• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Buku Muslimah Reformis: Pentingnya Memberikan Perhatian Kepada Ibu Hamil

Hal inilah yang mengantarkan saya pada pemahaman bahwa penghormatan dan bakti pada ibu itu bukan hanya ketika ia telah melahirkan dan mengasuh anaknya. Tetapi mulai sejak menjalani peran-peran reproduksinya (menstruasi, hamil, melahirkan, nifas dan menyusui)

Muhammad Farid Najah Muhammad Farid Najah
23/06/2023
in Buku
0
Buku Muslimah Reformis

Buku Muslimah Reformis

841
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Judul Buku : Muslimah Reformis (Perempuan Pembaru Keagamaan)
Penulis : Siti Musdah Mulia
Penerbit : Mizan
Tahun Terbit : 2004
Jumlah Halaman : 568 Halaman

Mubadalah.id – Beberapa hari ini saya tengah membaca buku “Muslimah Reformis (Perempuan Pembaru Keagamaan)” karya Prof. Dr. Siti Musdah Mulia. Beliau adalah aktivis perempuan dan penulis perempuan yang cukup terkenal di Indonesia.

Dari semua tema yang dibahas oleh Musdah Mulia dalam buku Muslimah Reformis ada satu topik yang membuat saya tertarik dan masih sangat relevan jika saya bagikan dalam tulisan sederhana ini. Pembahasan tersebut ialah tentang “pentingnya mencegah kematian ibu hamil akibat melahirkan.”

Dilansir dari detik.com disebutkan bahwa Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mencatat angka kematian ibu pada tahun 2022 berkisar 183 per 100 ribu kelahiran.

Sekjen Pokja Penurunan AKI dan Stunting dari Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dr Dwiana Octavianty, SpOG(K) juga menyampaikan bahwa kematian ibu terjadi bukan hanya karena terlambat datang pemeriksaan atau terlambat mendapat penanganan.

Tingginya angka kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari fase sebelum hamil, yaitu kondisi perempuan subur yang mengalami anemia, kurang kalori, obesitas, dan mempunyai penyakit penyerta.

Baca Juga:

Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki

Peran Penting Ayah di Masa Ibu Menyusui

Tana Barambon Ambip: Tradisi yang Mengancam Nyawa Ibu dan Bayi di Pedalaman Merauke

Aborsi Menjadi Salah Satu Penyebab Tingginya Angka Kematian Ibu

Hal yang sama juga disampaikan oleh Musdah Mulia bahwa secara ilmiah sebab utama kematian ibu di Indonesia pada umumnya adalah karena pendarahan (terutama pasca salin), ieklampsia, dan preeklampsia (tekanan darah tinggi yang terjadi pada saat kehamilan), infeksi, serta persalinan macet.

Secara fisik, hal ini terjadi karena masih banyak ibu yang terlalu muda melahirkan, terlalu singkat jarak antara persalinan, terlalu sering melahirkan, dan juga karena faktor melahirkan pada usia yang sudah terlalu tua.

Rendahnya Pendidikan

Selain itu masih dalam buku yang sama, Musdah Mulia menyebutkan bahwa rendahnya tingkat pendidikan bagi perempuan menjadi faktor yang memengaruhi tingkat kesehatan yang diharapkan. Perempuan masih dibebani sederet pekerjaan yang sehari-hari dikategorikan sebagai pekerja domestik.

Dengan demikian sangat diperlukan bagi masyarakat untuk mengubah pandangan budaya yang selalu menempatkan perempuan dalam posisi subordinat dan marjinal yang menyebabkan perempuan tidak mandiri dan sulit mengambil keputusan khususnya menyangkut kesehatan dan keselamatan dirinya sebagai ibu.

Sejalan dengan itu, lingkup situasi sosial tempat ibu hidup juga turut ikut berkontribusi membentuk lingkaran yang membuat kemunculan fisik itu menjadi sesuatu yang ada secara terus menerus.

Apalagi ini diperparah oleh kultur patriarki dan sistem masyarakat yang bias gender. Serta disakralkan dengan ajaran agama yang misoginis atau merendahkan dan merugikan perempuan.

Ajaran agama tersebut salah satunya ialah tentang konsep surga di telapak kaki ibu. Ungkapan “al Jannah tahta aqdam al-ummahat” (surga di bawah telapak kaki ibu) sudah sangat populer di telinga umat Islam. Sejatinya ungkapan ini agar seluruh umat manusia hormat dan berbakti pada ibu yang telah mengandung dan mengasuh kita.

Banyak Ibu Menderita

Namun, kenyataan tersebut jauh dari harapan. Seperti yang saya sampaikan di atas, menunjukkan bahwa melalui data angkat kematian ibu di tahun 2022 mempertegas bahwa begitu banyak ibu yang menderita, mengalami kesakitan, dan kematian akibat melahirkan.

Oleh karena itu melihat tingginya jumlah kasus kematian ibu di Indonesia, ungkapan tersebut memang relevan. Karena nyatanya kematian lebih cepat menghampiri sang ibu.

Hal ini juga mendapat dukungan dari ungkapan Imam al-Nawawi dalam kitab ‘Uqud al-Lujjain, yang mengatakan bahwa ada empat golongan perempuan yang masuk surga dengan menukil hadis Nabi Saw yang artinya:

“Empat golongan perempuan berada di surga dan empat lagi di neraka. Nabi lalu menyebutkan keempat golongan perempuan yang berada di surga, yaitu: 1) perempuan yang memelihara diri. 2) taat kepada Allah dan suaminya. 3) banyak anaknya. dan 4) sabar menerima rezeki apa aadanya dari suami dan pemalu. Jika suaminya meninggalkannya pergi, dia memelihara diri dan hartanya. Jika suaminya berada di rumah, dia mengekang lisannya”.

Dari empat golongan tersebut, salah satu ciri perempuan yang masuk surga adalah ibu yang banyak anak dan sering melahirkan. Pandangan ini menurut Musdah Mulia tentu saja sangat tidak kondusif bagi upaya membangun keluarga sakinah. Serta keluarga yang memperhatikan kesehatan dan ketentraman, juga kebahagiaan ibu.

Sebab dalam kenyataannya menunjukkan bahwa semakin banyak atau semakin sering perempuan melahirkan, maka angka kematian ibu akan semakin tinggi. Oleh karena itu narasi-narasi keagamaan semacam itu sudah sangat tidak relevan, dan baiknya tidak lagi kita pakai.

Empat Rekomendasi Menekan Angka Kamatian Ibu

Terlepas dari faktor-faktor penyebab tingginya angka kematian ibu di Indonesia, Musdah Mulia memberikan empat rekomendasi untuk menekan angka kematian ibu melahirkan di tanah air sebagai bagian dari concern penegakan hak- hak perempuan.

Pertama, mengubah pandangan budaya yang selalu menempatkan perempuan dalam posisi subordinat dan marginal. Hal inilah yang menyebabkan perempuan tidak mandiri dan tidak bisa mengambil keputusan dalam keluarga. Khususnya menyangkut kesehatan dan keselamatannya sebagai ibu.

Kedua, melakukan dekonstruksi atas pemahaman keagamaan yang tidak kondusif. Khususnya bagi upaya menekan angka kematian ibu melahirkan dan selanjutnya memperkenalkan. Serta mensosialisasikan ajaran ajaran agama yang apresiatif terhadap nilai-nilai kemanusiaan, prinsip-prinsip demokrasi, pluralisme. Termasuk kesetaraan dan keadilan gender.

Ketiga, merevisi sistem pendidikan agama yang terlalu menekankan pada aspek kognitif semata. Melainkan merumuskan suatu sistem pendidikan agama yang dapat mengubah perilaku keagamaan seseorang menjadi manusia yang berakhlak mulia. Serta peduli pada persoalan sekitarnya serta berguna bagi sesamanya.

Keempat, melatih para pemuka agama dari berbagai agama: kiai, nyai, pastor, pendeta, biksu, dan sebagainya. Demikian pula para penghulu dan PPN di KUA, dan para penyuluh agama. Serta mubaligh, dan mubaligah agar memasukkan isu kematian ibu melahirkan dalam materi dakwah mereka. Terlebih bersama jamaah mereka masing-masing mencari solusi konkret dari persoalan tersebut.

Berangkat dari uraian Musdah Mulia dalam buku Muslimah Reformis tentang pentingnya memberikan perhatian pada ibu hamil. Hal inilah yang mengantarkan saya pada pemahaman bahwa penghormatan dan bakti pada ibu itu bukan hanya ketika ia telah melahirkan dan mengasuh anaknya. Tetapi mulai sejak menjalani peran-peran reproduksinya (menstruasi, hamil, melahirkan, nifas dan menyusui). []

Tags: bukuhamilIbuMemberikanMuslimah ReformisPerhatina
Muhammad Farid Najah

Muhammad Farid Najah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon

Terkait Posts

Herland

Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki

16 Mei 2025
Neng Dara Affiah

Islam Memuliakan Perempuan Belajar dari Pemikiran Neng Dara Affiah

10 Mei 2025
Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati

Falsafah Hidup Penyandang Disabilitas dalam “Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati”

25 April 2025
Buku Sarinah

Perempuan dan Akar Peradaban; Membaca Ulang Hari Kartini Melalui Buku Sarinah

23 April 2025
Toleransi

Toleransi: Menyelami Relasi Ketuhanan, Kemanusiaan, dan Keberagaman

23 Maret 2025
Buku Syiar Ramadan Menebar Cinta untuk Indonesia

Kemenag RI Resmi Terbitkan Buku Syiar Ramadan, Menebar Cinta untuk Indonesia

20 Maret 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

    KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version