana caranya agar ke depan sampai ada pengakuan bahwa “Kau adalah ulamaku.”

Peneguhan Peran Ulama Perempuan

Penguatan recognisi, dan peneguhan peran, harus diamalkan secara lebih luas. Hari ini baru sampai pada lobi dan kekuatan politik. Ke depan berharap kekuatan ini berangkat dari bawah. Tantangan masih sama, yakni patriarki, konservatisme yang mengarah radikalisme, dan gerakan anti feminisme. Atau ada satu komunitas yang menamakan dirinya “KOPI”, yakni komunitas yang membantah semua hal yang KUPI kaji, dengan judul “Islamic Worldview.”

Ibu Nyai Badriyah menegaskan bahwa KUPI mengalami kendala, baik yang kuantitatif dan kualitatif. Tingginya penerimaan ulama perempuan belum sebanding dengan kehadiran ulama perempuan. KUPI belum punya sistem dan pola potensi ulama perempuan. (pola kaderisasi yang sesuai).

Ke depan harapannya lebih banyak lagi kemunculan wajah-wajah baru. KUPI punya banyak perempuan ulama menjadi ulama perempuan. Titik kuat KUPI karena punya satu visi. Bagaimana kekuatan KUPI bisa hadir di masyarakat, bangsa, dan negara.

Analisis Kecenderungan

Berangkat dari kegelisahan Ibu Nyai Badriyah, dan diamini oleh seluruh peserta Refleksi KUPI saat itu, bagaimana ke depan gerakan KUPI mampu merawat simpul lama, dan menghadirkan simpul baru. Bagaimana agar mampu menyisir potensi gerakan ulama perempuan. Baik secara online maupun  offline.

Lalu sasarannya siapa? (segmentasi/target) Aktor-aktor perubahannya siapa? (pelaku/penggerak), dan bagaimana caranya? (strategi). Sehingga jika merunut sejarah pra KUPI pada 2017 pernah terjadi peristiwa politisasi agama, dan komersialisasi agama dalam proses demokrasi di negara ini, yang kemudian terjadi polarisasi di masyarakat (masyarakat terpecah belah). Yakni gerakan 212 atau Pilkada DKI Jakarta. Dari peristiwa tersebut lalu merambah pada gerakan ekonomi syariah.

Di mana dalam konsep tersebut, bagaimana ekonomi Islam membangun ekosistem yang berkeadilan. Satu sisi menjadi life style, ada pemanfaatan momentum, di sisi lain juga menjadi ruang untuk merespon atas sistem ekonomi kapitalisme yang dianggap tidak adil.

Fokusnya pada ekosistem, namun sayangnya dibajak oleh orang yang punya kepentingan bisnis. Dengan kedok manipulasi ekonomi syariah. Patut kita akui, dalam konsep tersebut  ada gerakan yang sangat besar, yang bisa mengumpulkan uang dengan dua hal. Pertama, ekonomi dan agama. Lalu kedua, bisnis atau crowdfunding.

KUPI dan Gerakan Media

Sementara itu jika ingin menggunakan bahasa yang positif, maka ada konsep yang bernama filantropi. Bagaimana ke depan (KUPI), agama menjadi kekuatan dalam sistem ekonomi dan politik. Ini gerakan yang sangat besar untuk menghadang lajunya politisasi agama dengan pandangan yang eksklusif. Di kelompok mereka ekonomi menjadi bagian dari gerakan dengan memanfaatkan ekonomi syariah, KUPI pun mampu untuk melakukannya, tentu dengan cara dan konsep yang berbeda.

Di sisi lain, dalam ekosistem media sosial, gerakan politisasi dan komersialisasi agama menyebarluaskan gagasan dari masing-masing kelompok. Gerakan media sosial yang inklusif terus berkompetisi dengan gerakan media sosial yang eksklusif dan bahkan mempromosikan ekstremisme kekerasan. Untuk menghadapi itu, gerakan media KUPI cukup memiliki prestasi dalam 5 tahun ini, meliputi channel mubadalah.id, channel kiai Faqih, Lingkar Ngaji Keadilan Gender Islam (KGI), dan Kupipedia.id.

Isu otoritarianisme digital juga menjadi catatan penting, berdampak pada terbatasnya ruang gerak publik internet dalam berpendapat, karena masifnya ancaman, serangan digital hingga persekusi. Sedangkan pada tahun 2022 ini, situasi agama semakin menjadi kekuatan penggerak perubahan sosial.

Baik yang berpaham konservatif maupun moderat. Baik ke arah yang lebih eksklusif maupun inklusif. Yang mencolok, agama juga melahirkan gerakan ekonomi umat, dengan berbagai bentuk. Baik itu bisnis, filantropi, maupun pengumpul dana umat.

Perubahan dan Dampak terhadap Perempuan

Perubahan-perubahan dalam dinamika gerakan ini punya dampak tersendiri bagi perempuan. Watak gerakan politisasi agama dan komersialisasi agama adalah maskulin. Kecuali dalam gerakan ekonomi, perempuan terlibat secara aktif untuk mengasilkan value ekonomi, tapi dengan cara-cara domestik. Seperti promosi gerakan berdaya dari rumah. Secara umum, bagi gerakan yang eksklusif, perempuan tetap didomestikasi, perempuan menjadi objek.

Sedangkan, bagi gerakan yang inklusif sepanjang tahun 2017-2022, perempuan mengalami penguatan peran, dari pinggiran ke tengah. Yang paling tercatat adalah gerakan menuntut pengesahan RUU PPRT dan RUU TPKS yang semakin populer dalam wacana publik. Gerakan ini melibatkan hampir semua elemen masyarakat dari lintas identitas dan generasi.

Konsekuensi khusus bagi perjuangan KUPI Muda ke depan, yaitu semakin nyata dan jelas. Kontestasi semakin kentara, nampak jelas. Ada kecenderungan kehadiran KUPI menjadi penting, baik bagi negara maupun masyarakat, untuk menjawab berbagai isu dari perspektif agama.

Deklarasi KUPI Muda di Jepara

Kehadiran jaringan KUPI Muda di Jepara, semakin memperjelas kembali identitas KUPI secara kelembagaan maupun identitas ulama yang merepresentasikan KUPI. Dulu, KUPI dianggap milik bersama gerakan tapi kini kebutuhan sudah berubah. Representasi ulama-ulama KUPI juga multiple identitas, dan belum ada yang benar-benar pede membawa identitas KUPI.

Selain itu, bagaimana menjembatani (gap) potensi pengetahuan anak muda, dan otoritas ulama perempuan, terutama dalam hal teknologi digital, dan media kreatif. Pada moment perhelatan KUPI II di Jepara kemarin, telah terfasilitasi dalam salah satu halaqah paralel. Yakni “Dakwah Kekinian Jaringan Muda KUPI: Digital dan Non-Digital.”

Hadir dalam kesempatan itu, narasumber Kalis Mardiasih, Sarjoko dari Tim Media Seknas Gusdurian, dan Nyai An An Aminah dari Ponpes Ar-Risalah Ciamis. Sementara saya menemani mereka sebagai moderator dalam halaqah tersebut. Peserta, yang dominan santri, pelajar dan maahsiswa nampak antusias mengikuti kegiatan hingga selesai acara.

Lalu pada hari berikutnya, ada agenda Halaqah Refleksi Paralel, dengan tema “Kerja-kerja Jaringan Anak Muda Milenial.” Kegiatan ini digawangi Hijroatul Maghfiroh dan Andi Faizah. Dalam kesempatan ini banyak sekali ide dan gagasan anak muda menyikapi berbagai persoalan dan realitas sosial yang ada di sekitarnya. Terutama jika terkait dengan visi KUPI pada nilai-nilai kemanusiaan, kebangsaan dan kesemestaan.

Gerakan KUPI Muda

Dalam gerakan KUPI ke depan pelibatan anak muda adalah niscaya. Bagaimana menumbuhkan rasa memiliki dan kebanggaan terhadap hadirnya KUPI, yang dengan lantang ketika ada yang meneriakkan satu kalimat “Kau adalah Ulamaku.” Kemudian mereka sambut pula dengan pelukan hangat, “Kau adalah penerus cita-citaku”, sehingga tongkat estafet perjuangan dari gerakan KUPI bisa simultan dan berkelanjutan.

Seluruh ide, gagasan, dan konsep besar yang termaktub dalam Ikrar Joglo Bangsri, Ikrar KUPI Muda, 5 pandangan keagamaan, dan 8 rekomendasi hasil KUPI II mampu kita terjemahkan dengan beragam bahasa, yang bisa dipahami oleh siapa saja.

Terlepas apapun latar belakangnya, semua merasa diakui, diberi ruang dan kesempatan, diberdayakan, didukung, didampingi, dan dibela hak-haknya. Atas nama kemanusiaan, kebangsaan, dan keislaman yang rahmatalil alamin.

Ikrar Joglo Bangsri Jepara tentang Jaringan Muda KUPI

Kami jaringan muda KUPI adalah bagian dari ulama perempuan Indonesia yang memiliki potensi keulamaan, berkomitmen untuk menjalankan misi tauhid dan risalah Nabi Muhammad SAW secara konsisten dalam membangun peradaban sesuai perkembangan zaman tanpa melupakan warisan pandangan dan tradisi baik dari para ulama terdahulu.

Kami, jaringan muda KUPI berkomitmen untuk memperkuat jejaring dan mengawal advokasi bagi mereka yang terpinggirkan sebagai bagian dari solusi bagi bangsa dan semesta. Untuk itu, otoritas keulamaan perempuan wajib terus dirawat dan dikembangkan agar menjadi kekuatan transformatif di ruang khidmatnya masing-masing.

Kami jaringan muda KUPI siap untuk bergerak, berkarya dan berkolaborasi demi mewujudkan cita-cita universal Islam dengan memanfaatkan berbagai ruang, termasuk ruang-ruang digital. Jaringan muda KUPI berkomitmen untuk mendorong dan mempercepat kebijakan terkait isu-isu krusial kemanusiaan dan kesemestaan dalam mempromosikan perlawanan terhadap ketidakadilan.

Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kami jaringan muda KUPI menolak segala cara pandang beragama dan berbangsa yang ekstrem dalam memaksa kelompok yang berbeda, sehingga mengakibatkan tergoncangnya harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara. (Ponpes Hasyim Asyari Bangsri Jepara, 26 November 2022/02 Jumadil Ula 1444 H). []

Tags: Hasil KUPI IIKongres Ulama Perempuan IndonesiaKUPI IIKUPI Mudaulama perempuan
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

ulama perempuan
Aktual

Menyulam Arah Gerakan Ulama Perempuan dari Yogyakarta

13 Desember 2025
Halaqah Kubra 2025
Aktual

Halaqah Kubra 2025 Jadi Titik Konsolidasi Baru Gerakan Ulama Perempuan

13 Desember 2025
Madrasah Creator KUPI
Personal

Nanti Kita Cerita Tentang Madrasah Creator KUPI dan Halaqah Kubra KUPI

12 Desember 2025
P2GP
Aktual

P2GP Harus Diakhiri: KUPI Minta Negara Serius Libatkan Ulama Perempuan dalam Setiap Kebijakan

21 November 2025
Fatwa KUPI P2GP
Aktual

Fatwa KUPI Jadi Motor Advokasi: UNFPA Puji Tiga Tahun Kerja Ulama Perempuan Menghapus P2GP

20 November 2025
Ulama Perempuan Rahima
Publik

Dari Rahima, Alimat, hingga Fahmina: Fondasi Kuat Gerakan Ulama Perempuan Indonesia

19 November 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ekologi

    Mereka yang Menjaga Alam, Namun Menjadi Korban: Potret Perempuan di Tengah Krisis Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berbagi dalam Spiritualitas Keheningan dan Kasih

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Badriyah: KUPI Menegakkan Otoritas Keagamaan Berbasis Data dan Pengalaman Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nanti Kita Cerita Tentang Madrasah Creator KUPI dan Halaqah Kubra KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Halaqah Kubra 2025 Jadi Titik Konsolidasi Baru Gerakan Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Nissa Wargadipura Tekankan Pemulihan Ekologi Berbasis Aksi Nyata
  • Film Gowok: Ketika Kebencian Menghancurkan Rasa Kemanusiaan
  • Menyulam Arah Gerakan Ulama Perempuan dari Yogyakarta
  • Al-Qur’an dan Peringatan Bencana Alam
  • Nnena Kalu Melawan Tiga Sekat: Difabilitas, Perempuan, lagi Kulit Hitam

Komentar Terbaru

  • Refleksi Hari Pahlawan: Tiga Rahim Penyangga Dunia pada Menolak Gelar Pahlawan: Catatan Hijroatul Maghfiroh atas Dosa Ekologis Soeharto
  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID